SKOR.id - Upaya Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengelak dari sanksi FIFA, terkait pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi, gagal.Induk sepak bola dunia tersebut menolak banding yang diajukan oleh FAM, dan tetap akan menjatuhkan sanksi yang sudah mereka tetapkan sebelumnya.Keputusan tersebut diambil setelah Komite Banding FIFA melakukan analisis mendalam serta mengadakan sidang internal.Hasilnya, diumumkan Senin (3/11/2025). Mereka sepakat bahwa apa yang dilakukan FAM terkait proses naturalisasi tujuh pemain Timnas Malaysia telah melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA mengenai pemalsuan data.Adapun para pemain yang dimaksud adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui dan Hector Alejandro Hevel Serrano.Mereka semua tetap akan dihukum tak boleh terlibat aktivitas sepak bola apapun selama 12 bulan ke depan. Selain itu, masing-masing juga diminta membayar denda sebesar 2000 Franc Swiss atau sekitar Rp41,2 juta.Sementara, FAM selaku federasi yang menginisiasi prosesnya, dijatuhi denda lebih besar, yakni 350 ribu Franc Swiss alias Rp7,22 milliar. &nbsp;FAM dan ketujuh pemain langsung diberi tahu oleh FIFA bersamaan dengan diketoknya keputusan ini. Mereka punya 21 hari untuk coba mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DQmOmLwElJ7"></oembed></figure>Tak lama berselang, FAM langsung memberi respons. Mereka mengaku kaget, dan akan segera bersurat kepada FIFA untuk mengetahui alasan di balik keputusan tersebut.FAM akan mempertimbangkan matang-matang sebelum membawa kasus ini lebih jauh ke CAS."Ini adalah pertama kalinya FAM menghadapi situasi seperti ini, dan pengacara serta manajemen kami sangat terkejut dengan keputusan tersebut," tulis Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi, via media sosial."Namun, FAM akan terus memperjuangkan hak-hak para pemain dan kepentingan sepak bola Malaysia di tingkat internasional," tambahnya.Bagaimana kelanjutan kasus ini akan diketahui paling lama sebulan ke depan. FAM merasa punya dasar yang kuat untuk banding, kini mereka harus membuktikannya.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/4JMIIx4qDuk?si=mgHgUExw64bhxdk4" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

FIFA menolak banding yang diajukan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terhadap kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi.

World

Tolak Banding FAM, FIFA Tetap Jatuhkan Hukuman kepada Federasi dan 7 Pemain Naturalisasi Malaysia

SKOR.id - Gelaran Piala Dunia U-17 FIFA 2025, yang akan berlangsung di Qatar pada 3–27 November, menjadi ajang ideal bagi para talenta muda untuk unjuk kemampuan dan mengambil langkah besar berikutnya dalam karier mereka. Termasuk dari kawasan Asia.Gelombang baru bintang-bintang muda Asia kini bersiap menarik perhatian dunia. Turnamen ini bukan sekadar arena pembuktian bagi generasi pesepak bola masa depan, tetapi juga panggung bagi para pemain muda Asia untuk memperlihatkan potensi luar biasa dan kualitas teknis yang mengesankan.Di seluruh benua, banyak nama muda yang sudah menunjukkan kemampuan teknis, visi permainan, dan karakter kompetitif sejak usia dini. Kini, mereka siap menguji diri di level tertinggi sepak bola usia muda dunia. Beberapa di antaranya bahkan sudah merasakan atmosfer kompetisi profesional bersama klub-klub besar di negara masing-masing — bukti kematangan yang jauh melampaui usia mereka.FIFA pun menyoroti sejumlah nama yang berpotensi menjadi kisah besar berikutnya dari Asia, meneruskan warisan generasi emas yang dulu pernah menginspirasi dunia sepak bola. Salah satunya adalah penyerang Timnas U-17 Indonesia, Fadly Alberto.Performa impresif Fadly Alberto bersama Timnas U-17 Indonesia di Piala Asia U-17 lalu menjadi salah satu penilaian penting bahwa dia akan bersinar di masa depan.“Pemain muda Bhayangkara Presisi FC itu tampil sebagai sosok penting dalam dua kemenangan bersejarah Garuda Muda atas Korea Selatan dan Yaman — hasil yang memastikan langkah Indonesia ke Piala Dunia U-17 2025,” tulis FIFA, dalam situs resmi mereka.“Di bawah arahan pelatih Nova Arianto, Fadly menunjukkan kematangan di luar usianya, memadukan visi tajam, ketenangan di area berbahaya, serta determinasi tanpa kompromi dalam setiap duel.”“Fadly bukan hanya pemain muda dengan potensi besar, tetapi juga simbol generasi baru sepak bola Indonesia — generasi yang berani bermimpi besar dan siap menulis babak baru dalam sejarah sepak bola Tanah Air di panggung dunia,” FIFA menegaskan.Seperti diketahui, Timnas U-17 Indonesia akan memulai perjalanan mereka di Grup H Piala Dunia U-17 2025 pada Selasa (4/11/2025). Pada laga tersebut, mereka akan menghadapi Zambia di Lapangan 7 Aspire Zone, Doha, Qatar, kick-off pukul 22.45 WIB.Selain melawan Zambia, tim Garuda Muda juga akan menghadapi Brasil (7/11/2025) dan Honduras (10/11/2025).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/4JMIIx4qDuk?si=O2utCh9zkubof4yE" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

