- Badan sepak bola Eropa, UEFA, beberkan kerugian materi yang dialam jika Euro 2020 ditunda satu tahun.
- Penundaan tersebut terancam terealisasi jika pandemi COVID-19 yang disebabkan virus Corona tak kunjung mereda.
- UEFA membeberkan tiap klub serta liga di Eropa harus membayar £275 juta atau sekitar Rp5 triliun lebih jika EURO 2020 ditunda hingga tahun depan.
SKOR.id - Badan sepak bola Eropa UEFA, ungkap kerugian materi yang akan dialami jika Euro 2020 ditunda hingga 2021.
Perhelatan kompetisi tertinggi antar negara Eropa, Euro 2020, sedang dalam ancaman.
Pasalnya, belum ada kejelasan tentang nasib kompetisi dua tahunan tersebut di tengah kekhawatiran penyebaran virus Corona.
Sebelumnya lima liga top Eropa resmi ditunda akibat pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona.
Penundaan tersebut tentunya membuat penyelenggara liga harus memutar otak jika ingin melanjutkan kompetisi.
Baca Juga: Hendra Setiawan Isi Waktu Karantina dengan Main Video Game
Padahal Piala Eropa 2020 akan diselenggarakan pada 12 Juni-12 Juli tahun ini.
Sehingga penyelenggara liga domestik tersebut mau tak mau harus menyelesaikan liga sebelum Euro 2020 atau mencari alternatif lainnya.
Alternatif lain yang muncul ke permukaan adalah menunda Euro 2020 ke akhir tahun untuk memberi waktu penyelenggara liga menyelesaikan kompetisi.
Bahkan Piala Eropa 2020 sempat diusulkan untuk ditunda hingga tahun depan akibat khawatir pandemi COVID-19 tak mereda di akhir tahun.
Namun pendapat tersebut tak terlalu disukai oleh UEFA selaku badan sepak bola Eropa.
Baca Juga: Daftar 5 Kiper Paling Sibuk di Liga 1 2020
UEFA pun akhirnya membeberkan kerugian materi apabila Euro 2020 ditunda hingga 2021.
UEFA mengungkapkan, tiap klub dan liga harus 'membayar' uang yang cukup besar kepada badan sepak bola Eropa tersebut untuk menutupi kerugian.
Jumlahnya pun terbilang fantastis, yakni, £275 juta atau sekitar Rp5 triliun lebih.
Selain getol tetap ingin menyelenggarakan Euro 2020 sesuai jadwal, UEFA juga tetap ingin menyelesaikan Liga Champions dan Europa musim ini.
Sehingga membuat permintaan UEFA soal bayaran tersebut menjadi semakin di luar nalar yang didasari oleh faktor ekonomi seluruh klub di Eropa yang pastinya menurun akibat tak adanya pendapatan dari pertandingan.
Baca Juga: Presiden FIM: MotoGP Bisa Berlanjut sampai Januari 2021