- Bos Ducati, Paolo Ciabatti, memberikan evaluasi terkait performa para pembalapnya di paruh pertama MotoGP 2022.
- Menurutnya, peluang Ducati untuk menjadi juara dunia musim ini cukup sulit.
- Konsistensi Fabio Quartararo (Yamaha) dan Aleix Espargaro (Aprilia) menjadi penyebab utamanya.
SKOR.id - Kompetisi MotoGP 2022 sudah bergulir separuh jalan karena telah menuntaskan 10 dari 20 seri yang direncakan.
Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) keluar menjadi juara paruh musim MotoGP 2022 dengan keunggulan 34 poin atas pesaing terdekatnya, Aleix Espargaro (Aprilia Racing).
Konsistensi Quartararo dan Espargaro sepanjang 10 seri pertama MotoGP 2022 membuat para pembalap Ducati seolah tak berkutik.
Padahal, Desmosedici GP buatan Ducati sering disebut sebagai motor terkuat sekaligus yang terbanyak di lintasan MotoGP 2022.
Bos Ducati, Paolo Ciabatti, dalam sebuah wawancara pun mengakui performa para pembalapnya kalah konsisten dibanding Quartararo maupun Espargaro.
"Saya pikir, konsistensi adalah apa yang diperhitungkan untuk saat ini," ujar Ciabatti dikutip oleh Corsedimoto.
"Fabio dan Aleix luar biasa musim ini. Mereka belum pernah pulang dengan tangan kosong dan selalu menambah poin di setiap balapan."
Performa Quartararo dan Espargaro itu berkebalikan dengan para penunggang Ducati yang jauh dari kata konsisten, salah satunya adalah Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Dalam lima seri terakhir, Franceco Bagnaia sebenarnya tampil menawan dengan empat kali start dari baris terdepan bahkan tiga di antaranya adalah pole position.
Namun, runner up MotoGP 2021 itu bernasib sial saat balapan. Dalam lima seri terakhir, ia dua kali menang dan tiga lomba lainnya berakhir dengan gagal finis.
Contoh lain penunggang motor Desmosedici GP yang tak konsisten adalah Enea Bastianini. Rider tim Gresini itu sempat menggebrak kala menang di GP Qatar, Americas, dan Prancis.
Sayang, Enea Bastianini tak pernah menembus podium selain dari tiga balapan itu bahkan sempat dua kali gagal finis secara beruntun yang membuat kepercayaan dirinya menurun.
Performa naik-turun yang dialami para pembalap bermotor Ducati ini jelas jadi sorotan Ciabatti.
"Dalam sepuluh seri ini, kami sudah memenangi lima balapan, merebut tujuh pole position, dan mengirimkan pembalap kami di barisan terdepan," ujarnya.
"Bahkan, selalu ada pembalap Ducati di podium. Kami juga memimpin klasemen konstruktor sampai saat ini."
Namun, semua pencapaian itu diraih secara kolektif alias tak ada pembalap Ducati yang benar-benar tampil konsisten dan perlahan mulai diasapi Quartararo maupun Espargaro.
"Memang masih mungkin (peluang meraih gelar juara dunia MotoGP 2022) tetapi secara realistis itu akan sangat sulit," Ciabatti mengakui.
"Fabio dan Aleix secara konstan memimpin dan sangat sedikit melakukan kesalahan."
"Satu-satunya yang dapat kami lakukan adalah berjuang sebaik-baiknya dan mencoba menang di mana pun kami bisa," katanya memungkasi.
Berita MotoGP lainnya:
Hasil FP3 MotoGP Belanda 2022: Crash di Akhir Sesi, Aleix Espargaro Tetap Tercepat
MotoGP Belanda 2022: Rusuk Belum Pulih, Pol Espargaro Pilih Absen
Sirkuit Algarve dan Jerez Berpeluang Gelar Seri Pembuka MotoGP 2023