'Muchachos', Lagu yang Iringi Langkah Argentina Juara Piala Dunia

Nurul Ika Hidayati

Editor: Nurul Ika Hidayati

Pendukung Argentina memberikan dukungan kepada Lionel Messi dan timnas mereka dengan menyanyikan lagu Muchachos, Ahora Nos Volvimos A Ilusionar selama Piala Dunia 2022 (Hendy AS/Skor.id)
Pendukung Argentina memberikan dukungan kepada Lionel Messi dan kawan-kawan di Piala Dunia 2022 (Hendy AS/Skor.id)
  • Lagu berjudul "Muchachos" telah identik dengan tim nasional Argentina selama Piala Dunia 2022 Qatar.
  • Popularitas lagu itu melonjak drastis di media sosial setelah Argentina mengalahkan Brasil 1-0 di final Copa America 2021.
  • Lirik mengacu pada Diego Maradona, Messi, kegagalan Piala Dunia, sukses di Copa Amerika, dan harapan meraih trofi juara ketiga.

SKOR.id - Itu telah menjadi anthem song Argentina di Piala Dunia 2022. “Muchachos, Ahora Nos Volvimos a Ilusionar” (Boys, we have our hopes up again) telah dinyanyikan dengan penuh semangat di dalam stadion, di labirin Doha Souq Waqif dan juga oleh para pemain di ruang ganti.

Semua karena satu alasan. Lagu itu mendengungkan sebuah cerita.

Liriknya mengacu pada legenda sepak bola Argentina, mendiang Diego Maradona, superstar tim saat ini Lionel Messi, kekalahan memilukan mereka sebelumnya di Piala Dunia, kemenangan Copa Amerika tahun 2021, dan harapan memenangkan trofi piala dunia ketiga di Qatar.

Popularitas lagu itu melonjak drastis di media sosial tahun lalu setelah Argentina mengalahkan Brasil 1-0 di final Copa America. 

Awal tahun 2022, Messi menyebut itu nyanyian sepak bola favoritnya dan video dia menyanyikan beberapa kata, jadi viral secara online.

Tapi yang dinyanyikan para penggemar dan pemain Albiceleste adalah versi adaptasi dari lagu Muchachos yang dirilis tahun 2003 oleh band punk Buenos Aires, La Mosca Tsé tsé.

Liriknya telah ditulis ulang oleh pendukung Argentina, Fernando Ramos, yang terjemahannya ke dalam bahasa Inggris kira-kira seperti berikut:

I was born in Argentina
land of Diego and Lionel,
of the kids of Malvinas,
that I will never forget.
I can’t explain it to you
because you won’t understand
the finals we lost,
How many years have I mourned them
But that’s over
because in the Maracana,
the final with the brazucas,
dad beat them again.
Boys, now we got excited again,
I want to win the third
I want to be world champion
and Diego, in the sky we can see him,
with Don Diego and with la Tota,
encouraging Lionel. 

Penduduk Buenos Aires, Martin Montalto, mengatakan ada Al Jazeera bahwa setiap orang Argentina mengenali lagu tersebut.

“Itu membuat saya sangat emosional saat mendengarnya, saya sangat merinding,” kata pria 23 tahun itu. “Energi di stadion mencapai tingkat yang gila ketika orang mulai menyanyikan Muchachos. Yakinlah Anda hampir merasa ingin menangis… tetapi dengan air mata bahagia.”

Juan, penggemar Argentina lainnya, mengatakan lagu itu membuatnya "menggigil" setiap kali dia mendengarnya. Referensi ke Perang Malvinas “sangat mengharukan”, katanya, menjelaskan bahwa itu adalah ode untuk tentara Argentina yang berperang melawan pasukan Inggris pada tahun 1982 dalam apa yang biasa disebut sebagai perang Falklands – nama yang diberikan Inggris pada pulau-pulau itu, terletak sekitar 480 km (300 mil) dari ujung selatan Amerika Selatan.

