SKOR.id – Film olahraga terbaru Netflix ini memberikan gambaran di balik layar pertandingan tinju yang dijuluki “Battle of the Baddest”.&nbsp;Juara tinju kelas berat WBC Tyson Fury menghadapi Francis Ngannou di Boulevard Hall di Riyadh, Arab Saudi pada 28 Oktober tahun lalu.Pertandingan tersebut merupakan debut tinju profesional Ngannou, yang merupakan mantan juara kelas berat UFC.&nbsp;Para pejabat mengonfirmasi pertarungan tersebut diperbolehkan dan akan berlangsung selama 10 ronde, namun gelar Fury tidak akan dipertaruhkan.Ngannou sebelumnya sempat ingin menjajal tinju profesional untuk sementara waktu dan petinju asal Kamerun itu ingin melawan Fury pada khususnya.&nbsp;Namun konsekuensinya, ia tidak bisa melanjutkan kontraknya dengan UFC.&nbsp;Setelah meninggalkan UFC Januari 2024 lalu, Ngannou melanjutkan untuk menandatangani kontrak dengan PFL, yang memungkinkannya untuk bertinju.Fury, yang berasal dari Wyvthenshawe, Inggris, memasuki pertarungan sebagai favorit dengan perbandingan 14-1, namun ia sempat terjatuh pada ronde ketiga.&nbsp;Meskipun tampaknya akan kalah, sang juara kelas berat WBC itu ternyata diberi kemenangan angka split decision.Score card dari para juri secara mengejutkan memberikan hasil 95-94, 96-93, 94-95 untuk kemenangan Fury.Menurut CompuBox, sistem penilaian pukulan terkomputerisasi, Fury mengungguli Ngannou dengan total pukulan 71 berbanding 59.Sebaliknya, Ngannou mengungguli Fury dengan 37 berbanding 32 dalam pukulan kuat.Setelah pertarungan tersebut, Fury mengakui bahwa Ngannou adalah petinju yang jauh lebih baik daripada yang ia duga."Dia (Ngannou) memang bertarung dengan sangat canggung, namun dia adalah petinju yang bagus, dan saya sangat menghormatinya," kata Fury."Saya tidak tahu seberapa ketat (pertarungan) itu, namun nyatanya saya mendapatkan kemenangan dan itulah yang terjadi.”<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/u_0iaDmtCh0?si=Fb71U6t82cVqn3k3" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Persiapan PertarunganFilm Netflix baru berjudul Battle of the Baddest ini mengulas kembali bagaimana kedua atlet tersebut mempersiapkan diri untuk bertarung.&nbsp;Sebuah trailer yang dibagikan oleh Mike Tyson dalam akun X menunjukkan sejumlah legenda olahraga – termasuk dirinya sendiri – menantikan hari besar itu.Sebelumnya pada Agustus 2023 lalu, Fury membintangi serial dokumenter sembilan bagian yang berfokus pada kehidupan pribadi dan keluarganya.&nbsp;Termasuk istrinya Paris dan anak-anaknya yang sedang tumbuh.&nbsp;At Home With The Furys seharusnya mendokumentasikan pensiunnya sang petinju, tapi tidak lama kemudian dia kembali berlatih untuk menghadapi rival lamanya, Derek Chisora.Kapan Pertarungan Tyson Fury Selanjutnya?Tyson Fury akan kembali ke Arab Saudi untuk melawan Oleksandr Usyk dalam upayanya menjadi juara dunia kelas berat tidak terbantahkan (undisputed) pada Jumat, 18 Mei 2024 mendatang.&nbsp;Pertarungan yang sangat dinanti-nantikan ini telah dijadwal ulang beberapa kali.Pertarungan Usyk vs Fury pertama kali dikonfirmasi pada September 2023 dan awalnya dijadwalkan pada 23 Desember 2023.&nbsp;Pertarungan ditunda hingga 17 Februari 2024 dan kemudian dijadwal ulang sekali lagi ke 18 Mei 2024 setelah Fury mengalami luka dalam di atas mata kanannya saat sparring, yang memerlukan 11 jahitan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/9kCw3VO_O5c?si=ryT-4h2s3_ebtxuA" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Tyson Fury akan kembali ke Arab Saudi untuk melawan Oleksandr Usyk pada 18 Mei 2024.

Films

Battle of the Baddest, Cerita di Balik Layar Tyson Fury vs Francis Ngannou

Acara eksklusif bergenre komedi olahraga di Netflix itu menghadirkan mantan bintang NFL Tom Brady. 

