- Bos KTM Pit Beirer meragukan efektivitas sprint race yang akan menambah jumlah balapan di MotoGP 2023.
- Format sprint race hanya akan menguntungkan dari sisi penonton.
- Menurut Pit Beirer, tim balap akan makin terbebani ketika memasuki tur di luar Eropa.
SKOR.id - Pit Beirer menyebut bahwa format sprint race yang akan menggantikan sesi kualifikasi di MotoGP 2023 adalah ide yang gila.
Bos KTM tersebut merasa bahwa sprint race hanya akan meningkatkan tensi dalam garasi selain juga jumlah balapan yang meningkat dua kali lipat.
Pasalnya, sprint race di hari Sabtu ibarat miniseri balapan karena akan melakoni setengah jarak dari lomba utama di hari Minggu.
Selain itu, sprint race MotoGP 2023 juga akan memperebutkan setengah dari poin balapan utama.
"Meningkatnya jumlah balapan dari 20 menjadi 42 adalah hal yang gila," kata Beirer seperti dilansir dari Speedweek.
"Saya merasa bahwa kami semua saat ini tidak begitu yakin apa maksud sebenarnya (sprint race)."
"Tekanan di hari Sabtu dipastikan akan meningkat drastis. Karena, entah hari Sabtu atau Minggu, ketika ada di grid maka atmosfernya akan sangat serius."
"Balapan (sprint race) akan setara dengan sesi kualifikasi. Hanya saja tekanan saat balapan akan jauh lebih tinggi bagi pembalap dan tim."
Beirer yang merupakan mantan pembalap melihat bahwa sprint race hanya akan menguntungkan dari sisi penonton.
Penonton di tribun akan menyaksikan balapan tambahan setiap serinya, berbeda dari sesi kualifikasi yang tidak memperebutkan poin dan setiap tim hanya fokus pada catatan satu putaran.
"Pastinya sistem ini akan menarik bagi penonton. Ketika saya menonton di hari Sabtu, saya bisa menyaksikan balapan yang sesungguhnya," ujar pria asal Jerman itu.
"Berbeda saat kualifikasi, akan sulit bagi penonton untuk mengikuti perkembangan dari setiap pembalap karena biasanya mereka bertanya 'Giliran siapa sekarang? Siapa yang ganti ban baru?'."
Di sisi lain, beban kerja tim di garasi akan meningkat dua kali lipat. Apalagi ketika MotoGP mulai memasuki tur di luar Eropa.
Jarak perjalanan yang semakin panjang akan membebani setiap kru tim balap yang harus menyiapkan dua sesi balapan di setiap serinya.
"Sistem ini akan membebani tim ketika tur dunia dimulai dari September, Oktober, dan November tiba," tutur Beirer menegaskan.
Berita MotoGP Lainnya:
Bos Ducati Dukung MotoGP Gelar Sprint Race
Serba-serbi Sprint Race, Format Anyar MotoGP mulai Musim 2023