“Memori itu masih segar bagi banyak orang di kampung halaman kami. Mereka yang meninggal seperti pahlawan yang tidak pernah bisa kami lupakan,” kata Juan, 46, dari Buenos Aires, kini tinggal di New York.

'Lagu Piala Dunia'
Penulis sepak bola Karan Tejwani yakin lagu kebangsaan Muchachos itu adalah “lagu Piala Dunia” – dan bukan hanya untuk penutur bahasa Spanyol.

“Saya tidak berbicara bahasa Spanyol, begitu pula banyak orang yang saya kenal, tetapi kami tahu kata-katanya. Begitulah popularitasnya,” kata penulis olahraga yang berbasis di Inggris kepada Al Jazeera. "Saya menganggapnya sebagai salah satu nyanyian favorit saya."

Tejwani, penulis 'Glorious Reinvention: The Rebirth of Ajax Amsterdam', menyatakan lirik 'Muchachos' juga merangkum naik turunnya karier internasional Messi.

“Itu menyebutkan bagaimana para penggemar semakin mencintainya dan sepertinya setelah bertahun-tahun dikritik, mereka akhirnya menganggap dia sama seperti Maradona,” katanya. “Untuk Argentina, Piala Dunia ini, konteksnya dan faktor Messi, lagunya brilian dan melampaui sepak bola.”

Piala Dunia di Qatar adalah tembakan terakhir dan terakhir Messi untuk supremasi global, mengangkat trofi yang telah menghindarinya selama kariernya yang termasyhur. Albiceleste terakhir kali memenangkan Piala Dunia pada 1986, kala Maradona memimpin tim menuju kemenangan.

Dan, lagu itu memang membawa berkah. Messi memimpin Argentina memenangkan pertandingan final melawan Prancis, dan suara ribuan penggemar Argentina pun menggema ke seluruh dunia.

Berikut ini adalah lirik lagu itu dalam bahasa Spanyol:

En Argentina nací
Tierra del Diego y Lionel
De los pibes de Malvinas
Que jamás olvidaréNo te lo puedo explicar
Porque no vas a entender
Las finales que perdimos
Cuantos años la lloréPero eso se terminó
Porque en el Maracaná
La final con los brazucas
La volvió a ganar papá Muchachos
Ahora nos volvimos a ilusionar
Quiero ganar la tercera
Quiero ser campeón mundialY al Diego
Desde el cielo lo podemos ver
Con Don Diego y La Tota
Alentándolo a LionelMuchachos
Ahora nos volvimos a ilusionar
Quiero ganar la tercera
Quiero ser campeón mundialY al Diego
Desde el cielo lo podemos ver
Con Don Diego y La Tota
Alentándolo a Lionel, y ser campeones otra vez, y ser campeones otra vez

Favorit Messi
Faktanya, ada peran seorang musisi berusia 62 tahun dan seorang guru berusia 30 tahun, di balik lagu Muchachos tersebut.

Kedua orang itu bahkan tidak berada di dekat Qatar. Tapi, lagu ciptakan mereka telah menjadi soundtrack pertandingan Argentina, yang dinyanyiakan setiap orang Argentina, di stadion atau hanya di rumah.

Lagu itu, 'Muchachos, Ahora Nos Volvimos A Ilusionar', telah diadopsi sebagai lagu tidak resmi tidak hanya oleh banyak penggemar Argentina, tetapi juga oleh para pemain. Video perayaan ruang ganti mereka di Instagram, usai tiap kemenangan selalu menampilkan teriakan lagu itu.

Popularitasnya, tidak diragukan lagi, ada hubungan dengan fakta bahwa lirik-liriknya menyentuh misi Argentina di Qatar: itu tidak hanya penghormatan untuk Messi tetapi juga untuk Diego Maradona, itu juga penghormatan kepada tentara Argentina yang tewas selama Perang Falklands tahun 1982, yang juga menandai kekecewaan negara itu di turnamen internasional dalam beberapa tahun terakhir, yang kemudian beralih sebagai ejekan pada rival utama sepak bola Argentina, Brasil.