FIFA menilai Fadly Alberto menjadi salah satu talenta dari Asia yang bakal bersinar di Piala Dunia U-17 2025.

Timnas Indonesia, timnas U-22, Timnas U-23, timnas U-16, timnas U-19

Timnas Indonesia

FIFA Soroti Kualitas Penyerang Timnas U-17 Indonesia Fadly Alberto

SKOR.id - Gelombang tanda tanya besar kembali menghantam Konfederasi Sepak bola Asia (AFC). Babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang seharusnya menjadi ajang sportivitas dan integritas, justru diwarnai kontroversi tajam.Federasi-federasi anggota mempertanyakan keputusan AFC yang menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah tanpa proses bidding terbuka dan tanpa penjelasan publik.Dari penentuan venue, jadwal, hingga alokasi tiket, semua berlangsung seperti rahasia negara, bukan urusan sepak bola yang menjunjung asas keterbukaan.Media asal Amerika Serikat, The Athletic, pun turun langsung ke lapangan. Melalui jurnalisnya, Jacob Whitehead, mereka mengajukan enam pertanyaan resmi kepada AFC dan FIFA.Namun, tak satu pun pertanyaan dijawab. FIFA memilih diam, AFC pun bungkam. Berikut berbagai pertanyaan yang ditanyakan: Apakah AFC dapat secara terbuka membagikan kriteria dan skor bidding tuan rumah kualifikasi?Lalu Mengapa Arab Saudi dan Qatar diizinkan bermain di kandang sendiri, bukan di venue netral? Dalam kondisi apa keduanya ditetapkan sebagai unggulan teratas? Bagaimana jadwal pertandingan babak keempat ditentukan?Mengapa suporter Uni Emirat Arab mendapat kuota tiket lebih sedikit saat melawan Qatar? Terakhir, apakah AFC bersedia memberikan salinan lengkap peraturan babak keempat kualifikasi?<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/kualifikasi_piala_dunia_2026_zona_asia_2f1f75ce0a.jpg" alt="Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia."><figcaption>Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, saat Timnas Indonesia melaju hingga babak atau putaran keempat. (Grafis: Yusuf/Skor.id)</figcaption></figure>Adapun ini bukan pertama kalinya AFC terseret isu ketertutupan. Dari proses bidding turnamen, keputusan disiplin, hingga distribusi jadwal pertandingan, publik sering kali menganggap disuguhi kebijakan tanpa nalar publik.Dua negara kaya di Timur Tengah dinilai kembali mendapat keistimewaan tanpa penjelasan logis, sehingga muncul kewajaran jika banyak pihak menilai bahwa sepak bola Asia masih berjalan dalam bayang-bayang kekuasaan.Pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia tersebut, Timnas Indonesia masuk dalam Grup B dan harus menjalani pertandingan terpusat di Arab Saudi.Garuda menjalani laga pertama dengan bersua Timnas Arab Saudi pada 9 Oktober 2025 (kalah 2-3) dan sudah main lagi pada 12 Oktober 2025 menghadapi Irak (0-1), yang akhirnya harus mengubur mimpi ke Piala Dunia 2026.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/gZGqkfkJAXQ?si=TWDYh-9Y71BeMPV-" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Gelombang tanda tanya besar kembali mengarah kepada AFC terkati pelaksanaan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Media Amerika Tantang AFC Jelaskan Transparansi Tuan Rumah Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

