Sergiy Stakhovsky: Jika Saya Melihat Seorang Tentara Rusia, Saya Tahu Apa yang Akan Saya Lakukan

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Sergiy Stakhovsky telah memutuskan untuk pensiun dari tenis setelah 19 tahun ketika Rusia menyerbu Ukraina.
  • Kegagalan di Australia Open memicu keputusan bintang tenis berusia 36 tahun itu.
  • Kini dia berupaya membangun dukungan dunia untuk negaranya sembari mengenakan seragam militer.

SKOR.id - Sergiy Stakhovsky sedang menikmati liburan di Dubai ketika dia mendapatkan telepon dari orangtuanya yang dia takuti.

Mereka bisa mendengar ledakan di luar rumah mereka di ibukota Ukraina, Kyiv.

Rusia telah menyerbu.

Stakhovsky menyalakan berita dan sejak saat itu tidak tidur atau berpikir selama tiga hari ketika dia mencoba memproses apa yang sedang terjadi.

"Saya tidak percaya gambar yang saya lihat," katanya pada BBC. "Saya mencoba memahami di mana keluarga saya, apa yang mereka lakukan dan seberapa buruk itu."

Hanya sebulan sebelumnya, Stakhovsky bermain di kualifikasi Australia Open. Kekalahan di Melbourne pada usia 36 membuatnya memutuskan untuk pensiun, menutup karier tenis setelah 19 tahun.

Pada 2010 ia mencapai peringkat dunia 31. Tiga tahun kemudian dia berhasil mengalahkan Roger Federer di Wimbledon, untuk mengakhiri rekor 36 penampilan maestro Swiss itu di perempat final Grand Slam berturut-turut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sergiy Stakhovsky/Стаховський (@stako_s)

Saat Rusia menyerbu, Stakhovsky tahu apa yang diinginkannya. Dia membawa keluarganya ke Budapest di Hongaria, tempat mereka tinggal. Istrinya bertanya apa yang akan dia lakukan.

"Itu bukan jawaban yang ingin dia dengar dan dia marah," kata Stakhovsky.

"Saya bermain di Piala Davis dengan bangga selama hampir 17 tahun, jadi sejujurnya saya tidak melihat bagaimana saya bisa menjadi orang yang memiliki hak istimewa untuk menjauh dari apa yang terjadi di negara saya."

"Saya sebenarnya menyelinap keluar. Anak-anak sedang membaca dan menonton kartun. jadi saya tidak mengganggu mereka. Satu-satunya yang melihat saya pergi adalah yang paling kecil dan dia bertanya kepada saya: 'Ayah mau kemana?' Saya memakai ransel dan saya berkata: 'Saya akan segera kembali'."

Stakhovsky tidak berbalik, pertama-tama menuju ke Bratislava di Slovakia untuk mengambil beberapa perlengkapan termasuk rompi anti peluru dan helm sebelum berkendara ke perbatasan dengan Ukraina.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sergiy Stakhovsky/Стаховський (@stako_s)

Orang-orang sudah mulai meninggalkan Ukraina. Dia mengatakan dia melihat sekitar 100 anak berdiri di suhu -8C.

Dia bertemu seorang teman dan mereka memulai perjalanan menuju Lviv di barat negara itu. Setelah menginap semalam di sana, dia berangkat ke Kyiv untuk bertemu dengan saudara laki-laki dan ayahnya.

Sang petenis sudah mengatur agar ibunya melarikan diri, bersama dengan istri saudara laki-lakinya dan dua anak perempuan saudara laki-lakinya.

Stakhovsky ditugaskan ke unit militer dan Senin berikutnya ditempatkan di Kyiv, berusaha membantu sebanyak yang dia bisa. Di ibu kota negaranya ity, kehebohan situasi mulai mereda.

Perlu diingat, dia tidak pernah mengikuti pelatihan militer.

"Kami ingin menggunakan waktu itu secara maksimal karena kami tidak tahu kapan mereka (Rusia) benar-benar akan memasuki Kyiv atau kapan mereka akan mulai menembak lebih keras, dengan cara yang sama seperti di Kharkiv," katanya.

"Kami semua pada dasarnya tidur dengan Kalashnikov di sebelah kami. Ketika ada serangan, kami harus siap."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sergiy Stakhovsky/Стаховський (@stako_s)

Selama ini Stakhovsky melakukan wawancara pers untuk mencoba membuat situasi menjadi perhatian orang. Dia juga ingin melawan narasi Rusia tentang negaranya.

