- McLaren berencana menjual saham minoritas demi menstabilkan finansial mereka.
- Pada kuartal pertama 2020, McLaren telah mengalami kerugian sebesar Rp3 triliun.
- Tim seperti McLaren dan Williams tak punya finansial yang baik beberapa tahun terakhir.
SKOR.id – Tim Formula 1 (F1) McLaren dikabarkan bakal menjual saham minoritas demi menstabilkan finansial mereka yang terganggu akibat pandemi virus corona (Covid-19).
McLaren Grup melaporkan telah mengalami kerugian sebesar 175 juta paun (sekitar Rp3 triliun) pada kuartal pertama 2020.
Mereka pun merumahkan 1.200 staf yang bekerja di zona tak terlalu penting sebagai upaya penghematan biaya. Sekitar 70 anggota staf dalam tim F1 juga sudah mengundurkan diri.
Baca Juga: Lewis Hamilton Diprediksi Lebih Mudah Beradaptasi dengan Jadwal F1 2020
Perusahaan juga telah mengajukan permohonan peminjaman sebesar 150 juta paun kepada pemerintah Inggris yang mendapat penolakan.
Hal tersebut memunculkan saran kepada McLaren bahwa mereka bisa menggadaikan mobil dan pabrik Formula 1 klasik yang dimiliki.
Karim Benzema Ukir Dua Sejarah dalam Kariernyahttps://t.co/mDvHIzs7ac— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 18, 2020
Sekarang, McLaren mendapatkan angin segar karena menjual saham minoritas menjadi pilihan terbaik setelah berdiskusi dengan penasihat dan pemberi pinjaman.
Diyakini bahwa penjualan saham minoritas McLaren Grup bakal membantu tim F1 mereka untuk mencapai batasan anggaran sebesar 145 juta paun yang diterapkan pada 2021.
Direktur Pelaksana F1 Ross Brawn menegaskan kejuaraan balap jet darat yang akan kembali bergulir itu bakal berdampak baik pada ekonomi seluruh tim.
“Kenyataannya adalah F1 sangat brutal, dan Anda ditekan setiap dua pekan di trek, atau setiap pekan seperti yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan,” kata Brawn.
“Tak ada tempat sembunyi. Jika Anda finis terakhir, seperti Williams selama beberapa tahun terakhir, akan ada konsekuensinya. Sayangnya, kini mereka telah mencapai titik itu.”
Williams memang menjadi tim yang terang-terangan mengaku sangat terdampak Covid-19. Pasalnya, roda perekonomian mereka seperti sepenuhnya terhenti.
Melalui wakil presiden Williams, Clair Williams, mereka menyatakan bakal menjual saham mayoritas untuk menyelamatkan orang-orang yang ada dalam perusahaan.
“Mungkin Williams memiliki masalah finansial, dan dengan dukungan finansial tambahan mereka bisa lebih kompetitif,” kata Ross Brawn.
“Itu membutuhkan seseorang untuk masuk ke sana dan mencoba memahami apa yang sedang terjadi,” pria 65 tahun itu menambahkan.
Ross Brawn pun mengatakan sulit bagi Williams untuk tetap eksis di Formula 1 jika tidak mendapat dukungan finansial, begitu juga dengan McLaren.
Baca Juga: Shooting di Silverstone, Racing Point Curi Start Uji Coba Mobil untuk F1 2020
“Williams dan McLaren punya kinerja yang buruk. Jika McLaren memenangi kejuaraan dan berada di kondisi sekarang, Anda bisa bilang ada yang salah dengan F1,” ujar Brawn.
“Tetapi pada kenyataannya McLaren sangat terpuruk selama beberapa tahun terakhir, dan F1 sangat brutal, seperti yang saya katakan.”
Brawn menjelaskan partisipasi di F1 memiliki konsekuensi besar. Apalagi jika kinerja tidak memuaskan. Tim tidak mendapatkan hadiah uang dan bisa kehilangan sponsor.
“Jika mereka tim hebat yang harus berhenti, Anda harus melihat apa yang salah di sini. Tapi Anda melihat dua tim yang kinerjanya buruk selama beberapa tahun terakhir,” tambahnya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Simona Halep Mungkin Tak Tampil pada US Open 2020https://t.co/3s51R93TkZ— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 18, 2020