SKOR.id - Tren lemparan ke dalam jarak jauh (long throw) yang kembali populer di sepak bola modern bisa segera menghadapi pembatasan baru.&nbsp;Menurut laporan The Guardian, Badan pembuat aturan sepak bola dunia, IFAB (International Football Association Board), dikabarkan tengah mempertimbangkan aturan waktu maksimal untuk melakukan lemparan ke dalam demi menjaga tempo permainan.Langkah ini muncul setelah lonjakan taktik lemparan jauh di Premier League musim ini, di mana banyak tim menggunakan momen lemparan ke dalam seperti situasi bola mati — lengkap dengan pemain tinggi di kotak penalti, dan pelatih lemparan khusus di tepi lapangan.Namun, strategi tersebut mulai menimbulkan keluhan. Selain dianggap memperlambat permainan, waktu efektif bola di lapangan (ball-in-play time) juga menurun drastis.Maka itu, muncul wacana pembatasan waktu pemain sebelum melakukan lemparan ke dalam.Aturannya bisa mirip seperti batas delapan detik untuk penjaga gawang memegang bola yang diberlakukan musim ini. Jika seorang pemain melanggar waktu yang ditetapkan, tim lawan bisa diberikan lemparan ke dalam atau bahkan tendangan bebas tidak langsung.Meski belum disahkan, pembahasan ini dilaporkan sudah masuk tahap serius dan bisa diuji coba di beberapa kompetisi tahun depan.Dalam satu dekade terakhir, lemparan jauh sempat menghilang, tapi kini kembali menjadi senjata mematikan bagi tim-tim Premier League seperti Luton Town, Nottingham Forest, dan Brentford. Dengan pemain seperti Ben Tozer atau Mads Bech Sørensen, bola bisa dilempar ke dalam kotak penalti sejauh 30–40 meter — menciptakan situasi berbahaya layaknya sepak pojok.Namun akibatnya, pemain sering butuh waktu lama menyiapkan lemparan: Menyeka bola dengan handuk, mengambil ancang-ancang jauh, hingga menunggu rekan di kotak penalti. Semua itu membuat ritme pertandingan melambat dan waktu efektif permainan berkurang.IFAB menilai pembatasan waktu lemparan ke dalam akan mendorong tempo permainan lebih cepat dan mengurangi time-wasting. Tujuannya sederhana: menjaga intensitas dan meningkatkan nilai hiburan pertandingan.Selain wacana soal lemparan ke dalam, IFAB juga tengah meninjau ulang aturan VAR untuk kartu kuning kedua.&nbsp;Dalam pertemuan baru-baru ini, IFAB sepakat bahwa VAR akan diizinkan untuk melakukan intervensi dalam kasus kartu kuning kedua yang keliru, dengan target agar aturan baru ini sudah bisa diterapkan pada Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko musim panas mendatang.Menurut laporan The Sun, para petinggi sepak bola menyetujui bahwa ofisial VAR harus diberi wewenang untuk campur tangan ketika seorang pemain menerima kartu kuning kedua secara tidak tepat.Usulan resmi untuk mengubah aturan ini akan diajukan pada Rapat Bisnis Tahunan IFAB di Heathrow, Januari mendatang, sebelum disahkan lagi dalam Rapat Umum Tahunan di Cardiff pada Februari. Jika lolos, perubahan ini akan mulai berlaku per 1 Juli 2026.Diketahui bahwa FIFA, yang memiliki empat dari delapan hak suara di dalam IFAB, ingin mempercepat penerapan aturan baru ini agar bisa digunakan sebelum Piala Dunia dimulai pada 11 Juni.Perubahan ini akan menjadi langkah besar dalam evolusi VAR, yang saat ini hanya diizinkan ikut campur untuk insiden penting seperti gol, penalti, dan kartu merah langsung.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/gZGqkfkJAXQ?si=-4kg0pz-ZCzzd1JC" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Taktik lemparan ke dalam jarak jauh kini kembali tren di sepak bola, namun juga memunculkan keluhan.

