- Joan Mir menyebut Kevin Schwantz sebagai sosok panutan yang membuatnya bergabung dengan Suzuki.
- Juara dunia MotoGP 2020 tersebut menjelaskan bahwa tahun ini terbagi menjadi dua fase baginya.
- Pembalap Spanyol tersebut mengatakan bahwa Suzuki Ecstar bukan tim tercepat tetapi paling konsisten sepanjang MotoGP 2020.
SKOR.id - Joan Mir menceritakan bahwa salah satu tujuan utama dirinya bergabung ke Suzuki Ecstar adalah demi mengikuti jejak sang idola.
Pembalap 23 tahun itu menyebut bahwa Kevin Schwantz, yang memenangi balap motor kelas 500cc pada 1993, adalah alasan utama dirinya menerima pinangan Suzuki.
"Ketika saya tiba di Suzuki, saya menetapkan tujuan untuk menjadi sukses seperti Kevin Schwantz," tutur Joan Mir dalam wawancara dengan MotoGP yang dilansir oleh Speedweek.
Bergabung dengan Suzuki pada 2019 di kelas MotoGP, Mir berhasil mewujudkan titel juara dunia pada musim keduanya.
Keberhasilan tersebut tidak hanya mengangkat Joan Mir sebagai salah satu bintang MotoGP yang baru tetapi juga meningkatkan gengsi Suzuki.
Pabrikan Jepang yang biasanya hanya dicap sebagai tim hore (penggembira) dan terakhir kali jadi juara dunia kelas utama pada tahun 2000 itu akhirnya kembali diperhitungkan.
"Saya bahkan tidak menyangka bahwa keberhasilan ini berarti besar bagi Suzuki," tutur Mir.
Menjadi juara dunia MotoGP 2020 bukan perkara mudah bagi Mir. Memulai musim dari barisan belakang, siapa yang menyangka jika pada akhirnya gelar juara jatuh ke tangannya.
Menurut Mir, musim 2020 terbagi dalam dua fase. Fase pertama adalah dirinya mengejar Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) yang menang dalam dua seri pertama.
Dua kemenangan Fabio Quartararo di Sirkuit Jerez berbanding terbalik dengan Joan Mir yang justru memulai musim dengan kegagalan di GP Spanyol dan finis kelima di GP Andalusia.
Keadaan mulai berbalik saat MotoGP 2020 memasuki seri keempat saat Mir mulai tampil lebih konsisten.
"Pada paruh kedua, saya justru yang coba dikejar oleh pembalap lain. Sebagai pemimpin klasemen juara dunia, saya pun bisa mengatasi dengan lebih baik."
"Saya bisa mengatasi tekanan ini ketika para pembalap lain justru keteteran," pria asal Mallorca, Spanyol itu menjelaskan.
Mir mengakui bahwa Suzuki Ecstar bukanlah tim tercepat di MotoGP 2020 karena ada Ducati atau Yamaha yang memiliki titel seri lebih banyak dari timnya.
Namun, tim asal Hamamatsu, Jepang itu unggul dalam hal konsistensi naik podium baik dari Joan Mir maupun rekan setimnya, Alex Rins.
"Kami bukan tim yang memiliki paket motor tercepat. Namun, dari beberapa aspek kami sangat kuat di seluruh trek," Joan Mir menerangkan.
"Saya selalu merasakan nyaman di atas motor dan mampu mengumpulkan poin terbanyak."
Pada MotoGP 2020, Joan Mir menjadi juara dunia untuk kategori pembalap sedangkan Suzuki Ecstar menjadi tim terbaik.
Mereka bisa saja meraih predikat triple crown jika Suzuki turut berhasil menjadi yang terbaik dalam kategori konstruktor atau pabrikan.
Dalam kategori itu, Suzuki bertengger di peringkat ketiga dengan 202 poin atau hanya selisih dua angka dari Yamaha di posisi kedua.
Sedangkan gelar juara dunia konstruktor MotoGP 2020 diamankan oleh Ducati dengan raihan 221 poin.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Mundur dari Rencana, PBSI Umumkan Kepengurusan pada 23 Desember 2020 https://t.co/7L59a0z8BF— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 8, 2020
Berita MotoGP Lainnya:
Awal 2021, Suzuki Finalisasi Wacana Proyek Tim Satelit MotoGP