Culture

Gisele Bundchen Jadi Bahan Lelucon di The Roast of Tom Brady  

SKOR.id – Baggio: The Divine Ponytail (Italia: Il Divin Codino) merupakan film olahraga biografi yang rilis pada 2021.Film ini disutradarai Letizia Lamartire, ditulis oleh duet Ludovica Rampoldi dan Stefano Sardo, serta dibintangi Andrea Arcangeli, Valentina Belle, dan Thomas Trabacchi.&nbsp;Film didasarkan pada peristiwa kehidupan nyata dari legenda sepak bola Italia, Roberto Baggio. Netflix merilis film Baggio: The Divine Ponytail pada 26 Mei 2021.RingkasanBaggio: The Divine Ponytail bercerita tentang sejarah karier mantan bintang sepak bola Italia, Roberto Baggio (diperankan Andra Arcangeli), selama 22 tahun.Kisahnya mencakup hubungan Baggio dengan anggota keluarga, debutnya yang penuh gejolak sebagai pemain, dan perbedaan dengan beberapa pelatihnya.Juga kisah pasang surutnya sebagai pemain, momen cedera, hingga latar belakang sang legenda memeluk agama Buddha seperti yang dipraktikkan di Soka Gakkai International.&nbsp;Film ini dimulai saat Baggio muda bermimpi memenangkan Piala Dunia bersama Italia melawan Brasil, untuk membalas dendam kekalahan Italia pada final Piala Dunia 1970.&nbsp;Momen paling penting dalam karier Baggio adalah Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, ketika ia ikut membawa Gli Azzurri ke final melawan Brasil.&nbsp;Baggio sebenarnya mempunyai kesempatan mengangkat trofi Piala Dunia 1994 sekaligus melakukan balas dendam atas Brasil, yang telah lama diimpikannya.&nbsp;Sayangnya, pertandingan ditentukan melalui adu penalti, dan Baggio sendiri gagal mengeksekusi penalti terakhir, sehingga harus menyerahkan trofi tersebut kepada Brasil.&nbsp;Pada 2002, ia berharap bisa berpartisipasi dalam Piala Dunia di Korea Selatan-Jepang. Tapi, cedera serius jelang akhir musim Liga Italia membuyarkan harapannya.&nbsp;Baggio sebenarnya sudah kembali bermain sepak bola setelah 77 hari pulih dari cederanya.&nbsp;Namun, pelatih kepala Tim Nasional Italia saat itu, Giovanni Trapattoni, secara kontroversial memutuskan untuk tidak memanggilnya.&nbsp;Film berakhir dengan dukungan kepada Baggio dari keluarga dan teman-temannya, serta cinta dari para penggemar yang telah menemaninya sepanjang kariernya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/5pZ9k64LG1s?si=6fgPL1D-uBI262WY" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Ulasan NegatifBaggio: The Divine Ponytail sebagian besar mendapat ulasan negatif. &nbsp;Dalam situs agregator ulasan Rotten Tomatoes, film ini dapat rating persetujuan 60% berdasarkan 5 ulasan, dengan rating rata-rata tertimbang 4,9/10.Ben Kenigsberg dari The New York Times menulis, "Dalam kehidupan nyata, seorang penyiar memanggilnya 'mungkin pemain yang paling dicintai di sepak bola Italia.'”&nbsp;“Sayangnya film tersebut tidak pernah menyampaikan bagaimana atau mengapa Baggio menjadi begitu dicintai.”&nbsp;“Bahkan scene&nbsp;sepak bola pun asal-asalan. Alih-alih berlama-lama di lapangan, sutradara Letizia Lamartire malah menampilkan teman dan keluarga Baggio menonton televisi.”“Film ini berpacu melalui perkembangan penting, seperti pemulihan Baggio dari cedera atau komitmen terhadap meditasi Buddhis," kata Kenigsberg.Pemeran<ul><li>Andrea Arcangeli sebagai Roberto Baggio</li><li>Valentina Belle sebagai Andreina</li><li>Thomas Trabacchi sebagai Vittorio Petrone</li><li>Andrea Pennacchi sebagai Florindo</li><li>Anna Ferruzzo sebagai Matilde Baggio</li><li>Simone Colombari sebagai manajer Fiorentina</li><li>Antonio Zavatteri sebagai Arrigo Sacchi</li><li>Martufello sebagai Carlo Mazzone</li><li>Beppe Rosso sebagai Giovanni Trapattoni</li><li>Marc Clotet sebagai Josep "Pep" Guardiola</li><li>Daisaku Ikeda (arsip)</li><li>Roberto Baggio (arsip)</li><li>Paolo Maldini (arsip)</li></ul><div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/FufwrOXgwGI?si=Lhg7wPhOR1y8NbrZ" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Film ini ungkap kegagalan penalti Baggio di Piala Dunia 1994 hingga keputusannya jadi pemeluk Buddha.