IFAB Pertimbangkan Batasi Taktik Lemparan ke Dalam 

SKOR.id - FIFA ASEAN Cup resmi diluncurkan, bagaimana formatnya? Mari kita simak lebih dalam.FIFA dan ASEAN baru saja menandatangani MoU untuk melanjutkan kerja sama dalam lima tahun ke depan, setelah sebelumnya sudah bekerja sama selama lima tahun.Presiden FIFA, Gianni Infantino, datang langsung ke KTT ASEAN Ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk proses ini.Ada banyak kerja sama yang akan dilakukan, tetapi salah satu poin terbesar adalah diluncurkannya sebuah turnamen baru dari FIFA untuk negara-negara anggota ASEAN bertajuk FIFA ASEAN Cup."Kami bangga untuk terus menunjukkan dukungan kami kepada komunitas ASEAN dengan meluncurkan FIFA ASEAN Cup," ujar sang Presiden FIFA."Ini akan jadi tambahan bagus untuk kalender sepak bola regional, ini akan punya dampak besar tak hanya secara regional tetapi juga memberi panggung para pemain terbaik di ASEAN untuk bersinar di pentas dunia."Meski begitu, memang belum jelas bagaimana format atau kapan FIFA ASEAN Cup akan diselenggarakan.Selain itu, belum jelas pula bagaimana status Piala AFF yang selama ini sudah bergulir untuk negara-negara di Asia Tenggara.Apabila kita menilik lebih dalam, sebenarnya ada satu poin penting dalam pengumuman resmi FIFA yang bisa jadi acuan bagaimana FIFA ASEAN Cup akan diselenggarakan."Setelah penandatanganan MoU, FIFA ASEAN Cup resmi diluncurkan, turnamen regional yang akan menyatukan member FIFA dari region Asia Tenggara, dalam format yang mengikuti jejak sukses FIFA Arab Cup," tulis FIFA.Artinya, sedikit banyak FIFA ASEAN Cup mungkin akan mengikuti format yang digunakan di FIFA Arab Cup.FIFA Arab CupArab Cup sudah digelar sejak 1963, tetapi kerap terhenti hingga pada akhirnya diambil alih oleh FIFA mulai edisi 2021, berganti nama menjadi FIFA Arab Cup.Kini di bawah FIFA, FIFA Arab Cup dihelat setiap empat tahun sekali.Ada 16 negara yang ikut serta di turnamen ini, dengan beberapa negara langsung lolos (tuan rumah, juara bertahan, negara ranking tertinggi), dengan beberapa negara juga harus melewati proses kualifikasi.FIFA Arab Cup dihelat 19 hari (edisi 2021) dan 18 hari (2025) pada awal bulan Desember, artinya di luar kalender FIFA.Memang, FIFA mengatakan bahwa turnamen ini adalah turnamen undangan yang tak masuk dalam Kalender Sepak Bola Internasional.Hal ini mirip dengan jadwal dan format Piala AFF yang selama ini bergulir.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/UIsMfd7aq3k?si=85ztZCW2hPe5oWpl" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Bagaimana format turnamen anyar FIFA ASEAN Cup yang resmi diluncurkan oleh FIFA dan ASEAN?

FIFA ASEAN Cup Resmi Diluncurkan, Bagaimana Formatnya?

