- Sebuah hypercar listrik tampaknya lebih mungkin untuk digarap.
- Dengan peraturan Euro 7 yang mulai berlaku akhir dekade ini, peluang melihat mobil jalan raya bermesin F1 jadi sangat kecil.
- Salah satu dari tiga platform yang sedang dikerjakan Mercedes adalah AMG.EA untuk mobil sport listrik murni.
SKOR.id – The One akan tetap menjadi unicorn bagi AMG, karena divisi performa tinggi Mercedes tidak akan mengembangkan hypercar legal jalanan lainnya dengan jantung mobil F1.
Hal tersebut ditegaskan Direktur pengembangan kendaraan Affalterbach, Steffen Jastrow, belum lama ini.
Kepada CarSales pada peluncuran C63 S di Australia, ia menyebut tidak akan ada penerus langsung Mercedes-AMG One karena peraturan emisi yang lebih ketat.
Setelah mengerjakan mobil tersebut, dia mengaku sulit membuat Mercedes-AMG One sesuai dengan standar WLTP.
"Saya tidak akan mengatakan kami tidak akan pernah memiliki hypercar baru, tetapi belum ada rencana untuk itu,” kata Jastrow, dikutip dari Motor1, Kamis (19/1/2023).
“Tapi hypercar berdasarkan powertrain Formula 1? Saya pikir itu bukanlah peluang,” ia menambahkan.
“Saya pikir jika Anda ingin memilikinya pada masa depan, bukan hanya AMG atau Mercedes yang dapat membawa mesin Formula 1 ke mobil produksi.”
“Saya pikir (AMG-One) ini adalah satu kali produksi – satu momen yang kami pilih untuk melakukan itu.”
Dengan peraturan Euro 7 yang mulai berlaku akhir dekade ini, peluang untuk melihat mobil jalan raya bermesin F1 menjadi sangat kecil.
Tidak mengherankan, Jastrow jauh lebih optimistis terhadap prospek hypercar listrik.
Menurutnya, akan lebih mudah untuk menyertifikasi mesin performa nol emisi untuk penggunaan jalan raya.
Sebagai penyegar, AMG tidak asing dengan konsep ini, setelah membangun sembilan unit SLS AMG Electric Drive quad-motor sekitar satu dekade lalu.
Dengan konsep Vision AMG yang diluncurkan tahun lalu, Mercedes membuka jendela ke masa depan kinerja listrik.
Salah satu dari tiga platform yang sedang dikerjakan pabrikan asal Jerman ini adalah AMG.EA untuk mobil sport listrik murni.
Kendaraan ini sedang dikembangkan dari segala aspek, dan bertujuan memberikan teknologi drivetrain revolusioner.
Hal tersebut disampaikan CEO AMG Philipp Schiemer, yang akan mengundurkan diri pada 1 Maret 2023 mendatang.
Sementara itu, AMG telah memulai produksi Mercedes-AMG One dan baru-baru ini mengirimkan mobil pertamanya ke pelanggan.
Hanya 275 unit yang dibuat, dan sudah lama terjual habis. Ini adalah kendaraan jalan raya tercepat yang pernah beraksi di beberapa trek penting.
Termasuk Sirkuit Nordschleife, Hockenheim (tata letak Grand Prix), dan Red Bull Ring.
Mercedes-AMG One sebenarnya bukanlah satu-satunya hypercar yang sangat bergantung pada teknologi turunan F1.
Ada pula Aston Martin Valkyrie yang dikembangkan bekerja sama dengan Red Bull Racing.
Versi radikal yang dijuluki AMR Pro ini mengabaikan pelat nomor demi mengerahkan seluruh potensi kendaraan saat melaju di sirkuit.
Berita Otomotif Lainnya:
Mercedes Pertahankan Posisi Teratas Segmen Kendaraan Premium di Indonesia Tahun 2022
Peringatkan Max Verstappen, Lewis Hamilton Klaim Mercedes Siap Tempur untuk F1 2023