- Fabio Quartararo tampil mengecewakan pada seri pembuka MotoGP Portugal 2023.
- Rider Yamaha itu hanya mencetak delapan poin setelah finis ke-10 (Sprint Race) dan kedelapan (balapan utama).
- Quartararo merasa kebingungan apa yang harus dilakukan agar performa motornya bisa meningkat.
SKOR.id - Fabio Quartararo tampil mengecewakan pada seri pembuka MotoGP 2023, Grand Prix Portugal, di Sirkuit Algarve, Portimao, akhir pekan lalu.
Sejak babak kualifikasi, pembalap Monster Energy Yamaha itu sudah tampak kesulitan bersaing dengan para rivalnya.
Bahkan, performa motor M1 yang ia kendarai masih belum membaik saat Sprint Race dan balapan utama.
Alhasil, Quartararo hanya mencetak delapan dari 37 poin setelah hanya finis ke-10 di Sprint Race dan menyelesaikan balapan MotoGP Portugal di urutan kedelapan.
“Itu sulit. Itu (kesulitan) datang terutama dari kualifikasi, karena dua kali berturut-turut. Kemarin (sprint) kami mengalami masalah dengan kontrol peluncuran, dan hari ini saya memilih jalur yang tidak benar. Jadi Anda sangat tertinggal,” kata Quartararo.
“Kecepatannya tidak terlalu buruk tetapi masalahnya adalah cara kami mengendarai motor, untuk bertarung dengan mereka saat ini tidak mungkin. Jadi kami harus menemukan solusi dalam pertarungan,” ia menambahkan.
Yamaha kini menjadi satu-satunya pabrikan MotoGP yang menggunakan konfigurasi mesin segaris, menyusul keluarnya Suzuki.
Fabio Quartararo menjelaskan bahwa perbedaan dalam drive grip dari V4s, versus kecepatan menikung M1-nya, membuat juara dunia musim 2021 cukup kesulitan overtaking di zona pengereman.
“Kami memiliki motor yang sama sekali berbeda dari yang lain, dan ketika mereka mengambil motornya, cengkeramannya sama sekali berbeda dengan kami,” katanya.
Mengetahui fakta tersebut, Quartararo sedikit kehilangan asa Yamaha bisa mengejar ketertinggalan dari motor-motor pembalap lain.
“Kami tidak punya solusi saat ini. Bahkan jika Anda dekat, Anda tidak bisa mempersiapkan penyalipan. Karena mereka pergi, lalu Anda kembali, mereka pergi lagi, lalu Anda kembali. Anda tidak bisa tinggal bersama mereka untuk mencoba menyalip. Jadi bagi saya masalah utamanya,” tutur juara dunia MotoGP 2021 itu.
“Untungnya, ban depannya bagus, karena saya bisa membuat kecepatan berkat ban depan, untuk mendorong diri saya hingga batasnya. Tetapi bahkan pada pengereman kami tidak berada di level atas.”
Bahkan, El Diablo seperti merasa kebingungan tak tahu harus melakukan apa agar performa motornya bisa mengalami peningkatan.
“Sulit untuk mengetahui apa yang bisa kami lakukan. Karena saya berada di belakang Honda, saya berada di belakang semua pabrikan, dan di mana pun kami memiliki masalah (yang sama) dengan semua pabrikan.
“Kami memiliki potensi besar. Kami bisa cepat, tapi kami tidak bisa melawan, kami tidak bisa tetap bersama mereka (rival).”
"Kemudian tentu saja, beberapa pabrikan jauh lebih maju dari kami. Saya tidak memiliki kata-kata untuk menjelaskan apa yang bisa kami lakukan,” ia menuturkan.