Baggio: The Divine Ponytail, Biografi Pasang Surut Karier Roberto Baggio

SKOR.id –&nbsp;Atlet cenderung pensiun pada usia lebih dini dibandingkan dengan sebagian besar profesi dan harus mencari pekerjaan baru. Namun, banyak yang ditakdirkan, atau rindu, untuk tetap menjadi sorotan dan sering kali terjun ke dunia akting.Dari Dwayne “The Rock” Johnson dan Arnold Schwarzenegger hingga Dave Bautista dan Vinnie Jones, mantan atlet manakah yang paling sukses?Gambling Zone telah meneliti atlet yang beralih ke dunia akting untuk mengungkap jawaban atas pertanyaan tersebut. Mereka menganalisis rating film rata-rata, penghargaan akting pribadi, total pendapatan film, dan popularitas.Hasilnya, berikut tiga aktor berlatar belakang atlet yang menjadi bintang film Hollywood sukses, dengan beberapa indikator.Arnold Schwarzenegger Skor: 8,73 dalam skala 10Berada di posisi pertama adalah Arnold Schwarzenegger, yang mencetak skor 8,73 dari kemungkinan maksimal 10.&nbsp;Schwarzenegger mulai aktif berolahraga angkat besi pada usia 15 tahun dan memenangi gelar (binaraga) Mr. Olympia tujuh kali. Ia bahkan mempunyai acara binaraga yang dinamai menurut namanya.&nbsp;Pria berdarah Austria ini menduduki peringkat tiga besar atlet yang beralih menjadi aktor berdasarkan jumlah penghargaan akting yang ia menangkan sebanyak 32 penghargaan, dan jumlah penelusuran Google dalam 12 bulan terakhir (Desember 2022 sampai November 2023) untuk namanya, hampir 53 juta.&nbsp;Ia juga menduduki peringkat kelima dalam total pendapatan box office-nya, dengan film-film yang ia bintangi hanya menghasilkan sedikit di bawah 4,3 miliar poundsterling.&nbsp;Schwarzenegger berada di peringkat 20 besar untuk karier akting rata-rata Metascore dengan 59. Namanya mencuat lewat film-film seperti Predator (1987) dan The Terminator. Schwarzenegger menerima Kid’s Choice Award (Penghargaan Pilihan Anak) untuk Aktor Film Favorit dari penampilannya di Terminator 2: Judgement Day ( 1991).Kurt Russell Skor: 8,58 dalam skala 10Kurt Russell berada di posisi kedua dengan skor 8,58 dari 10. Bergabung dengan tim bisbol ayahnya, karier olahraga Russell tidak berlangsung lama setelah mengalami robek rotator cuff&nbsp;&nbsp;(sekelompok tendon dan otot yang mengelilingi bahu).Beruntung, karier akting Russell masih bisa berlanjut. Ia berada di lima besar untuk total pendapatan box office&nbsp;setelah film-filmnya meraup 5,8 miliar poundsterling. Untuk penghargaan, Russell total merebut delapan. Rata-rata poin Metascore-nya 59 dengan jumlah pencarian di Google mencapai 11,2 juta. Di kedua kategori itu namanya masuk 20 besar.Russell telah muncul di banyak sekali film, termasuk Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2014), Furious 7 (2015), dan Tango &amp; Cash (1989).LeBron James Skor: 8,24 dalam skala 10Anda mungkin tidak berpikir “aktor” ketika mendengar nama LeBron James. Namun pebasket hebat NBA yang kini memperkuat Los Angeles Lakers itu memang mendalami dunia akting.&nbsp;Dengan skor 8,24 dari 10, James menempati peringkat ketiga. Dia berada di peringkat tiga teratas untuk Metascore-nya, dengan rata-rata 67. Adapun untuk jumlah pencarian di Google dalam 12 bulan terakhir mencapai 71,4 juta kali.&nbsp;Untuk penghargaan aktingnya, James menduduki peringkat ke-8 dengan total lima penghargaan dan masuk dalam 20 besar pendapatan dengan perolehan 401,7 juta poundsterling di box office. Ia juga memenangkan Life Career Award dari Academy of Science Fiction, Fantasy &amp; Horror Films dan Hollywood Film Award untuk perannya di The Hateful Eight (2015).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Gj6oCMAuFBo?si=yrVmGxla7qD8rneq" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;

Arnold Schwarzenegger, Kurt Russell, dan LeBron James menduduki tiga besar aktor berlatar belakang atlet dengan sejumlah parameter.