Itu juga lagu yang akrab bagi sebagian besar fans Argentina. Berbagai tim klub Argentina memiliki versi mereka sendiri dari 'Muchachos, Esta Noche Me Emborracho', hit tahun 2003 untuk band rock La Mosca Tsé tsé, dipimpin oleh penyanyi berusia 62 tahun, Guillermo Novellis. 

Upaya (relatif) untuk melacak silsilah lagu akan menunjukkan bahwa suporter Boca Juniors adalah yang pertama mengadaptasi melodi untuk tujuan mereka sendiri, yakni mengejek musuh besarnya, River Plate.

Dalam beberapa tahun, Racing Club, sebuah tim di Avellaneda, memiliki interpretasi, segera diikuti oleh rivalnya, Independiente. Dalam panggilan dan tanggapan tanpa akhir yang menandai budaya fans sepak bola Argentina, keduanya berdedikasi untuk merendahkan satu sama lain. Namun, iterasi paling terkenal mungkin milik River Plate.

Bahwa itu menjadi sesuatu yang mendekati lagu kebangsaan sebagian besar disebabkan oleh seorang guru bernama Fernando Romero.

Bersama seorang teman, ia mengubah liriknya sekali lagi pada hari-hari setelah kematian Maradona tahun lalu, mengubahnya menjadi penghormatan kepada pemain yang secara luas dianggap sebagai yang terbaik pertama atau kedua di Argentina. 

Ketika kedua sahabat itu membuat film sedang menyanyikannya di luar Stadion Monumental, selama pertandingan melawan Bolivia, rekaman itu dengan cepat menjadi viral. 

Messi menyadarinya: dan dia menamainya, segera setelah itu, nyanyian sepak bola favoritnya. Lalu, Novellis, menghubungi Romero dan mengajukan diri untuk merekam dan merilis versi dengan liriknya jelang Piala Dunia.

Bahkan Novellis pun sedikit terkejut dengan keberhasilannya. La Mosca memiliki hubungan yang sangat cocok dengan sepak bola. 

Maradona adalah salah satu penggemarnya sehingga dia mengundang band tersebut untuk bermain di pesta ulang tahunnya ke-40 pada 2000. 

Tujuh tahun kemudian, penggemar lainnya bertanya apakah mereka mau mendapat giliran bernyanyi di pesta ulang tahunnya yang ke-20. Messi dan Novellis sesekali melakukan kontak sejak saat itu.

Pada akhirnya lagu itu tak hanya mengiringi perjalanan Argentina juara Piala Dunia 2022, juga menjadi nomor satu di Spotify di negaranya. 

Itu telah di-streaming 4,4 juta kali hanya dalam beberapa minggu, yang sejauh ini mungkin lebih dari 14 juta kali. 

Novellis telah diwawancarai media di seluruh dunia; sebuah kampanye diluncurkan untuk menerbangkan Romero ke Qatar, meskipun dia menolaknya, dengan menyatakan bahwa negara tersebut memiliki "hal yang lebih penting untuk ditangani". 

Ceritanya, seperti yang diceritakan Novellis kepada La Nacion, "mudah dijelaskan, tetapi sulit dipahami".***

Source: nytimes.comAl Jazeera

RELATED STORIES

Argentina Juara Piala Dunia 2022, Mesut Ozil Beri Ucapan Selamat dan Sindir Prancis

Argentina Juara Piala Dunia 2022, Mesut Ozil Beri Ucapan Selamat dan Sindir Prancis

Mesut Ozil langsung memberi ucapan selamat kepada Argentina yang baru saja merengkuh gelar Piala Dunia 2022.

Bawa Argentina Juara Piala Dunia 2022, Emiliano Martinez Ternyata Pernah Main di Indonesia

Bawa Argentina Juara Piala Dunia 2022, Emiliano Martinez Ternyata Pernah Main di Indonesia

Kiper timnas Argentina, Emiliano Martinez, ternyata pernah bermain di Indonesia pada 2013 silam.

