- Jalan sulit harus ditempuh Sarina Wiegman demi bisa bermain sepak bola.
- Pelatih Timnas Putri Inggris ini harus berpura-pura jadi laki-laki agar bisa main sepak bola.
- Memperingati Hari Perempuan Internasional, berikut ini kisah Sarina Wiegman.
SKOR.id - Hari ini, 8 Maret 2023 adalah hari spesial bagi perempuan di dunia yaitu Hari Perempuan Internasional.
Dari 365 hari, ada satu hari yang layak dan pantas untuk mengingat peran, perjuangan, dan semua hal yang positif dari kaum hawa.
Dari keindahan wanita, di dalamnya ada banyak cerita tentunya.
Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional pula, Skor.id mengangkat kembali profil Sarina Wiegman yang baru-baru ini menerima penghargaan sebagai Pelatih Wanita Terbaik 2022 The Best FIFA 2022.
Ini kali ketiga perempuan yang kini berusia 53 tahun itu menerima penghargaan The Best FIFA setelah 2017 dan 2020.
Pelatih Timnas Putri Inggris, Sarina Wiegman, harus melalui jalan terjal sebelum menjadi pemain sepak bola profesional, karena dia seorang perempuan.
Timnas putri Inggris mengakhiri penantian panjang dengan dengan meraih gelar Piala Eropa pada 2022 lalu.
Saat itu, The Lionesses selaku tuan rumah mengalahkan Jerman pada laga yang digelar hingga perpanjangan waktu.
Ella Ann Toone membuka keunggulan Inggris, sebelum gol Lina Maria Magull membantu Jerman menyamakan keunggulan.
Di babak tambahan waktu Chloe Maggie Kelly, menambah gol untuk memastikan kemenangan The Lioness.
Ini merupakan gelar pertama Inggris setelah mereka dua kali kalah di final, pada 1984dan 2017.
Prestasi the Lionesses sekaligus mengalahkan pencapaian tim putra yang belum pernah juara Piala Eropa.
Sarina Wiegman merupakan sosok penting dalam sukses Inggris mengakhiri penantian gelar.
FA mengumumkan perekrutan Wiegman pada Agustus 2020 dengan durasi kontrak empat tahun mulai September 2021 menggantikan Phil Neville.
Dia pun menjadi perempuan non-Inggris pertama yang ditunjuk menukangi the Lionesses.
Keputusan FA menunjuk Wiegman bukan tanpa alasan, dia merupakan satu dari sedikit pelatih perempuan berprestasi.
Sebelum menangani Inggris, Sarina Wiegman sempat menukangi Timnas Belanda putri dari 2017 sampai 2021.
Di bawah komando Wiegman, Leeuwinnen — julukan Belanda — berhasil menyabet gelar Piala Eropa 2017 sebelum menjadi runner-up Piala Dunia dua tahun kemudian.
Sarina Wiegman mengawali karier kepelatihannya di level klub bersama Ter Leede pada Januari 2006, di mana dia berhasil memenangkan gelar Dutch championship dan Piala KNVB pada 2006-2007.
Empat tahun kemudian ADO Den Haag yang dibawanya meraih trofi Eredivisie dan Piala KNVB.
Jauh ke belakang, perjalanan Sarina Wiegman menjadi pesepak bola tidaklah mudah.
Dia terpaksa harus berpura-pura menjadi laki-laki untuk bisa bermain sepak bola saat masih bocah di Belanda.
“Ketika saya mulai bermain sepak bola di usia enam tahun, kami (anak perempuan) tidak diizinkan bermain, jadi saya main secara ilegal,” katanya kepada BBC Radio 5.
“Rambut saya sangat pendek, mungkin sedikit terlihat seperti lelaki, orang tua saya tak apa-apa dan saya punya dua saudara kembar lelaki, jadi kami hanya mulai main dan semua orang bilang itu tidak apa-apa.”
Pelan tapi pasti, seiring perkembangan zaman, para perempuan kini memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mengembangkan karier mereka, termasuk di dunia sepak bola.
Dan, Sarina Wiegman merasa beruntung karena kini tidak ada laga batasan bagi perempuan untuk menjadi pesepak bola.
“Saat itu hal ini tidak normal dan sekarang menjadi normal, apakah Anda lelaki atau perempuan, Anda bisa bermain sepak bola dan itu hebat,” imbuhnya.
“Benar-benar gila sebelumnya, bahwa Anda tidak bisa (bermain sepak bola), tapi saya kira begitulah pengembangannya.”
Sebagai pemain, dia mendapat kesempatan debut internasional di usia 17 tahun oleh Dick Advocaat.
Wiegman kemudian menjadi pemain Belanda putri pertama yang mencapai 100 penampilan saat melawan Denmark pada 2001.
Usai pensiun dua tahun kemudian, dia tidak langsung menjadi pelatih, melainkan bekerja sebagai guru olahraga sampai pembentukan Eredivisie putri pada 2007.
Berawal dari sana, Wiegman kemudian memimpin ADO Den Haag, namun di musim pertamanya dia mengalami kesulitan dan klub finis keempat dari enam tim kontestan.
Tapi Sarina Wiegman terus bekerja keras hingga akhirnya tim finis kedua selama tiga musim beruntun sebelum meraih gelar ganda pada 2012.
Dia juga menjadi perintis sebagai pelatih dan pemain sepak bola wanita.
Pada 2016, Wiegman menjadi wanita pertama yang bekerja sama dengan pelatih pria di sebuah klub profesional negaranya, di mana dia membantu Sparta Rotterdam finis ketujuh saat dia bekerja sebagai asisten.
“Para pemain harus terbiasa dengan saya dan saya harus terbiasa dengan mereka,” tuturnya.
“Sebagai satu-satunya pelatih perempuan di sana, saya tahu saya harus menunjukkan bahwa saya memiliki kualitas. Itulah yang saya kerjaan setiap saat. Bekerja keras, menampilkan kualitas terhadap semuanya.”
Profil Sarina Wiegman
Nama lengkap: Sarina Petronella Wiegman-Glotzbach
Tempat dan Tanggal lahir: The Hague, Belanda, 26 Oktober 1969 (53)
Karier pelatih
2006-2007 Ter Leede
2007-2014 ADO Den Haag
2014-2017 Belanda putri (asisten)
2015 Belanda putri (interim)
2016 Jong Sparta Rotterdam (asisten)
2016-2017 Belanda putri (interim)
2017-2021 Belanda putri
2021- Inggris putri
Prestasi sebagai Pelatih
Ter Leede
- Juara Dutch Championship 2006-2007
- Juara Piala Belanda 2006-2007
ADO den Haag Women
- Juara Liga Belanda 2011-2012
- Juara Piala Belanda 2011-2012, 2012-2013
Timnas Belanda
- UEFA Women's Championship (Piala Eropa) 2017
Timnas Inggris
- UEFA Women's Championship (Piala Eropa) 2022
- Piala Arnold Clark Cup 2022, 2023