SKOR.id - FIFA selangkah lebih cepat dari PSSI dalam mengumumkan skuad Timnas U-17 Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025.Dikutip dari situs resmi mereka, Jumat (24/10/2025), induk sepak bola dunia itu sudah merilis daftar pemain yang dipilih Nova Arianto buat mengarungi turnamen di Qatar, November mendatang.Padahal, berdasarkan keterangan sang juru taktik saat terakhir kali berlatih di Jakarta, dua pekan lalu, skuad final Garuda Muda baru akan ditetapkan setelah mereka merampungkan rangkaian uji coba di Dubai, pengujung bulan ini.Namun, FIFA sepertinya sudah lebih dulu mendapatkan draft-nya dari PSSI, terlepas apakah daftar tersebut memang sesuai dengan pengumuman resminya nanti.Dalam rilis FIFA, terdapat 21 pemain yang akan memperkuat Timnas U-17 Indonesia, mayoritas adalah nama-nama familier yang sudah menjadi tulang punggung tim selama ini.Mulai dari Dafa Al Gasemi di bawah mistar, sang kapten Putu Panji, duo gelandang Evandra Florasta dan Nazriel Alfaro, winger andalan Zahaby Gholy dan Fadly Alberto, hingga striker Mierza Firjatullah.Selain itu, terdapat pula empat pemain diaspora macam Mathew Baker (Melbourne City FC), Lucas Lee (Ballistic United SC), Eizar Tanjung (Sydney FC), dan kiper Mike Rajasa (FC Utrecht).Tak banyak kejutan yang dilakukan Nova Arianto, semua pemain yang dibawa memang sudah teruji di berbagai kejuaraan dan uji coba internasional.Mungkin ada beberapa nama yang hilang, seperti Daniel Alfrido, Aldyansyah Taher, dan Josh Holong, tapi skuad ini terlihat cukup kompetitif.Adapun Timnas U-17 Indonesia tergabung di Grup H Piala Dunia U-17 2025 bersama Brasil, Honduras, dan Zambia.Turnamen akan berlangsung di Qatar pada 3-27 November, dengan Garuda Muda berharap bisa lolos dari fase grup.Daftar pemain Timnas U-17 Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025 berdasarkan rilis FIFA:&nbsp;KiperRendy Razzaqu Mochtar – Madura United FC Dafa Al Gasemi Setiawarman – Dewa United FC Mike Rajasa Hoppenbrouwers – FC Utrecht (Belanda)Bek&nbsp;Dafa Zaidan El Fikri – Borneo FC Ida Bagus Putu Cahya Pramana – Bali United FC I Putu Panji Apriwan – Bali United FC Mathew Ryan Baker – Melbourne FC (Australia) Eizar Tanjung – Sydney FC (Australia) Lucas Raphael Lee – Ballistic United SC (Amerika Serikat) Fabio Azkairawan – Persija Jakarta Ilham Romadhona Nirwan Achdiat – Borneo FC Muhammad Al Gazani Dwi Sugandi – Persija Jakarta Azizu Milanesta – Asiana Soccer SchoolGelandangEvandra Florasta – Bhayangkara Presisi FC Muhamad Zahaby Gholy – Persija Jakarta Nazriel Alfaro Syahdan – Persib Bandung Rafi Rasyiq – Semen Padang FCPenyerangMochammad Mierza Firjatullah – Persik Kediri Fadly Alberto Hengga – Bhayangkara Presisi FC Adi Dimas Prasetyo – PSM Makassar Fandi Ahmad Muzaki – Persija Jakarta<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/UIsMfd7aq3k?si=RanWxTDfaRI5Ksan" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

FIFA telah merilis daftar pemain Timnas U-17 Indonesia yang akan berlaga di Piala Dunia U-17 2025, November mendatang.