Best XI Piala Dunia 2022: Lini Depan Didominasi Argentina dan Prancis

Berikut ini pemain yang pantas ditempatkan dalam Best XI dari ajang Piala Dunia 2022.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Mendiang Franz Beckenbauer meraih sukses saat menjadi pemain dan pelatih di klub maupun Timnas Jerman (Hendy Andika/Skor.id).

Art

Franz Beckenbauer Akan Dibuatkan Patung Perunggu di Allianz Arena

Pihak yayasan memperkirakan proyek pembuatan patung Beckenbauer memakan waktu 18 bulan.

Kunta Bayu Waskita | 23 Apr, 13:06

Unggul FC Malang, klub peserta kompetisi futsal profesional kasta tertinggi di Indonesia untuk kategori putra atau Pro Futsal League. (M Yusuf/Skor.id)

National

Unggul FC Malang Datangkan Pelatih Kiper Asal Portugal

Bos Unggul FC Malang akui sudah tertarik mendatangkan pelatih kiper ini sejak Januari lalu.

Sumargo Pangestu | 23 Apr, 12:30

Pemain dan pelatih Bayer Leverkusen dan fans merayakan gelar Liga Jerman 2023-2024. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Petinggi Bayer Leverkusen Ungkap Rahasia Juara Bundesliga Musim Ini

Petinggi Bayer Leverkusen, Simon Rolfes, membagikan rahasia seputar keberhasilan timnya memenangi gelar Bundesliga (Liga Jerman) musim ini.

Pradipta Indra Kumara | 23 Apr, 12:23

paulo gali freitas

Liga 1

Skor Stats: Gali Freitas Spesialis Cetak Gol Usai Turun Minum

Gali Freitas telah mengoleksi 11 gol sepanjang penampilannya di Liga 1 2023-2024 bersama PSIS Semarang.

Sumargo Pangestu | 23 Apr, 11:45

VAR pada final Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-20 2023-2024 di Stadion Manahan. Solo, 7 Maret 2024. (Hendy Andika/Skor.id)

National

PT LIB Sosialisasi VAR untuk Championship Series Liga 1, Persib Jadi yang Pertama

PT Liga Indonesia Baru (LIB) mulai menjalankan agenda sosialiasi video assistant referee (VAR) dari Persib Bandung.

Nizar Galang | 23 Apr, 11:38

Timnas U-23 Korea Selatan (Korea Selatan U-23). (Hendy Andika/Skor.id)

Timnas Indonesia

Intip Lawan Timnas U-23 Indonesia: Korea Selatan U-23

Prestasi terbaik Korea Selatan U-23 di Piala Asia U-23 adalah menjadi juara pada edisi 2020.

Rais Adnan | 23 Apr, 10:49

Kudus Sukun Badak

Other Sports

Proliga 2024: Daftar Pemain Kudus Sukun Badak, Usung Konsep Keberlanjutan

Proliga 2024 merupakan musim ketiga Kudus Sukun Badak ambil bagian dalam kompetisi voli profesional di Indonesia.

Doddy Wiratama | 23 Apr, 10:25

Pertandingan semifinal Coppa Italia 2023-2024 antara Lazio vs Juventus, Rabu (23/4/2024) dini hari WIB. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Lazio vs Juventus di Coppa Italia 2023-2024

Berikut ini prediksi dan link live streaming Lazio vs Juventus di semifinal Coppa Italia 2023-2024.

Pradipta Indra Kumara | 23 Apr, 10:15

Turnamen Mobile Legends, MPL Indonesia Season 13. (Yusuf/Skor.id)

Esports

MPL ID Season 13 Jadi Musim Paling Kompetitif Sepanjang Sejarah

Jumlah poin yang ketat menjadi alasan mengapa MPL ID Season 13 ini menjadi yang paling ketat.

Gangga Basudewa | 23 Apr, 10:03

Persiba Bantul - Jovi Arnanda.

National

Jelang Liga 3 Nasional, Persiba Bantul Agendakan Dua Laga Uji Coba

Persiba Bantul akan menjajal skuadnya dengan melakoni dua laga uji coba menjelang Liga 3 Nasional 2023-2024.

Nizar Galang | 23 Apr, 09:30

Load More Articles