SKOR.id – Juara dunia tujuh kali Formula 1 Lewis Hamilton menjalani tahun terakhir kontraknya dengan Mercedes. Masalahnya, kini masa depan pembalap 38 tahun tersebut belum jelas.
Baik pihak Hamilton maupun Mercedes sedang bekerja menuju resolusi terbaik soal itu. Namun ada juga sentimen dari segi usia, sulit baginya untuk mewujudkan ambisi meraih gelar F1 kedelapan.
Problem lainnya adalah fakta bahwa Lewis Hamilton satu-satunya pembalap dari empat tim teratas: Red Bull Racing, Ferrari, Aston Martin dan Mercedes, yang kontraknya akan habis pada akhir musim F1 2023.
Red Bull mengikat Max Verstappen hingga 2028 dan Sergio Perez telah dikontrak untuk 2024. Ferrari masih mengandalkan Charles Leclerc dan Carlos Sainz Jr setidaknya satu tahun lagi.
Sementara Aston Martin juga kemungkinan tidak akan mengganti Fernando Alonso, yang performanya tengah menanjak lagi, atau Lance Stroll, putra pemilik skuad yang berbasis di Silverstone itu.
Peluang terbaiknya adalah bertahan di Silver Arrows. Tetapi hal tersebut belum pasti, karena Mercedes dikabarkan tengah menimbang rencana mencari tandem baru bagi George Russell.
Prinsipal Tim Haas Guenther Steiner, yang dikenal blak-blakan, turut angkat bicara melihat prospek masa depan Hamilton di Formula 1. Menurutnya, tak ada yang pasti untuk sang pembalap.
“Ke mana dia bisa bergabung? Sejujurnya, saya tidak tahu. Red Bull telah menempatkan segalanya pada Max (Verstappen). Max adalah bintang mereka. Mengapa mereka mengorbankan Max untuk Lewis?” ujar Steiner dalam wawancaranya dengan Daily Mail.
Namun jika sampai Red Bull memberikan posisi Perez untuk Hamiton menjadi tandem Verstappen, itu skenario yang menarik bagi fans, terutama setelah apa yang terjadi di Abu Dhabi 2021.
“Itu jelas akan menghibur! Namun ketika Anda menjadi prinsipal atau menjalankan sebuah tim, tugas Anda bukan menghibur penggemar. Tujuan Anda adalah menjadi juara dunia,” tutur Guenther Steiner.
“Saya tidak meragukan kemampuan Lewis, tetapi saya cuma ingin mengatakan bahwa saya tidak melihat (kemungkinan) itu, karena tiga tim teratas tidak mempertimbangkan (merekrut) Lewis.”
Lewis Hamilton dan Mercedes telah berafiliasi sejak sang pembalap berusia 13 tahun. Jadi ada romansa untuk menutup karier di sana, idealnya membuat sejarah, pensiun dengan raihan gelar.
Tetapi Steiner meragukan itu ketika ditanya apakah Hamilton akan mendapatkan kesempatan merebut titel juara dunia kedelapan. Melihat kondisi saat ini, hal tersebut seperti sebuah utopia.
“Tim Anda tidak bisa selalu menang mudah. Itu hal manusiawi. Ini kompetisi. Formula 1 bukan Formula Mercedes! Mercedes memiliki periode delapan tahun yang bagus dan tak ada yang bertahan selamanya, seperti yang kita semua tahu,” Steiner mengatakan.
Itu terbukti sepanjang F1 tahun lalu, ketika Hamilton tidak mampu meraih kemenangan balapan untuk pertama kalinya. Dan kini Mercedes sudah tertinggal 67 poin dari Red Bull setelah baru tiga Grand Prix.
“Merasa terkejut atau tidak bisa menerima bahwa Anda mengalami kemunduran adalah sesuatu yang menurut saya sangat aneh. Anda perlu evaluasi dan mencoba lagi,” kata Guenther Steiner.
“Tetapi Anda tak dapat mengharapkan atau menuntut untuk menjadi (yang terbaik), karena (Mercedes) telah memenanginya delapan kali, jadi mereka akan meraih (gelar konstruktor) yang kesembilan. Tidak.”
“Dan hal yang sama untuk Lewis. Anda menghabiskan delapan tahun dengan mobil terbaik atau salah satu yang terbaik dan juara. Namun, Anda tidak bisa selalu menang. Anda juga pernah kalah dari rekan setim Anda (Nico Rosberg). Itu perlu diingat juga.”
Mercedes belum punya Plan B setelah era Hamilton, tetapi sang pembalap pun mungkin sadar bahwa ia pun tidak memiliki banyak pilihan. Lantas, apakah Haas tertarik memboyong sang legenda?
“Saya sangat senang dengan (duet pembalap Haas saat ini) Nico (Hulkenberg) dan Kevin (Magnussen),” ucap Steiner, menampik kemungkinan timnya mendatangkan Hamilton, sambil tertawa.