- Nicholas Latifi adalah pembalap rookie Formula 1 (F1) 2020.
- ROKiT Williams Racing menjadi tim perdana Nicholas Latifi di F1 dan dia akan menggunakan nomor mobil 6.
- Nicholas Latifi adalah pembalap asal Kanada yang merupakan runner-up F2 2019 ketika dia membela tim DAMS.
SKOR.id - Nicholas Latifi adalah pembalap rookie ROKit Williams Racing pada musim Formula 1 (F1) 2020.
Nicholas Latifi yang merupakan pembalap asal Kanada ini adalah runner-up F2 2019 bersama tim DAMS.
Pada musim F1 2020, Nicholas Latifi akan menjadi tandem George Russell di ROKiT Williams Racing.
Namun, perjalanan karier balapan Nicholas Latifi menuju F1 bukan tanpa halangan.
Pembalap asal Kanada ini sempat menderita penyakit misterius yang membuat dia dirawat di rumah sakit pada 2018.
Baca Juga: Tes Pramusim F2 2020 di Bahrain, Sean Gelael Finis Keenam
Seperti dikutip dari F1 Racing, Nicholas Latifi sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit yang tak teridentifikasi.
Hal ini sempat membuat dia memikirkan kelanjutan kariernya di dunia balap Formula 2 (F2) bersama tim DAMS.
Namun, pembalap berusia 24 tahun ini akhirnya bisa pulih dan kembali membalap pada musim F2 2018.
Akan tetapi, musim F2 2018 tak berjalan baik bagi Latifi. Mengawali musim dengan sakit, Latifi memiliki waktu yang minim untuk beradaptasi dengan mobil baru F2.
Hasilnya, Latifi dan timnya tak menemukan setting-an tepat hampir sepanjang musim. Bahkan, Latifi duduk di ranking sembilan klasemen akhir F2 2018.
Sementara, rekan setimnya kala itu, Alexander Albon, mengakhiri musim F2 2018 dengan baik, yakni duduk di ranking tiga klasemen akhir.
Peringkat ini jugalah yang membuat Alexander Albon dilirik Red Bull Toro Rosso dan Albon menjadi rookie F1 2019.
"Kala itu, mobil F2 2018 tak sesuai dengan gaya balapan saya yang agresif dan sering telat mengerem. Tak ada yang berjalan dengan baik dan saya melakukan introspeksi," kata Latifi.
Ya, Latifi tak menyalahkan mobil. Bahkan, dia menyatakan bahwa kesalahan ada pada dirinya yang tak bisa menyetir dan mengendalikan mobilnya dengan benar.
Baca Juga: Claire Willams Ingin Buktikan Sesuatu Kala F1 2020 Bergulir
"Alexander (Albon) bisa mengendalikan mobil dengan benar dan dia memiliki gaya balapan yang berbeda dengan saya," kata Latifi yang sudah bersama DAMS sejak 2016 itu.
"Saya senang hal ini terjadi karena seakan saya ditampar di wajah bahwa rekan setim saya bisa meraih hasil yang lebih baik. Saya belajar banyak dari dia," ujar Latifi.
Tak konsisten adalah salah satu kendala yang disadari oleh pembalap yang pernah turun di Formula Renault 3.5 dan Porsche Carrera Cup ini.
Karena itu, pembalap yang mengisi peringkat lima klasemen akhir F2 2017 ini sangat bersyukur mengalami beragam kendala ketika masih di F2.
"Mungkin jika saya menjuarai F2 2018, saya akan langsung ke F1 2019. Tapi, saya mungkin tak akan bergabung dengan tim yang kompetitif," kata Latifi.
"F1 memiliki mobil yang lebih stabil. Mobilnya lebih cepat dan tekanan yang diberikan kepada pembalap juga lebih besar. Jadi, semua hal yang saya alami ini memiliki sisi baik," ujar Latifi.
Baca Juga: Daniel Ricciardo, ''Si Badut'' Penghibur Tetap Para Pembalap F1
Pembalap yang memulai balapan ketika dia berusia 13 tahun ini pun sadar bahwa pengalaman yang dia miliki di F2 akan menjadi salah satu hal penting dalam kariernya.
Apalagi, dia pernah menjadi test driver Williams pada 2019.
Selain sudah dekat dengan Williams, sosok Latifi yang penuh dengan hal positif, memiliki sikap introspeksi diri, dan agresif di trek adalah beberapa alasan dia direkrut Williams.
Posisi Latifi sebagai pembalap Williams juga diperkuat dengan kabar bahwa sang ayah, Michael Latifi, yang merupakan pengusaha, memberikan investasi kepada Williams sebesar 15 juta euro (setara Rp240 triliun).
Izin Mengemudi dan Nomor Mobil F1 2020
Latifi yang merupakan kelahiran Montreal, Kanada, 29 Juni 1995 ini akan membalap pada F1 2020 dengan menggunakan izin mengemudi dari Amerika Serikat.
Pasalnya, ASN Canada FIA (Federasi Mobil Kanada) mengundurkan diri dari FIA sehingga tak lagi bisa mengeluarkan izin mengemudi untuk pembalap.
Hal serupa dialami Lance Stroll, pembalap Racing Point, yang juga berasal dari Kanada.
"Hal ini aneh, tapi saya tetap akan dikenal sebagai pembalap Kanada. Bendera Kanada tetap akan muncul di samping nama saya dan di layar kaca. Itulah hal terpenting," tutur Latifi.
"Bisa tampil di F1 yang merupakan balapan internasional dengan mewakili negara saya adalah sebuah kebanggaan," tuturnya.
Baca Juga: Persiapan Tersistem, Australia Optimistis Gelar F1 2020 Pekan Depan
Kebanggaan Latifi mewakili negaranya juga terlihat dari nomor mobil yang dia pilih dalam musim perdananya di balapan jet darat ini.
Latifi memilih nomor 6. Bukan karena nomor itu pernah dipakai juara F1 2016, Nico Rosberg, melainkan karena nomor itu mewakili kota di Kanada, yakni Toronto.
"Saya dari Toronto. Toronto dikenal sebagai The Six karena kode telepon di Toronto adalah 647 atau 417. Ini memang terdengar konyol," kata Latifi yang merupakan keturunan Iran ini.
Skuad Latifi pada F1 2020 pun akan disebut sebagai NL6 Team alias Nicholas Latifi 6 Team.
Want to know what number @NicholasLatifi will be using in F1? ????
Of course you do! We'll let our Canadian rookie explain his choice ???? pic.twitter.com/csaJB6177R— ROKiT WILLIAMS RACING (@WilliamsRacing) January 20, 2020