Bocoran Skuad Timnas U-17 Indonesia di Piala Dunia U-17 2025 dari FIFA

SKOR.id - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) membantah tuduhan FIFA terkait pemalsuan dokumen pemain naturalisasi dan siap mengajukan banding.Seperti diketahui, bulan lalu FIFA menjatuhkan hukuman kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia karena prosesnya dianggap tak sesuai aturan.Dan, Selasa (7/10/2025), induk sepak bola dunia itu akhirnya mengungkap hasil investigasi yang mendasari hukuman tersebut.Laporan FIFA menemukan bahwa kakek/nenek para pemain bukan lahir di Malaysia, melainkan Argentina, Brasil, Spanyol hingga Belanda.Dengan demikian, syarat sah naturalisasi sudah tidak terpenuhi, dan FAM dinilai "mengelabui" FIFA agar permohonan mereka dikabulkan.Tak lama setelah dokumen tersebut tersebar ke publik, FAM muncul memberi pernyataan resmi.Mereka dengan tegas menampik semua tudingan FIFA dan siap membawa bukti-bukti yang mereka punya untuk melawan di jalur banding."FAM sudah menerima semua dokumen putusan FIFA soal keabsahan tujuh pemain naturalisasi. Dan, dengan ini, kami akan mengajukan banding lewat jalur resmi. Kami juga menegaskan bahwa semua dokumen dan bukti pendukung sudah lengkap dan siap dikirim ke FIFA," tulis FAM."Kami menganggap serius beberapa kesimpulan, terutama tuduhan bahwa para pemain 'memperoleh dokumen palsu' atau sengaja menghindari aturan kelayakan. FAM menekankan bahwa tidak ada bukti yang mendukung tuduhan FIFA tersebut," mereka menambahkan.FAM juga menegaskan bahwa semua dokumentasi dan pengajuan kelayakan naturalisasi ketujuh pemain sudah disiapkan, diverifikasi, dan dikelola sepenuhnya oleh federasi sesuai prosedur.Selama proses tersebut, para pemain juga memberi kepercayaan penuh terhadap langkah-langkah verifikasi dan pendaftaran yang dilakukan FAM.Mereka merasa tuduhan yang dilayangkan FIFA sama sekali tidak adil dan tidak akurat, oleh karena itu siap menempuh jalur banding resmi."FAM tetap berkomitmen untuk membela kepentingan sepak bola Malaysia, melindungi hak-hak para pemain, dan memastikan proses ini berjalan secara transparan dan sesuai dengan peraturan," lanjut mereka.Adapun tujuh pemain yang dimaksud adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Jon Irazabal Iraurgui, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Hector Alejandro Hevel Serrano, dan Joao Vitor Brandao Figueiredo.Mereka saat ini sudah dijatuhi sanksi 12 bulan tak boleh terlibat dalam aktivitas sepak bola apapun plus denda finansial.Sementara, FAM juga diharuskan membayar denda sebesar 350 ribu franc Swiss atau sekitar Rp7 miliar.Mengingat para pemain juga sempat tampil melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027, Timnas Malaysia kini juga berpotensi didiskualifikasi.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/UreFFyj067M?si=9q1Zh1RcA0tG3ZDk" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) membantah tuduhan FIFA terkait pemalsuan dokumen pemain naturalisasi dan siap mengajukan banding.

Dihukum FIFA Akibat Palsukan Dokumen Naturalisasi Pemain, FAM Siap Ajukan Banding

