- Hakeem Olajuwon menjadi satu nama tenar yang berhasil menaklukkan partai-partai besar NBA di tengah puasa Ramadan.
- Pada awal kariernya, Hakeem Olajuwon memilih untuk tidak berpuasa pada hari-hari pertandingan.
- Namun, Ia mulai istiqomah berpuasa sejak Februari 1995 meski melakoni laga.
SKOR.id - Sosok legenda basket, Hakeem Olajuwon, menjadi salah satu nama besar pebasket muslim di kompetisi NBA.
Kisah Hakeem Olajuwon pun beragam, mulai dari masuk pada NBA All-Rookie First Team pada 1985 hingga dua kali meraih gelar juara NBA pada tahun 1994 dan 1995.
Momen pertengahan 1990-an menjadi cerita besar dalam karier Hakeem Olajuwon. Muslim di Amerika saat itu dipandang dengan stigma negatif, terutama terkait dengan terorisme.
Olajuwon lalu menantang dirinya untuk menjalankan puasa sambil melakoni laga NBA selama bulan Ramadhan. Upayanya ini untuk menampilkan sisi lain dari seorang Muslim.
Diwawancarai Undefeated, Olajuwon mengakui bahwa Ia merasa lebih kuat dan berenergi meski bermain di tengah puasa.
“Puasa itu terkait dengan pola pikir spiritual. Itu memberi Anda stamina yang dibutuhkan untuk bermain. Melalui rahmat Allah, saya selalu merasa lebih kuat dan lebih energik selama Ramadhan,” kata Hakeem Olajuwon.
Mantan rekannya, Robert Horry, juga mengakui kehebatan Olajuwon. Ia takjub sang legenda bisa bermain tanpa minum sepanjang laga.
“Sepanjang 48 menit untuk permainan, dan Anda untuk bermain 42 menit tanpa minum, itu sangat fenomenal,” kata Robert Horry.
Sempat tak berpuasa di awal kariernya
Cerita pembuktian Olajuwon selama Ramadan berawal dengan rumit. Saat membela Houston Rockets, Olajuwon memilih tidak berpuasa saat hari pertandingan.
Hingga pada Ramadan yang berlangsung sepanjang Maret 1992, Olajuwon terlibat konflik dengan manajemen Rockets.
Saat itu, Olajuwon bersyukur bisa berpuasa karena tidak diturunkan dalam laga-laga setelah diskors dari tim.
“Mereka telah menangguhkan saya, jadi saya tidak menghasilkan uang. Tapi bisa berpuasa, itu tak ternilai harganya,” kata Hakeem Olajuwon.
Hakeem Olajuwon saar itu mengambil "kondisi khusus" untuk tidak berpuasa karena pekerjaannya sebagai pebasket. Ia mengakui bahwa mengganti puasanya saat musim NBA usai.
“Saya tidak bisa melakukannya pada hari-hari pertandingan. Jadi yang harus saya lakukan adalah menebus hari-hari yang saya rindukan setelah musim.”
Hijrah pada 1993
Hakeem Olajuwon mulai berpuasa Ramadhan selama musim 1993. Keputusan center bertinggi 7 kaki ini dipengaruhi pemain Muslim NBA lainnya, Mahmoud Abdul-Rauf.
Dalam perbincangannya, Hakeem Olajuwon dan Mahmoud Abdul-Rauf menilai bahwa mereka ingin membuktikan diri sebagai muslim yang baik di tengah stigma negatif sebagai muslim.
"Kami mendiskusikan kegembiraan dan motivasi untuk terus maju," kata Olajuwon.
Giannis Antetokounmpo joins Michael Jordan and Hakeem Olajuwon as the only players in NBA history to win #KiaMVP and #KiaDPOY in the same season! pic.twitter.com/7P1f4yMDSA— NBA (@NBA) September 18, 2020
Pilihan tersebut ternyata membawa berkah pada karier Olajuwon. Sang legenda berada di puncak performanya pada 1994 dan 1995.
Olajuwon yang mulai istiqomah berpuasa pada hari-hari pertandingan berhasil dinobatkan sebagai NBA Player of the Month Februari 1995, di tengah Ramadan.
Hakeem Olajuwon juga terus berpuasa di tengah laga hingga Ramadan tahun 1996-1997 dan masih bisa tampil apik di lapangan.
Kritik yang muncul menyerang Hakeem Olajuwon terkait pilihan berpuasa pun dibuktikan dengan dua cincin juara yang didapatkan pada NBA Finals 1994 dan 1995.
Secara statistik, penampilannya pun sama sekali tak menurun. Catatan poinnya bahkan tak memudarkan kualitasnya sebagai Center bintang lima.
Sepanjang musim 1994-1995 hingga 1996-1997, produktivitas poin Hakeem Olajuwon pun berada di atas rata-rata musimnya saat itu. Catatan ini tampak luar biasa mengingat Olajuwon berhadapan dengan bintang NBA lainnya seperti Michael Jordan, Patrick Ewing, hingga Charles Barkley.
Kini, kisah Hakeem Olajuwon menjadi motivasi bagi beberapa pemain di NBA seperti Enes Kanter hingga Jaylen Brown.
Statistik Hakeem Olajuwon sepanjang Ramadan
Musim 1994-1995 | Musim Reguler | Ramadan |
Turun laga | 72 laga | 15 laga |
Menit bermain | 39.6 | 39.7 |
Poin per laga | 27.8 | 29 |
Rebound per laga | 10.8 | 10 |
Assist per laga | 3.5 | 3.9 |
Steal per laga | 1.8 | 1.7 |
Blok per laga | 3.4 | 3.3 |
Musim 1995-1996 | Musim Reguler | Ramadan |
Turun laga | 72 laga | 13 laga |
Menit bermain | 38.8 | 40.5 |
Poin per laga | 26.9 | 26.1 |
Rebound per laga | 10.9 | 9.7 |
Assist per laga | 3.6 | 2.8 |
Steal per laga | 1.6 | 1.1 |
Blok per laga | 2.9 | 2.8 |
Musim 1996-1997 | Musim Reguler | Ramadan |
Turun laga | 78 | 14 |
Menit bermain per laga | 36.6 | 37.3 |
Poin per laga | 23.2 | 25.4 |
Rebound per laga | 9.2 | 8.3 |
Assist per laga | 3.0 | 3.4 |
Steal per laga | 1.5 | 2.1 |
Blok per laga | 2.2 | 2.1 |
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Cerita Ramadan lainnya:
CERITA RAMADAN: Cinta Franck Ribery kepada Wahiba, Jadilah Masjid di Allianz Arena
CERITA RAMADAN: Mohamed Salah dan Sadio Mane, Sujud di Lapangan dan Sujud di Al-Rahma