- MotoGP adalah salah satu cabor yang tak luput dari dampak pandemi Covid-19.
- Berubahnya jadwal hingga dibatalkannya seri menjadi pemandangan biasa dalam dua musim terakhir.
- Jelang MotoGP 2022, gaji para pembalap pun turut ditekan guna mencukupi kebutuhan tim.
SKOR.id - Hampir semua sektor kehidupan terdampak pandemi Covid-19, tak terkecuali olahraga.
Sebagai salah satu olahraga yang digelar dengan berkeliling dunia, MotoGP adalah salah satu yang paling terdampak Covid-19.
Dua musim terakhir menjadi buktinya. Beberapa kali pihak MotoGP terpaksa memindah, menukar, atau bahkan membatalkan lomba karena terpengaruh kebijakan otoritas setempat.
Tak hanya itu, melambatnya perputaran ekonomi membuat tim mesti mengubah model bisnis. Terlebih penurunan penjualan motor bikin pabrikan mengurangi produksi.
Tidak adanya penonton dalam sejumlah seri, sejak MotoGP 2022, juga membuat alokasi dana untuk balapan diperketat, termasuk dengan menekan gaji pembalap.
Dilansir dari Motorsport, ada beberapa perubahan gaji yang dialami oleh para pembalap jelang bergulirnya MotoGP 2022.
Tiga tahun lalu, tercatat alokasi anggaran gaji 58,5 juta euro (sekitar Rp938 miliar) atau rata-rata 2,4 juta euro (sekitar Rp38 miliar) perpembalap.
Sedangkan untuk musim MotoGP 2022, angka ini turun menjadi 47,15 juta euro (sekitar Rp756 miliar) atau rata-rata 1,96 juta euro (sekitar Rp31 miliar).
Satu hal yang mencolok, ketidakseimbangan jumlah bayaran masih terjadi baik pada MotoGP 2018 maupun pada MotoGP 2022 yang akan datang.
Dahulu, gaji terbesar diberikan kepada Jorge Lorenzo (15 juta euro), Marc Marquez (10 juta euro), Maverick Vinales, Valentino Rossi (6 juta euro), dan Dani Pedrosa (4 juta euro).
Semetara itu, 12 pembalap mendapat gaji di bawah 500 ribu euro. Karel Abraham (Angel Nieto Aspar), misalnya, hanya mengantongi 80 ribu euro semusim.
Pada 2022, Marquez berada di posisi tertinggi dengan 15 juta euro. Namun, ini adalah angka komitmen baru yang dibuat pada 20 Februari 2020, sebelum pandemi Covid-19 merebak.
Marquez pun menyatakan bahwa dirinya tak keberatan jika gajinya dipangkas. Namun, hingga kini besaran gajinya yang baru belum diumumkan.
Tepat di bawah Marc Marquez, ada Joan Mir (Suzuki Ecstar) dengan jumlah gaji "hanya" 6,5 juta euro semusim.
Sementara itu, ada sembilan pembalap yang digaji antara 1-2 juta euro. Sedangkan 11 yang lainnya mendapat jauh di bawah angka itu.
Pada sisi lain, langkah cukup berani pun diambil oleh Ducati. Selepas ditinggal Dovizioso, mereka diperkuat pembalap-pembalap muda yang relatif lebih "murah".
Nota pengeluaran untuk lima pembalap, yakni Francesco Bagnaia, Jack Miller, Jorge Martin, Johann Zarco, dan Enea Bastianini, bahkan tak sampai menyentuh tiga juta euro.
Berkurangnya pengeluaran untuk gaji tersebut membuat Skuad Borgo Panigale punya ruang lebih lega untuk mengembangkan motor Desmosedici.
Buktinya terlihat pada MotoGP 2021. Desmosedici GP21 menjelma menjadi motor yang ditakuti para rider lain di lintasan.
Hal yang sama diprediksi masih akan terjadi pada musim depan. Pasalnya, GP22 diklaim sangat kencang dan bertenaga.
Berita MotoGP lainnya:
Mirip Valentino Rossi, Andrea Dovizioso Bisa Pensiun di Akhir MotoGP 2022
Herve Poncharal: Tes di Sepang dan Mandalika Jadi Momen Krusial Jelang MotoGP 2022
Joan Mir Tak Pede dengan Peluang Suzuki di MotoGP 2022, Ini Alasannya