- Kabar duka datang dari dunia balap Indonesia.
- Pembalap belia Tanah Air, Kevin Safaruddin Madria, meregang nyawa di Sirkuit Sentul, Minggu (28/8/2022).
- Kevin meninggal dunia setelah mengalami crash saat mengikuti Yamaha Sunday Race.
SKOR.id - Dunia balap Tanah Air tengah berduka. Salah satu talenta muda Indonesia, Kevin Safaruddin Madria, meregang nyawa di Sirkuit Sentul.
Kevin Safaruddin Madria mengalami crash saat mengikuti Yamaha Sunday Race, Minggu (28/8/2022) hingga nyawanya tidak tertolong.
"Ex-rider DKI Jakarta berduka, telah wafat Kevin bin Faruk Safaruddin pukul 15:35 WIB, setelah crash balap di Sirkuit Internasional Sentul," demikian pesan yang diterima Motorsport.
"Kevin merupakan ananda tercinta dari Bapak H. Faruk Apang dan Ibu Maya. Semoga amal ibadahnya di terima Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan diampuni semua dosa-dosa, serta diberikan tempat terbaik di sisi-Nya."
"Keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Mohon doanya dari teman dan pecinta balap Tanah Air."
Kabar kematian Kevin mengejutkan karena sang pembalap masih sangat muda dan memiliki kesempatan untuk melanjutkan kariernya di ajang internasional.
Sayang, takdir berkata lain. Kevin dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah kecelakaan dan sempat mendapat perawatan.
Salah satu faktor yang ditengarai jadi penyebab Kecelakaan Kevin adalah permukaan lintasan Sirkuit Sentul yang tak lagi layak untuk balap motor.
Bahkan, sirkuit yang pernah menggelar Kejuaraan Dunia Balap Motor, di antaranya ada 500 cc (sekarang MotoGP), tak layak menggelar lomba apa pun.
View this post on Instagram
Motorsport Indonesia sempat merasakan lintasan Sirkuit Internasional Sentul sebelum balapan Yamaha Sunday Race pada Minggu (28/8/2022) dimulai.
Beberapa bagian memang sudah diperbaiki, tapi hanya tambal sulam sekitar 1,5-2 meter, tepatnya di Tikungan 6 dan 7.
Sedangkan area lain, banyak permukaan aspal yang terkelupas, dan lintasan sangat kotor, dipenuhi pasir serta butiran aspal.
Jelas kondisi ini sangat membahayakan bagi pembalap motor, bahkan mobil balap juga bisa sangat mudah tergelincir.
Kemudian, di Tikungan 8 dan 9, bagian dalam atau apex sangat bergelombang dan berpasir yang membuat motor mudah tergelincir jika dipacu dalam kecepatan tinggi.
Melihat keadaan tersebut, satu pertanyaan yang muncul adalah apakah Sirkuit Internasional Sentul masih layak menggelar balapan?
Satu nyawa yang hilang sudah terlalu banyak, dan rasanya Sirkuit Internasional Sentul harus merenovasi besar-besaran.
Pengelola sirkuit harus memikirkan keselamatan dan keamanan pembalap dibandingkan uang yang diterima dari sang penyewa.
Sirkuit Internasional Sentul dibangun pada 1986-1993 dengan biaya sebesar Rp120 miliar. Sejak saat itu, tidak ada renovasi besar yang dilakukan.
Artikel ini telah tayang di Motorsport Indonesia dengan judul "Pembalap Meninggal, Sirkuit Sentul Masih Layak? ".
Berita balap motor lainnya:
Gagal Bersinar di Moto3 Austria, Mario Suryo Aji Alihkan Fokus ke Misano
Hasil Moto3 GP Austria 2022: Ayumu Sasaki Menang dengan Heroik, Mario Aji Nirpoin Lagi
Pertamina Mandalika SAG Team Resmi Tunjuk Taiga Hada untuk Gantikan Gabriel Rodrigo