3 Aktor Hollywood Terbaik Berlatar Belakang Atlet

SKOR.id – Meskipun beberapa anak senang menonton kartun dan film pahlawan super, ada pula yang menyukai film olahraga. Jika anak Anda menyukai yang terakhir, Skor.id coba memberikan Anda daftar film olahraga untuk anak-anak yang dapat mereka nikmati dan pelajari pelajaran berharga seperti tekad, ketekunan, dan kesulitan.&nbsp;Episode kehidupan nyata para atlet dapat menuntut mereka untuk tidak pernah menyerah pada sesuatu yang mereka yakini. Selain itu, film-film ini sangat ringan dan menyenangkan sehingga Anda pun ingin menontonnya bersama si kecil. Berikut 5 film olahraga yang sangat bagus untuk ditonton anak-anak:1. McFarland USABerdasarkan kisah nyata tim lari lintas alam dari sekolah menengah anak-anak latin di McFarland, California pada 1987, film keluaran Disney, McFarland USA, ini menunjukkan bagaimana tekad dan ketekunan menang di atas segalanya.&nbsp;Jim White (diperankan Kevin Costner) menyatukan sekelompok pelari luar biasa yang akan menjadi salah satu pelari lintas alam terbaik, melawan segala rintangan. Film keluaran tahun 2015 ini masih tersedia di <a href="https://www.amazon.com/McFarland-USA-Theatrical-Kevin-Costner/dp/B00YCVD78A/ref=sr_1_1?crid=2H7KREGF3D45N&amp;dib=eyJ2IjoiMSJ9.5bfpEoRhd76ax5kCvxpNnqQDvU-WHLdrfcd8cmFpYx1SY2RP9e_jDfGsl_t2_mORyZVPl3ME9o7l0mYpa9rGjefIoeN0G7_ePUWC8N0tzlOUV7F3L_896GnKH3DyuTrNjbPU5H_E7RT2dJ-JrNhnjkBQx4HOBewI5Zbs9SOWWfQskjsgxjVDAot5dlOw1VgqZ_phati1EMLhbO46tzIf5P-krhMzH4na572VQ1LkmK0.SRNOUwnnbnSWxlwwBiEEvzFPBP3v8k24pEBjIxZ5tvQ&amp;dib_tag=se&amp;keywords=mcfarland+usa&amp;qid=1714580291&amp;s=instant-video&amp;sprefix=mc%2Cinstant-video%2C577&amp;sr=1-1">Amazon</a>.&nbsp;2. The SandlotDianggap oleh banyak orang sebagai salah satu film terbaik untuk anak-anak, The Sandlot menampilkan kisah seorang anak muda, Scott (Tom Guiry), di lingkungan baru. Scott bergabung dengan tim bisbol dan memulai petualangan rollercoaster bersama teman-teman barunya. Film yang perdana dirilis pada awal April 1993 ini masih tersedia di <a href="https://www.hotstar.com/in/movies/the-sandlot/1260027154">Hotstar</a>.3. HoosiersHoosiers, yang dibintangi Gene Hackman dan Dennis Hopper, adalah film klasik tahun 1986. Seorang pelatih dengan masa lalu yang bermasalah dan seorang pelatih alkoholik membawa tim bola basket ke final negara bagian Indiana, Amerika Serikat, melampaui ekspektasi. Film Hoosiers&nbsp;ini masih bisa ditonton di <a href="https://www.amazon.com/Hoosiers-Gene-Hackman/dp/B0CH3X5NRK/ref=sr_1_1?dib=eyJ2IjoiMSJ9._HnYUph3jnONK7ET_Qbnd96c0YeQCFFnaQu13ojxfFoQZlGten317PFjZp49jTkRmX0wXqj4TJVATtPfnLitTcozzoQBDCKYjMEpN4awecwp4k14LFu1oY6GsrtM5yrpKu58_QZu3w2Wz6jjs6QaTfP3ksknc1ZaJKkqy2IWW027sEkyjou4PzpyFaG0rUqHkdfCI9iT-AYcsrV-wZGSVLp4XEpRXCBLWerLZ-0PFVE.zMwJRyi3a-Wh0Ff2-oTpyAjOkcqLhYst1vAY-K50CSk&amp;dib_tag=se&amp;keywords=hoosiers&amp;qid=1714580346&amp;sr=8-1">Amazon</a>.&nbsp;4. The GooniesThe Goonies&nbsp;adalah film petualangan tahun 1985 yang menceritakan sekelompok anak muda dalam misi menemukan harta karun bajak laut untuk mencegah rumah mereka dihancurkan.&nbsp;Meskipun bukan film olahraga konvensional, anak-anak menggunakan sifat atletis dan kerja sama mereka untuk mengatasi kesulitan dan mengecoh para antagonis, menjadikannya film yang mendebarkan dan merangsang bagi anak-anak yang menghargai olahraga dan kerja tim. The Goonies&nbsp;masih bisa disaksikan di <a href="https://www.amazon.com/Goonies-Sean-Astin/dp/B004ADB17Y">Amazon</a>.5. The NaturalNominasi empat Academy Awards, The Natural&nbsp;adalah salah satu film tentang kesuksesan dan kegagalan. The Natural adalah drama misteri-fantasi tentang seorang pria yang tiba-tiba muncul dengan tongkat pemukulnya yang tersambar petir untuk menyelamatkan tim pemain bisbol yang tenggelam. Film ini masih tersedia di <a href="https://www.amazon.com/Natural-Robert-Redford/dp/B00170F7Z0">Amazon</a>.Selain film-film di atas, masih ada sederet film bertema olahraga yang bagus dikonsumsi anak-anak. Sebut saja Rudy, Miracle, The Rookie, A League Of Their Own, Air Bud, Karate Kid, dan masih banyak lagi.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Gj6oCMAuFBo?si=dFyr6jf5EF598m3o" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Sejumlah film olahraga tidak hanya menghibur namun juga mampu menginspirasi anak-anak. 

