- Kimi Raikkonen bakal menjalani balapan pamungkasnya dalam ajang F1 pada akhir pekan ini di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
- Publik sudah bertanya-tanya terkait masa depan Kimi Raikkonen termasuk kemungkinan jadi Presiden F1 atau Finlandia.
- Kimi Raikkonen ingin lebih dulu menghabiskan waktu dengan keluarga, sesuatu yang jarang dirasakan selama aktif jadi pembalap F1.
SKOR.id - Seri pamungkas F1 2021 di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab akhir pekan ini menghadirkan banyak momen penting, salah satunya untuk Kimi Raikkonen.
Setelah berkarier sebagai pembalap F1 sejak 2001, Kimi Raikkonen akhirnya memutuskan pensiun pada pengujung musim 2021.
Pria 42 tahun asal Finlandia itu pun sudah menyusun rencana yang bakal dijalani begitu tak lagi menjadi pilot "jet darat". Prioritas utamanya adalah keluarga.
"F1 memakan banyak waktu tetapi itu tidak pernah menjadi hal utama bagi saya," ujar Raikkonen dalam sebuah kesempatan di tengah GP Arab Saudi 2021 akhir pekan lalu.
"Ada hal yang lebih penting daripada F1 dalam hidup saya. Saat ini, jadwal (balap) saya memengaruhi seluruh anggota keluarga."
"Jadi, saya menantikan hari di mana saya tidak memiliki agenda (balap) apa pun dan dapat melakukan apa yang keluarga saya inginkan," ayah dua anak itu menjelaskan.
Pada kesempatan itu, Raikkonen juga mendapat pertanyaan terkait kelanjutan kariernya. Termasuk peluang menjadi presiden di masa depan, entah untuk F1 atau Finlandia.
Pertanyaan itu terlontar didasari oleh fenomena gerakan 'Kimi for President' yang mulai menggaung sejak beberapa tahun yang lalu.
Sebagai pembalap yang sudah kenyang pengalaman, The Iceman dianggap mumpuni untuk mengemban tugas sebagai Presiden F1.
Sedangkan faktor popularitas bisa saja mengantar Rakkonen jadi Presiden Finlandia, sama seperti yang tengah diperjuangkan eks petinju Manny Pacquiao di Filipina.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Raikkonen menanggapi dengan santai meski tetap terselip kritikan di dalam jawabannya.
"Itu (menjadi presiden) akan terasa menyenangkan. Tetapi bukan di F1, sebab itu lebih sulit daripada jadi Presiden Finlandia," ujar sang pembalap diiringi senyum khasnya.
"Bukan di F1, terlalu banyak politik. Lihatlah tempat ini (GP Arab Saudi), Anda tahu, uang berbicara."
Raikkonen tampaknya belum mau berbicara jauh soal karier. Juara dunia F1 2007 itu masih ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, sesuatu yang tak bisa dilakukan selama ini.
Meski ada hal yang dikorbankan, ia menekankan bahwa dirinya tak menyesali keputusan berkarier sebagai pembalap dan bisa berkiprah selama dua dekade.
"Setiap tahun ada momen bagus dan buruk (sebagai pembalap), ini seperti kehidupan biasa," ujar Raikkonen.
"Ada satu hari yang terasa lebih buruk karena Anda tak tidur nyenyak atau dapat hari buruk. Jika beberapa tahun berjalan tak menyenangkan, saya tak akan bertahan selama ini."
"Tak selalu menyenangkan meninggalkan rumah dan terbang 10 jam. Begitu bisa melakukan apa yang benar-benar Anda inginkan pada Jumat, Sabtu, dan Minggu, itu tidak apa-apa."
"Namun, saya senang hal tersebut bakal segera berakhir," Kimi Raikkonen memungkasi.
View this post on Instagram
Berita F1 Lainnya:
5 Momen Lewis Hamilton Berebut Gelar Juara Dunia F1 hingga Balapan Terakhir