- Pirelli mengumumkan penyebab insiden pecah ban tiga pembalap di F1 GP Inggris pekan lalu.
- Tekanan dalam ban akibat terlalu lama pemakaian menjadi penyebab utama insiden puncture.
- Selain itu, meningkatnya kecepatan mobil F1 2020 membuat beban ban semakin berat.
SKOR.id - Pirelli sebagai pemasok utama ban Formula 1 (F1) mengumumkan penyebab insiden pecah ban yang dialami oleh tiga pembalap di GP Inggris 2020 pekan lalu.
Dalam keterangannya, bos Pirelli Mario Isola menyebutkan bahwa penyebab utama pecah ban (puncture) terjadi karena penggunaan setelah ban yang terlampau lama sehingga mencapai titik maksimal.
"Alasan utama adalah setelan balap setiap individu yang membuat penggunaan ban yang sangat lama," ujar Mario Isola dilansir dari Autosport.
"Safety car kedua membuat setiap tim mengurungkan rencana masuk pit sehingga membawa beban yang sangat panjang hingga akhir balapan, yakni 40 putaran," tutur Mario Isola.
"Kondisi ini sekitar tiga perempat dari total jumlah putaran (selama GP Inggris) sehingga menjadi lintasan paling berat dalam kalender ini."
Mario Isola juga menambahkan bahwa kecepatan mobil F1 2020 yang semakin meningkat membuat beban ban juga semakin berat sehingga perlu perencanaan untuk masuk pit dan melakukan penggantian di waktu yang tepat.
"(Alasan pecah ban) dikombinasikan dengan peningkatan kecepatan mobil F1 2020 yang mana pole position-nya 1,2 detik lebih cepat dari tahun 2019," tutur Isola.
"Hal ini membuat putaran final GP Inggris akan menjadi sangat berat yang memunculkan konsekuensi berupa tekanan ban terbesar dalam sejarah ajang balap F1."
Dalam catatan Pirelli hampir seluruh pembalap, kecuali Romain Grosjean (Haas) dan Alex Albon (Red Bull Racing) yang masuk pit di lap ke-12 dan ke-13, menggunakan ban hard hingga akhir balapan.
Sehingga tekanan dalam ban mengalami titik maksimal dan berakhir dengan empat pembalap mengalami masalah, yakni duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, Max Verstappen (Red Bull Racing), dan Carlos Sainz Jr (McLaren).
Untung, Max Verstappen bisa masuk pit dan ganti ban soft di waktu yang tepat sehingga tidak mengalami pecah ban di putaran terakhir Sirkuit Silverstone.
"Secara garis besar, hasil paling menantang adalah kondisi ban. Terutama ban kiri depan yang berada dalam tekanan terbesar karena jumlah lintasan," tutur Isola.
"Dengan pemakaian tinggi, berarti kondisi ban hanya memiliki sedikit perlindungan dari tekanan yang ekstrem selama balapan."
Belajar dari kondisi pekan lalu, Pirelli pun memutuskan untuk meniadakan komposisi ban C1 yang merupakan ban paling keras di seri kedua GP Inggris 2020 pada 7-9 Agustus 2020.
Pirelli hanya akan membawa komposisi ban yang cenderung soft menuju medium, yakni tipe C1, C3, dan C4.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Ini Faktor-faktor Penyebab ''Pink Mercedes'' Mampu Cepat dan Konsistenhttps://t.co/cbWgjsO5XY— SKOR Indonesia (@skorindonesia) August 4, 2020
Berita Formula 1 Lainnya:
Valtteri Bottas Berharap Insiden di F1 GP Inggris 2020 Tak Terulang
Selidiki Ban Hancur di GP Inggris, Pirelli Pakai Teknologi 360 Derajat