5 Film Olahraga yang Bagus untuk Tontonan Anak-anak

SKOR.id – Dalam beberapa tahun terakhir, platform Netflix telah memproduksi beberapa film dokumenter olahraga ternama.&nbsp;Icarus&nbsp;merupakan contoh film yang berupaya mengungkap realitas doping yang meresahkan, dan sering kali tersembunyi, dalam dunia olahraga.&nbsp;Lainnya, seperti serial terbaru tentang Michael Jordan, The Last Dance, pada dasarnya adalah karya yang memungkinkan seorang bintang untuk mempromosikan dirinya.Selain itu, Netflix juga telah mempromosikan film dokumenter Anelka: Misunderstood.Film ini menyajikan potret mendetail dan seimbang dari pesepak bola asal Prancis, Nicolas Anelka, yang kini sudah pensiun.&nbsp;Ini terasa seperti sebuah film di mana kehadiran protagonisnya didasarkan pada penyediaan liputan yang sebagian besar menyanjung tanpa mengajukan pertanyaan yang mencari-cari.Dulu ketika berstatus sebagai pemain pada era 1990-an hingga pertengahan tahun 2010-an, Anelka kerap terlibat kontroversi.&nbsp;Memang benar, salah satu tindakan terakhir dalam kariernya di level atas adalah merayakan gol dengan menggunakan isyarat yang diasosiasikan dengan seorang komedian Prancis yang sering dituduh antisemitisme.&nbsp;Reputasi sebagai orang yang pemurung, sombong, dan egois telah melekat pada pemain kelahiran Le Chesnay, 14 Maret 1979, itu sejak ia membela Arsenal pada akhir masa remajanya.Sebagian besar orang yang diwawancarai dalam film dokumenter tersebut berusaha mengoreksi apa yang mereka anggap sebagai kritik tidak adil terhadap Anelka. Hanya sedikit yang membahas kegagalannya.Kisah Penebusan?Anelka digambarkan sebagai sosok yang rendah hati dan reflektif. Pada akhir film, dia mengeluh.“Seperti yang sudah saya katakan, ini bukan jalan terbaik dan saya tidak merekomendasikannya kepada siapa pun, tapi ini jalan saya,” kata mantan penyerang Real Madrid itu.Apa yang dihilangkan dalam film terkadang sama pentingnya dengan apa yang dicakupnya.Awal mula Anelka di pusat pelatihan nasional Federasi Sepak Bola Prancis di Clairefontaine dan masa-masanya sebagai pemain muda di Paris Saint-Germain dibahas secara panjang lebar, begitu pula masa-masanya di Arsenal.&nbsp;Dia membahas transfernya ke Real Madrid pada 1999, dan masa-masa tidak menyenangkan di ibu kota Spanyol itu.Ini adalah masa ketika dia kesulitan untuk bergaul dengan rekan satu timnya dan menghadapi fokus yang intens dari media Spanyol.Meskipun Anelka membahas beberapa kegagalan olahraganya, pemirsa tidak mendapatkan informasi tentang kembalinya dia ke Paris Saint-Germain pada musim panas 2000 selain melalui keterangan singkat.&nbsp;Hal ini mengaburkan fakta bahwa masa sulit Anelka di Madrid diikuti oleh kegagalan lainnya untuk secara konsisten memenuhi potensi yang ia tunjukkan di Arsenal.&nbsp;Sebaliknya, kita melihat gambaran Anelka pasca-Madrid yang menemukan kembali performanya dalam segmen lebih rinci tentang masa pinjaman enam bulannya di Liverpool pada 2001-2002.Ada beberapa momen Anelka yang membahas tentang kegagalan atau kekecewaan.&nbsp;Ini termasuk kekalahan Chelsea di final Liga Champions 2008 dari Manchester United setelah penaltinya (Anelka memperkuat Chelsea) berhasil diselamatkan dalam adu penalti.&nbsp;Karier internasionalnya bersama Prancis juga tampak menjadi sumber rasa frustrasinya.Kekecewaan Anelka karena tidak masuk dalam skuad Prancis dalam Piala Dunia 1998 bukanlah hal yang mengejutkan.Namun perlu dicatat bahwa perannya dalam skuad Prancis juara Eropa tahun 2000 tidak berarti apa-apa baginya.&nbsp;Dia menyatakan bahwa “jika saya dapat menghapus gelar itu (Piala Eropa 2000) dari daftar penghargaan saya, saya akan melakukannya”.&nbsp;Karena dia tidak memainkan peran menentukan dalam pertandingan-pertandingan penting Prancis di turnamen tersebut, tampaknya dia tidak dapat berbagi rasa pencapaian kolektif.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/lnPxHu6Sx5s?si=RXIFjo6jkY6ryF-L" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Momen KontroversialFilm ini memperlakukan dua momen paling kontroversial dalam karier Anelka dengan sangat berbeda.&nbsp;Ada diskusi rinci tentang pengusirannya dari skuad Prancis pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan setelah dia diduga menghina pelatih Raymond Domenech.&nbsp;Klip berita menunjukkan bagaimana para politisi berusaha mengeksploitasi insiden tersebut untuk mengkritik Anelka.Terlebih pada selebrasi gol “quenelle” yang kontroversial saat bermain untuk West Bromwich Albion pada tahun 2013 yang relatif singkat dan lebih parsial.&nbsp;Tindakan Anelka tersebut dikaitkan dengan komedian Prancis, Dieudonne, yang dihukum karena menghasut kebencian menyusul komentar yang dibuatnya tentang orang Yahudi.Saat itu, Anelka mendedikasikan quenelle-nya untuk Dieudonne, yang ia gambarkan sebagai “seorang teman yang telah menjadi saudara”.&nbsp;Namun dalam film dokumenter tersebut, Anelka tidak menyebut sosok sang komedian.Sebaliknya, dia mengatakan bahwa sikapnya adalah “terserah Anda” kepada manajer West Brom yang baru saja dipecat, Steve Clarke, yang telah menggantikan atau meninggalkan Anelka pada beberapa kesempatan.&nbsp;Mungkin dia terlambat menyadari bahwa hubungan apa pun dengan Dieudonne tidak akan membantu citranya.Film dokumenter ini mengontekstualisasikan quenelle dan hubungannya dengan Dieudonne melalui klip berita singkat. Namun dua wawancara pada bagian film ini cukup berat sebelah.&nbsp;Roger Cukierman (perwakilan dari kelompok payung kelompok Yahudi Prancis) mengecilkan potensi sifat antisemit dari tindakan Anelka.&nbsp;Tidak disebutkan bahwa Cukierman secara cepat menarik kembali dan mengkritik perilaku Anelka.Dalam film tersebut, jurnalis Times, Henry Winter, menyampaian pendapat mengenai hukuman yang dijatuhkan kepada Anelka dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).Hukuman tersebut adalah larangan bermain lima pertandingan dan denda 80.000 pounds.Menurut Winter, hukuman itu adalah inisiatif FA agar dianggap sebagai upaya mengatasi rasisme saat beberapa insiden telah terjadi dalam pertandingan Liga Inggris.&nbsp;Komentar Winter dan Cukierman tentu sesuai dengan narasi Anelka bahwa hukumannya keras atau tidak adil.Potret yang Tidak LengkapInsiden quenelle membawa akhir yang tidak menguntungkan bagi karier bermain level atas Anelka. Dia dipecat oleh West Brom karena pelanggaran berat.&nbsp;Setelah kejadian tesebut, ia bermain 13 kali untuk tim India, Mumbai City FC, sebelum mengambil beberapa peran sebagai penasihat atau pelatih di berbagai klub.Film dokumenter ini tentu menyinggung kontroversi yang ditimbulkan oleh quenelle Anelka.&nbsp;Namun fakta bahwa kejadian ini, yang secara efektif mengakhiri karier bermainnya, disebutkan di dekat pertengahan film memungkinkannya untuk menyimpulkan dengan nada yang lebih optimistis.&nbsp;Film ini menunjukkan bahwa Anelka menjadi lebih reflektif dan tumbuh sebagai pribadi meskipun ada kontroversi yang menghantuinya.Pada akhirnya, Anelka: Misunderstood akan membuat banyak penggemar sepak bola berpikir tentang apa yang mungkin terjadi dalam karier Anelka.&nbsp;Namun orang mungkin juga bertanya-tanya seperti apa film dokumenter Netflix jika film tersebut memberikan gambaran yang lebih menyelidik tentang protagonisnya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/YyyLsKcqPm4?si=l89Q_JdtnwnXwFcL" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Anelka: Misunderstood sajikan potret detail dan seimbang dari sosok eks penyerang Prancis, Nicolas Anelka.

