- NSH Jakarta memastikan bakal memotong gaji pemain selama IBL 2020 terhenti.
- Manajer Tim NSH Jakarta Yusuf Arlan Ruslim menyatakan pemotongan gaji bisa mencapai 50 persen.
- Pemain NSH Jakarta Widyanta Putra Teja legawa gajinya dipotong mengingat keuangan tim terdampak Covid-19.
SKOR.id – Unggulan pertama di play-off Indonesian Basketball League (IBL) 2020, NSH Jakarta bakal memotong gaji pemainnya.
Keputusan ini terpaksa diambil menyusul penangguhan kompetisi akibat pandemi global Covid-19 yang juga tengah mewabah di Tanah Air.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Manajer Tim NSH Jakarta, Yusuf Arlan Ruslim, pada Sabtu (18/4/20).
Yusuf Arlan Ruslim mengatakan, NSH sangat terdampak dengan pandemi Covid-19. Sebab, IBL sudah berhenti satu bulan sehingga tim sama sekali tak mendapat pemasukan.
Berita IBL Lain: Setelah Covid-19 Mereda, Kesiapan Tim-tim IBL Akan Diuji
Bahkan, Yusuf Arlan Ruslim tidak menutup kemungkinan jika pemotongan gaji para pemain nantinya bisa mencapai 50 persen.
Yang jelas, saat ini manajemen masih mencari formula yang pas agar pemain maupun klub tidak mengalami kerugian yang signifikan.
“Kami masih melakukan rapat dengan pemilik klub. Karena dampak virus corona, klub tak ada pemasukan,” Yusuf Arlan Ruslim mengungkapkan
“Kemungkinan kami akan memotong gaji pemain pada kisaran 30 sampai 50 persen,” pria yang akrab disapa Arlan itu menambahkan.
Ia melanjutkan bahwa besaran persentase pemotongan gaji memang sangat bergantung dengan hasil rapat pemilik klub.
Intinya, NSH Jakarata berkomitmen untuk membayar pemain-pemainnya sesuai dengan standar yang mereka miliki.
Opsi pemotongan gaji yang dilakukan klub sudah mendapat restu dari manajemen IBL. Itu diputuskan dalam rapat virtual yang dilakukan IBL dengan perwakilan tim-tim peserta.
“Yang jelas, sekarang kami berharap pandemi ini segera berakhir agar keadaan kembali normal,” kata Yusuf Arlan Ruslim.
Berita IBL Lain: IBL Terganggu Covid-19, Satria Muda Masih Bayar Penuh Gaji Pemain
Pemain andalan NSH Jakarta Widyanta Putra Teja mengaku memahami kondisi keuangan timnya yang terdampak Covid-19.
Oleh karena itu, para pemain mau tidak mau harus setuju jika tim terpaksa melakukan pemotongan gaji akibat ketiadaan kompetisi.
Mantan pemain Stapac Jakarta ini mengatakan, apa pun yang diputuskan manajemen adalah hal terbaik.Sebab, itu juga demi kesehatan finansial klub.
“Para pemain tidak tahu seberapa parah kesulitan keuangan yang dialami klub. Namun, kami tidak bisa untuk tak setuju karena semuanya terdampak virus corona,” Widyanta Putra Teja mengungkapkan.
Tanpa adanya kompetisi, sumber pendanaan klub dari sponsor otomatis terhenti. Apalagi, perusahaan penyokong pun turut mengalami penurunan pemasukan akibat Covid-19.