Ada serangan udara yang tidak terhitung jumlahnya dan dia terus-menerus turun ke tempat penampungan. Itu adalah saat yang emosional baginya, tetapi perjalanannya ke Bucha benar-benar menunjukkan kengerian perang.

Bucha, sebuah kota di luar Kyiv, diduduki oleh Rusia selama sebulan pada awal perang. Ada bukti warga sipil disiksa, diperkosa, dan dibunuh.

Gambar situasi di sana telah ditampilkan di seluruh dunia, tapi Stakhovsky menyebut dunia hanya melihat refleksi kecil dari apa yang sebenarnya terjadi.

Awalnya, dia tidak yakin apa yang akan dia lakukan jika harus terlibat baku tembak. Semua berubah setelah Bucha.

"Hal-hal yang mereka lakukan dan cara mereka melakukannya sejujurnya tidak manusiawi," kata Stakhovsky. "Anda tidak akan bisa menggambarkan kebencian yang Anda rasakan terhadap tentara Rusia."

“Orang-orang yang tinggal di sana, mereka tidak pantas mendapatkannya. Mereka bukanlah  bagian dari perang ini. Mereka tidak ingin berpartisipasi. Mereka hanya warga sipil dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk hidup."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sergiy Stakhovsky/Стаховський (@stako_s)

"Saya tidak akan ragu. Jika saya melihat tentara Rusia, saya tahu yang akan saya lakukan."

Sejak invasi, ada banyak diskusi tentang bagaimana dunia bereaksi terhadap atlet Rusia dan apakah mereka harus dilarang berkompetisi secara internasional. Tenis telah mengambil pendekatan yang bervariasi.

Pada minggu-minggu pertama konflik, bintang tenis Rusia, Andrey Rublev, menulis 'tolong jangan perang' di lensa kamera TV setelah memenangkan pertandingan di Dubai.

Petenis nomor dua dunia Daniil Medvedev berbicara tentang "mempromosikan perdamaian".

Ini sebelum undang-undang baru Rusia yang dapat menyebabkan 15 tahun penjara karena menyebarkan apa pun yang dianggap pihak berwenang sebagai 'berita palsu' mengenai militer. Sebagian besar olahragawan Rusia memilih bungkam sejak itu.

Bulan lalu, Wimbledon mengumumkan atlet Rusia akan dilarang bertanding di turnamen musim panas ini. Yang disambut dengan penerimaan yang beragam, tetapi Stakhovsky sepenuhnya mendukung keputusan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sergiy Stakhovsky/Стаховський (@stako_s)

"Dalam beberapa minggu pertama saya benar-benar percaya bahwa Rusia, begitu mereka melihat apa yang dilakukan tentara, ketika mereka menyaksikan penghancuran kota, pemboman kota-kota seperti Kharkiv dan Kyiv bahwa mereka akan keluar dan memprotes," dia berkata.

“Itu tak terjadi. Tak ada yang keluar. Sedikit yang datang untuk protes. Tak ada massa. Jadi saya mendukungnya (keputusan Wimbledon)."

Stakhovsky telah dapat kembali ke Budapest. Selama kunjungan singkat ke rumahnya, dia menjelaskan sepenuhnya terkait situasi sekarang kepada anak-anaknya apa yang dia lakukan di Ukraina, sebelum pergi sekali lagi untuk melanjutkan tugasnya.

"Saya berbicara pada istri saya, kami membicarakannya, benar-benar membicarakannya," katanya. "Saya sekarang merasa lebih baik tentang diri saya karena saya kembali."

“Saya meninggalkan tiga anak dan seorang istri yang saya kagumi karena saya pergi untuk membela negara saya dan saya pergi untuk membela keluarga saya. Tidak ada yang hebat dari apa yang saya lakukan."

"Tetapi hasilnya bisa berbeda. Dan masih bisa."***

Baca Berita Perang di Ukraina Lainnya:

Oleksandr Zinchenko Undang Bocah Ukraina, 10, untuk Ikut Pelatihan Manchester City

Bintang MMA asal Ukraina Ini Selamatkan Sabuk Juara Dunia yang Dikubur Sang Ibu di Bawah Rumah

Katarina Zavatska Berjuang Atasi Rasa Bersalah saat Keluarganya Hadapi Perang di Ukraina

Source: BBC

RELATED STORIES

Carlos Alcaraz Cuek dengan Status Favorit Juara di French Open 2022

Carlos Alcaraz Cuek dengan Status Favorit Juara di French Open 2022

Petenis Spanyol tersebut sangat menikmati bertanding di ajang French Open 2022.