SKOR.id - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan Indonesia tidak pernah mencampuri urusan negara lain di FIFA.Hal itu dituturkannya ketika mendapatkan pertanyaan dari wartawan mengenai adanya tudingan terhadap Indonesia yang ikut berperan soal FIFA memberikan sanksi ke Malaysia terkait naturalisasi ilegal, usai rapat dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Senin (29/9/2025).Seperti diketahui, sebelumnya FIFA resmi menghukum Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Dalam pernyataan resminya, FIFA menyatakan bahwa FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang pemalsuan dokumen. FIFA pun menjatuhkan sanksi denda 350 ribu CHF (sekitar Rp7,3 miliar) untuk FAM dan 2 ribu CHF (sekitar Rp41,8 juta) untuk masing-masing pemain yang terkena sanksi.Selain itu, FIFA juga menjatuhi sanksi larangan bermain selama satu tahun kepada tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia yang dokumennya bermasalah. Ketujuh pemain itu adalah Joao Figueiredo, Jon Irazabal, Hector Hevel, Imanol Machuca, Gabriel Palmero, Facundo Garces, dan Rodrigo Holgado.Sontak, keputusan FIFA ini langsung menjadi perhatian besar bukan hanya untuk publik Malaysia, tapi juga di Asia Tenggara.Mendengar keputusan tersebut, bos klub Johor Darul Takzim, Tunku Ismail Idris, sempat melontarkan pernyataan yang mengisyaratkan Indonesia ikut campur dalam keputusan FIFA ini.Dalam pernyataannya di media sosial, dia menyatakan FIFA mendapatkan pengaruh dari New York, Amerika Serikat. Beberapa waktu lalu, memang ada pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden RI, Prabowo Subianto, di New York, di sela-sela Sidang Umum PBB.Erick Thohir pun memberikan penjelasan apa saja yang dibicarakan antara Presiden Prabowo dan Gianni Infantino. Menurut Erick Thohir, menjelaskan bahwa pertemuan Presiden Prabowo dengan Infantino bermula dari Perpres No. 12 Tahun 2025 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) 2025-2029.Pertemuan ini adalah salah satu rangkaian dari Presiden Prabowo yang akan bertemu dengan tokoh-tokoh olahraga dunia. Itu lantaran Presiden Prabowo ingin standarisasi organisasi olahraga Indonesia berskala internasional.“Pembicaraan Bapak Presiden dengan Presiden Gianni jelas Bapak Presiden mengenai sepak bola Indonesia tidak bicara mengenai negara lain. Salah satu pembicaraan bagaimana FIFA Academy bisa ada di Indonesia karena ini sebagai sistem pembangunan untuk usia dini,” kata Erick Thohir.“FIFA akan mendorong kejuaraan dunia U-15 yang jumlahnya 8 lawan 8. Ini adalah sistem yang baru. Jadi pembicaraan Presiden seperti itu. Lalu kami dari Kemenpora atau saya pribadi kita tentu harus menghargai semua negara,” tambahnya.&nbsp;“Di Asia Tenggara ketika ingin olahraganya maju maka kita harus menghargai dan kita tidak ikut campur dengan politik kebijakan masing-masing negara. Tapi mohon maaf kalau kami di Indonesia ingin olahraganya maju, ingin sepak bolanya bagus, ingin bulu tangkisnya bagus, pesilatnya mendunia, olahraga-olahraga kita ingin maju, kita harus lakukan itu. Tapi kita tidak intervensi, tidak ikut campur isu-isu negara,” tegasnya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/g6tKniW4q0E?si=lcpsX0en5ta1F_-h" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

Erick Thohir menjelaskan apa saja pembahasan dalam pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden FIFA.

