- Sejumlah pemain Malaysia menyuarakan penolakan terhadap wacana pemotongan gaji.
- Wacana ini mencuat setelah FAM dan MFL berikan lampu hijau kepada tim untuk berdiskusi dengan pemain perihal pemotongan gaji.
- Namun, pemotongan gaji dianggap memiliki dampak serius terhadap pemain, khususnya yang bergaji kecil.
SKOR.id - Pandemi virus corona atau Covid-19, memaksa kompetisi Liga Malaysia musim 2020 dihentikan untuk sementara waktu.
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan operator kompetisi, Malaysian Football League (MFL), telah memutuskan untuk menunda kompetisi sejak Senin (16/3/2020).
Serupa dengan apa yang terjadi di Indonesia, muncul wacana pemotongan gaji pemain karena kompetisi tidak berjalan.
Baca Juga: Ini Arahan Federasi Sepak Bola Malaysia soal Potong Gaji Efek Corona
Sebab, setiap tim dipastikan kehilangan sumber pemasukan karena tidak ada pertandingan.
Wacana ini menuai pro dan kontra di Negeri Jiran. Sebagian pemain bahkan tidak sepakat dengan rencana tersebut.
Baca Juga: Selepas Bela Persija pada 2003, Pemain Asing Ini Jadi Penyanyi di Brasil
Salah satu pemain yang menyuarakan ketidaksetujuan atas wacana itu adalah Muhammad Gopi Rizki.
Mantan pemain timnas Malaysia yang kini merumput bersama Pahang FA itu menegaskan, pemain tak boleh menjadi korban meski klub menghadapi krisis keuangan.
Pemotongan gaji ini, lanjut Gopi Rizky, bakal memiliki dampak besar terhadap pemain, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Baca Juga: Tertahan di Malaysia karena Corona, Pemain Asing Ini Hanya Bisa Pasrah
"Secara pribadi, saya tidak setuju jika tim memotong gaji pemain. Ini akan berdampak besar pada kinerja mereka," ujar Gopi Rizky, dikutip dari Berita Harian.
"Pemain yang berpenghasilan tinggi tidak akan terkena dampak. Namun, bagi mereka yang berpenghasilan rendah, berapa banyak yang tersisa untuk diberikan kepada keluarga?" katanya
Selain itu, pemain berusia 30 tahun itu mendesak FAM untuk memberikan perhatian kepada nasib pemain.
Sebab, FAM dan MFL sempat memberikan lampu hijau kepada klub kontestan untuk menjalin negosiasi dengan pemain perihal pemotongan gaji.
Sementara itu, pendapat senada juga dilontarkan pemain Melaka United, Ahmad Syamim Yahya.
Baca Juga: Kisah Eks-pelatih Timnas Indonesia yang Terkurung di Malaysia
Menurut Syamim, tak semestinya klub memotong gaji pemain. Ia juga kembali menegaskan bahwa pemain yang mendapat gaji kecil bakal merasakan dampaknya.
"Pemotongan gaji yang dilakukan oleh tim akan menimbulkan rasa kecewa dan kemarahan di setiap pemain, meski mereka tidak menyampaikan itu secara langsung," ujarnya.
"Saya berharap tidak ada keputusan pemotongan gaji pemain karena wabah virus corona."
"Sebagai gantinya, tim harus berusaha untuk mengisi dana mereka mulai dari sekarang," kata winger berusia 29 tahun ini.
Baca Juga: Efek Corona di Brasil, Dua Bisnis Eks-bintang Persija Terpaksa Tutup