Anelka: Misunderstood, Film Dokumenter tentang Kontroversi Nicolas Anelka

SKOR.id – Pegulat sering dikritik sebagai aktor yang begitu dipuja-puja. Namun kini Cody Rhodes, salah satu profesional paling terkenal di WWE, akan menguji kemampuaan aktingnya secara nyata.&nbsp;Juara WWE Universal yang baru dinobatkan itu kini sedang menuju ke Hollywood untuk membintangi sebuah film layar lebar. Dengan melakukan hal tersebut, Rhodes pun mengikuti mantan ikon WWE Dwayne “The Rock” Johnson dan John Cena yang lebih dulu berkarier di layar lebar.&nbsp;Seperti dikutip Daily Mail, Rhodes dilaporkan akan membintangi sebuah film bersama aktris glamor Pamela Anderson dan Liam Neeson dalam reboot (pembuatan ulang) film Naked Gun. Neeson berperan sebagai Letnan Frank Drebin, yang awalnya diperankan oleh aktor komedi legendaris Leslie Nielsen.&nbsp;“Cody Rhodes mungkin sedang berseteru besar dengan The Rock di ring WWE saat ini, tapi sepertinya pertarungan tersebut akan meluas ke Hollywood karena dia akan membintangi film baru Naked Gun,” kata seorang sumber yang dekat dengan pihak produksi.&nbsp;“Dan untuk membuat segalanya lebih mudah bagi dirinya sendiri, dia mungkin akan memerankan dirinya sendiri dalam film tersebut.&nbsp;“Ini akan menjadi film besar dan Cody Rhodes sangat bersemangat untuk memfilmkan perannya dan menjadikannya sesuatu yang menyenangkan baginya dan juga lucu bagi semua orang yang melihatnya.”<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C6AOgYFJ1tI"></oembed></figure>Apakah Sebelumnya Cody Rhodes Pernah Muncul di TV atau Film?Belum jelas peran apa yang akan dimainkan Rhodes dalam film Naked Gun tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan ia bisa berperan sebagai dirinya sendiri dalam film yang rencananya akan dirilis pada tahun 2025 tersebut.&nbsp;Ada juga yang menyebut Rhodes hanya akan menjadi cameo. Tetapi, sumber tersebut menambahkan bahwa “peran yang akan dimainkan Rhodes terbilang penting dan cocok untuk keseluruhan cerita film”.Seperti yang biasa terjadi pada reboot, film asli tahun 1988 yang sangat disukai juga menampilkan banyak bintang olahraga. Almarhum OJ Simpson muncul sebagai Detektif Nordberg, sementara legenda Hall of Fame MLB Reggie Jackson juga muncul sebentar.Rhodes, 38, jelas tidak asing dengan dunia akting, telah tampil di sejumlah acara TV seperti Arrow dan Warehouse 13. Dan meskipun masih harus dilihat bagaimana dia akan menggabungkan keduanya, harus ada cukup waktu dalam jadwalnya. untuk memfilmkan perannya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Rz2Pzk64-W8?si=dWamT5mWqg5STWQN" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Pegulat WWE Cody Rhodes bakal membintangi Naked Gun bersama Pamela Anderson dan Liam Neeson. 