French Open 2022: Catat Kemenangan Ke-300 di Grand Slam, Rafael Nadal Kenang Momen Sulit

French Open 2022: Catat Kemenangan Ke-300 di Grand Slam, Rafael Nadal Kenang Momen Sulit

Rabu (25/5/2022), Nadal menang 6-3, 6-1, 6-4 atas Corentin Moutet (Prancis) pada babak kedua French Open 2022.

Dia Bermain, Dia Kalah, Dia Sujud, Dia Menangis: Jo-Wilfried Tsonga Ucapkan Selamat Tinggal pada Tenis

Dia Bermain, Dia Kalah, Dia Sujud, Dia Menangis: Jo-Wilfried Tsonga Ucapkan Selamat Tinggal pada Tenis

Bintang tenis Prancis Jo-Wilfried Tsonga menangis dan mengatakan dia "tidak bisa meminta" untuk mendapatkan karier yang lebih baik, saat dia mengucapkan perpisahan emosional dengan olahraga di Roland Garros.

Petenis Rumania Ini Diberi Code Violation gegara Pantulan Raket Nyaris Cederai Penonton Muda

Seorang pemain tenis Rumania memantulkan raketnya ke penonton di Prancis Terbuka, membuat seorang anak menangis.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

PMSL SEA Summer 2024. (Level Infinite)

Esports

PMSL SEA Summer 2024: Empat Tim Indonesia Harus Lewati Last Chance

RRQ Ryu, Talon Esports, Voin Donkey dan Pigmy Esports akan terlebih dahulu bermain di babak Last Chance.

Gangga Basudewa | 18 May, 05:16

Nike Sabrina 2 "Cave Purple", sepatu signature dari bintang WNBA, Sabrina Ionescu (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Sneakers

Nike Sabrina 2 dengan Warna Baru Cave Purple Akan Rilis Juni 2024

Nike Sabrina 2 “Cave Purple” menandakan kelanjutan dari desain dan performa yang inovatif.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 03:14

Rapper Master P pernah berkarier sebagai pemain dan pelatih basket di Amerika Serikat (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Music

Rapper Master P Yakin New Orleans Pelicans Bisa Juara NBA jika Ia Jadi Staf Pelatih

Master P pernah bermain dalam ekshibisi NBA bersama Charlotte Hornets dan Toronto Raptors pada 1990-an.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 02:35

Instalasi seni Euro 2024 tampilkan lukisan momen-momen penting dalam sejarah Piala Eropa karya seniman Belanda, Barry Pirovano (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Art

Instalasi Seni Gambarkan Momen-momen Heroik dalam Sejarah Piala Eropa

Tampilkan Piala Henri Delaunay disertai interpretasi peristiwa 64 tahun terakhir di Piala Eropa.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 01:11

Koleksi "United by Umbro" merepresentasi ulang jersey tim nasional yang tampil dalam ajang Euro 2024 (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Fashion

Koleksi Jersey United By Umbro Hadir Ramaikan Euro 2024

Umbro juga merayakan ulang tahun ke-100 merek yang bermarkas di Manchester itu.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 00:28

Turnamen Dota 2, DreamLeague Season 23. (Hendy Andika/Skor.id)

Esports

DreamLeague Season 23: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Turnamen Dota 2, DreamLeague Season 23, sedang dihelat secara online. Berikut ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkapnya.

Thoriq Az Zuhri | 18 May, 00:21

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. (Yusuf/Skor.id).

Liga Italia

Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Angkat Paolo Montero sebagai Pelatih Sementara

Juventus memecat Massimiliano Allegri karena sikap sang pelatih dalam final Piala Italia yang tidak sejalan dengan nilai-nilai klub.

Irfan Sudrajat | 18 May, 00:15

MDL Indonesia (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

MDL Indonesia Season 9: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran MDL Indonesia Season 9 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen kasta kedua Mobile Legends Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 17 May, 23:52

Turnamen Mobile Legends, MPL Indonesia Season 13. (Yusuf/Skor.id)

Esports

MPL Indonesia Season 13: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran MPL Indonesia Season 13 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen tertinggi Mobile Legends: Bang Bang Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 17 May, 23:50

PMSL SEA 2024 (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Esports

PMSL SEA Summer 2024: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

Berikut ini adalah hasil, jadwal lengkap, format, dan klasemen lengkap turnamen PUBG Mobile, PMSL SEA Summer 2024.

Thoriq Az Zuhri | 17 May, 23:49

Load More Articles