National

Erick Thohir Tegaskan Indonesia Tidak Ikut Campur Sanksi FIFA untuk Malaysia

SKOR.id - Asosiasi Sepak bola Malaysia (FAM) akhirnya memberikan pernyataan resmi setelah adanya sanksi yang dijatuhkan FIFA menyangkut tujuh pemain naturalisasinya.Sebelumnya Komite Disiplin FIFA menjatuhkan sanksi kepada FAM dan tujuh pemain, karena dinilai adanya pelanggaran pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC), tentang pemalsuan.Sebelumnya FAM telah menyampaikan pertanyaan kelayakan kepada FIFA atas tujuh pemain naturalisasi. Namun dalam prosesnya dokumen yang digunakan ternyata palsu.Ketujuh pemain itu adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.Mereka tampil ketika Timnas Malaysia melawan Vietnam di putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027 pada 10 Juni 2025. FIFA lalu mendapat komplain kelayakan ketujuh pemain tersebut dan mengevaluasi.Menyikapi sanksi yang dijatuhkan FIFA, FAM akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun media sosial resminya pada Minggu (28/9/2025), dan mengakui salah mengirim dokumen.Yakni terdapat pernyataan terbuka dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) FAM, Datuk Noor Azman HJ Rahman, yang isinya juga menyatakan siap mengajukan banding, namun masih menunggu.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/FIFA_7cd218a17c.jpeg" alt="Cover FIFA"><figcaption>Ilustrasi induk sepak bola dunia atau Federasi Sepak bola Dunia atau FIFA. (Grafis: Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)</figcaption></figure>"FAM sedang menunggu hasil penilaian penuh dari FIFA sebelum mengajukan banding sesuai proses dan berdasarkan undang-undang (peraturan) yang ada," ucapnya."FAM menginformasikan bahwa kami telah mengidentifikasi adanya kesalahan teknis dalam proses pengajuan dokumen yang dilakukan oleh staf administrasi.""FAM menganggap ini serius. Namun FAM ingin menegaskan bahwa para pemain naturalisasi yang terlibat adalah warga negara Malaysia yang sah," Datuk Noor Azman HJ Rahman memaparkan.Adapun masalah kelayakan pemain untuk bermain bagi Timnas Malaysia juga sudah dirujuk Komite Disiplin FIFA ke Pengadilan Sepak Bola FIFA untuk dipertimbangkan.Setelah diberi tahu tentang keputusan dari Komite Disiplin FIFA, sesuai dengan ketentuan FDC yang relevan, FAM memiliki waktu 10 hari untuk meminta keputsan yang beralasan.Jika diminta, selanjutkan akan dipublikasikan di legal.fifa.com. Terkait sanksi yang dijatuhkan, keputusan tersebut masih dapat diajukan banding ke Komite Banding FIFA.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Of81hJ1QU70?si=Q7STGu7XCUq7UGq_" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Sekjen FAM, Datuk Noor Azman HJ Rahman, soal sanksi FIFA terkait pemain naturalisasi Timnas Malaysia.

FAM Akui Salah Kirim Dokumen Pemain Naturalisasi Timnas Malaysia, Siap Banding ke FIFA

SKOR.id - Komite disiplin FIFA menjatuhkan sanksi kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh orang pemain, karena pelanggaran pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC), tentang pemalsuan.Tujuh orang pemain yang mendapatkan sanksi dalam kasus ini adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.Asosiasi Sepak Bola Malaysia telah menyampaikan pertanyaan kelayakan kepada FIFA, dalam prosesnya mereka menggunakan dokumentasi yang dipalsukan agar dapat menurunkan para pemain di atas.Ketujuh pemain ini, tampil ketika Timnas Malaysia melawan Vietnam pada babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027, pada 10 Juni 2025.Setelah itu, FIFA menerima komplain mengenai kelayakan dari Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui dan Hector Alejandro Hevel Serrano.Seusai menjalani proses hukum, Komite Disiplin FIFA telah mengevaluasi semua bukti yang tercatat, serta menjatuhkan beberapa sanksi:1. Asosiasi Sepak Bola Malaysia telah diperintahkan membayar denda sebesar 350 ribu CHF, atau sekitar Rp7,317 miliar kepada FIFA.2. Para pemain Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui dan Hector Alejandro Hevel Serrano masing-masing dijatuhi denda sebesar CHF 2.000 kepada FIFA, atau sekitar Rp41,814 juta. jkmim 3. Para pemain yang telah disebutkan mendapatkan sanksi lebih lanjut berupa larangan terlibat dalam semua kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola selama 12 bulan, efektif sejak tanggal pemberitahuan keputusan ini.Masalah kelayakan pemain untuk bermain bagi tim perwakilan Malaysia, juga sudah dirujuk Komite Disiplin FIFA ke Pengadilan Sepak Bola FIFA untuk dipertimbangkan.Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan para pemainnya telah diberi tahu tentang ketentuan keputusan dari Komite Disiplin FIFA.Sesuai dengan ketentuan FDC yang relevan, mereka memiliki waktu 10 hari untuk meminta keputusan yang beralasan, jika diminta, selanjutnya akan dipublikasikan di legal.fifa.com.Keputusan tersebut masih dapat diajukan banding ke Komite Banding FIFA.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Of81hJ1QU70?si=Q7STGu7XCUq7UGq_" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia dan tujuh pemain karena pemalsuan dokumen.

Latest Articles - FIFA