Bintang WWE Cody Rhodes Melangkah ke Hollywood

SKOR.id – Hustle merupakan film bertema olahraga bola basket. Film bergenre drama yang beredar tahun 2022 ini disutradarai oleh Jeremiah Zagar.Pemeran utamanya adalah Adam Sandler, yang berperan sebagai pemandu bakat NBA.Ia dikisahkan menemukan pemain bola basket yang masih mentah namun berbakat di Spanyol dan mencoba mempersiapkannya untuk draft NBA.&nbsp;Hustle juga dibintangi Ratu Latifah, Ben Foster, Robert Duvall, Heidi Gardner, dan pemain NBA saat ini Anthony Edwards.&nbsp;Bintang NBA LeBron James memproduksi film ini melalui SpringHill Company miliknya.&nbsp;Hustle dirilis pada 8 Juni 2022 oleh Netflix. Film ini mendapatkan ulasan positif dari para kritikus.Penampilan Sandler dalam film ini mendapatkan pujian dan membuatnya mendapatkan nominasi Screen Actors Guild Award pertamanya.SinopsisDikisahkan bahwa Stanley Sugerman (diperankan Adam Sandler), pencari bakat internasional untuk Philadelphia 76ers di NBA, sedang mencari bintang masa depan.&nbsp;Seringnya ia bepergian berdampak buruk pada istrinya Teresa dan putrinya Alex, yang menginginkannya untuk berada dekat dengan keluarga.Beruntung Stanley disukai oleh pemilik 76ers Rex Merrick, meski ada konflik dengan putra Rex, Vincent.&nbsp;Rex kemudian mempromosikan Stanley menjadi asisten pelatih, sehingga membuatnya bisa tetap berada di rumah bersama keluarganya.&nbsp;Namun pada malam yang sama, Rex meninggal dunua, sehingga membuat Vince langsung mengambil alih tim.&nbsp;Tiga bulan kemudian, Vince menurunkan posisi Stanley kembali menjadi pemandu bakat, dan mengirimnya ke Spanyol.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/9dueaC-thEA?si=oWUOQQmAfoVdjZfA" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Stanley kemudian menyaksikan pertandingan lokal, dan dikejutkan oleh pemain tidak dikenal yang sangat berbakat.Stanley mencoba berbicara dengan pemain tersebut, yang bernama Bo Cruz, tetapi ditolak sampai dia melakukan panggilan FaceTime ke Dirk Nowitzki untuk membuktikan keabsahannya.&nbsp;Bo dan ibunya Paola kemudian menceritakan kisah hidupnya, dia adalah pemain berbakat sejak usia dini,Ia mengaku pernah diundang bermain di Amerika Serikat pada usia 15 tahun, namun tetap tinggal di Spanyol setelah pacarnya hamil putrinya, Lucia.&nbsp;Bo bekerja dalam bidang konstruksi dan menghasilkan uang tambahan dengan bermain basket.&nbsp;Setelah latihan yang mengesankan dengan anggota Tim Nasional Spanyol, Stanley mendesak lini depan 76ers untuk segera mengontrak Bo Cruz, tetapi Vincent tidak yakin.&nbsp;Mengambil tindakan sendiri, Stanley membayar untuk membawa Bo Cruz ke AS, memberitahunya bahwa ia akan dikontrak oleh Sixers atau memasuki draft NBA.&nbsp;Saat di Bandara, Bo Cruz ditahan karena hukuman penyerangan berat yang diterimanya di Spanyol.Dia kemudian dibebaskan, tapi diperingatkan bahwa dia bisa dideportasi jika ditangkap di Amerika Serikat.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/anWsV1Rm4-I?si=6lj-o-tc28YpJNP1" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Adam Sandler menjadi pemeran utama Hustle dan berperan sebagai pencari bakat NBA.

Hustle, Kisah Pemandu Bakat NBA Mencari Calon Pemain Bintang di Spanyol

SKOR.id – Dikesampingkan oleh badan sepak bola dunia FIFA, turnamen tidak resmi Piala Dunia Wanita tahun 1971 memudar menjadi tidak jelas.&nbsp;Kini, seorang eksekutif film yang diproduseri oleh Venus dan Serena Williams berupaya mengembalikan tempat yang selayaknya dalam sejarah sebagai salah satu peristiwa paling penting yang pernah diadakan.Pada tahun 2024, sepak bola wanita adalah salah satu olahraga dengan pertumbuhan tercepat di dunia.&nbsp;Namun tidak banyak yang mengetahui bila hal ini tidak lepas dari usaha para pesepak bola wanita itu sendiri dan para pemangku kepentingannya.&nbsp;Seperti diketahui, setelah Perang Dunia II, wanita dilarang atau dipinggirkan untuk ikut memainkan permainan yang indah ini. Hal itu merupakan salah satu dari banyak alasan mengapa tak banyak yang mengetahui tentang Piala Dunia Wanita 1971 di Meksiko.&nbsp;Copa 71, sebuah film dokumenter baru, dibuat dengan tujuan untuk menutup kesenjangan kesadaran ini.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/tXx5usO4v2E?si=GmKsaVz42pCAZffw" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Sebuah asosiasi sepak bola wanita independen mengadakan Piala Dunia Wanita perdananya di Italia pada tahun 1970 dengan sponsor dari Martini vermouth.&nbsp;Setahun kemudian, mereka menggelar Piala Dunia Wanita 1971 yang ambisius di Meksiko dengan pertandingan di dua stadion nasional yang tidak dapat dikendalikan oleh FIFA: Jalisco di Guadalajara dan Azteca di Mexico City.&nbsp;Melalui perpaduan menarik antara rekaman arsip yang kaya dan wawancara dengan tokoh-tokoh penting dan pemain dari turnamen tersebut, film Copa 71&nbsp;ini mengeksplorasi sejarah luar biasa dari acara tersebut. Khususnya, pertandingan final antara Meksiko dan Denmark mengumpulkan jumlah penonton tertinggi dalam sejarah olahraga wanita.Trudy McCaffrey, mantan pemain sepak bola Inggris, mengingat dengan jelas sensasi fisik saat melangkah ke lapangan di depan lebih dari 100.000 penonton di Stadion Azteca Mexico City.“Itu hanya gelombang kebisingan dan Anda bisa mendengarnya dari ruang ganti. Dan itu adalah drum. Saya bisa merasakan genderang berdebar di tubuh saya,” ujarnya, mengenang.&nbsp;“Begitulah kerasnya suara mereka. Dan itu terus berlanjut, dan terus, sepanjang pertandingan, drum-drum ini. Lalu, ketika Anda berjalan keluar ke lapangan, suara itu langsung mengenai Anda.”Dalam film dokumenter tersebut, para pemain Argentina, Meksiko, Prancis, Denmark, dan Italia juga mengenang kembali Agustus 1971, ketika mereka dipuji karena keterampilan bermain bola mereka dan diperlakukan seperti superstar.&nbsp;Suasana itu jauh berbeda dengan negara asal mereka, yang sebagian besar dari mereka dilarang bermain di lapangan sepak bola dan hanya diperbolehkan berlatih di taman umum.Disutradarai oleh Rachel Ramsey dan James Erskine, dan diproduseri eksekutif oleh mantan bintang tenis Venus dan Serena Williams serta striker pemenang Piala Dunia Wanita AS Alex Morgan, film ini sudah dirilis pada 8 Maret 2024 lalu di Inggris.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Vn3JM_rJCto?si=RygSLsth84DwQOb3" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Film Copa 71 mengeksplorasi sejarah luar biasa dari Piala Dunia Wanita yang tidak pernah diakui FIFA dan federasi sepak bola hampir di seluruh dunia.  

Copa 71, Kisah Para Pesepak Bola Wanita Mencari Penghargaan

SKOR.id – Road House dari Amazon Prime Video adalah remake dari film aksi tahun 1989 dengan judul yang sama. Meskipun film yang lebih baru berisi beberapa urutan yang mengesankan, ada satu adegan yang hilang. Tetapi kesalahan tersebut dapat diperbaiki dengan mengembalikan Post Malone dalam kemungkinan sekuel yang akan muncul.&nbsp;Film aksi tahun 2024 yang disutradarai oleh Doug Liman dan ditulis oleh Anthony Bagarozzi dan Chuck Mondry ini mengambil cerita orisinal yang dipimpin Patrick Swayze dan memodernkannya.&nbsp;Akibatnya, pembuatan ulang Road House menghilangkan beberapa hal dari film aslinya (yang dirilis 1989), termasuk keseluruhan karakter (meskipun pembuatan ulang tersebut sudah memiliki orang yang tepat untuk memerankannya).Jika film pertama mengambil setting di Jasper, Missouri, maka Road House&nbsp;(2024) membawa cerita ke Florida Keys.&nbsp;Karakter yang dimainkan Jake Gyllenhaal terinspirasi oleh Swayze, tetapi mereka memiliki latar belakang yang berbeda (Dalton yang dimainkan Swayze sebelumnya menjadi penjaga dan Dalton versi Gyllenhaal sebagai mantan petarung UFC). &nbsp;Terlepas dari perbedaan-perbedaan ini, pembuatan ulang sering kali memberi penghormatan kepada aslinya, dan potensi sekuel Road House dengan kembalinya Gyllenhaal dapat mengatasi hal-hal yang ditinggalkan oleh film pertama.Road House 2 Perlu Kembalikan Karakter Carter untuk Duel dengan Dalton&nbsp;Peran Post Malone sebagai Carter di awal Road House dan prospek melihatnya melawan Dalton karya Jake Gyllenhaal sangat menarik, sampai Carter mundur dari pertarungan, karena reputasi Dalton.Tentu saja, ketakutan Carter menunjukkan betapa takutnya Dalton dan betapa tangguhnya dia sebagai lawan. Tapi, masih terasa ada yang kurang di film tersebut karena tidak menampilkan adegan pertarungan antara karakter Post Malone dan Dalton.&nbsp;Namun, jika studio produksi memberi lampu hijau untuk sekuelnya (yang sangat mungkin terjadi karena penerimaan dan popularitas remake tersebut), mereka dapat memperbaiki kesalahan ini.&nbsp;Post Malone harus lebih memamerkan aktingnya, mengingat dia melakukan pekerjaan yang mengesankan di Road House&nbsp;(meskipun waktu layarnya terbatas). Oleh karena itu, sekuel Road House&nbsp;harus membawanya kembali dan memberinya peran yang lebih signifikan.&nbsp;Tapi film kedua hipotetis harus menyertakan adegan pertarungan aktual antara karakter Post Malone dan Dalton Gyllenhaal dari Road House untuk memuaskan massa.Di Road House 2, Post Malone Bisa juga Mengisi Karakter Wade Garrett&nbsp;Sayangnya, remake tersebut tidak menyertakan karakter yang dimainkan Sam Elliot di Road House, Wade Garrett. Di film pertama (1989), Garrett adalah mentor dan teman Dalton yang bertarung bersama Dalton di Jasper.&nbsp;Tidak jelas mengapa produser film baru (2024) tidak menciptakan karakter yang mirip dengan Garrett. Namun, kesalahan mereka pada akhirnya membuka pintu bagi seseorang untuk menjadi pengganti Elliot di sekuelnya, dan seseorang tersebut seharusnya menjadi Post Malone.&nbsp;Sekuel Road House bisa membunuh dua burung dengan satu lemparan batu dengan membawa Post Malone kembali melawan Dalton dan memintanya mengisi peran Elliot dari film pertama.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/PcgDc7bv5sA?si=Z2EPwb4GJA9xytZv" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Latest Articles - Film