- Laga Aceh vs Kalimantan Timur di Grup C sepak bola putra PON XX Papua 2021 diwarnai insiden kontroversial.
- Pemain Kaltim, M. Rizky, membuat gol bunuh diri yang diduga dilakukan secara sengaja.
- Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, meminta PSSI menyelidiki pertandingan ini agar fakta terungkap.
SKOR.id - Laga Kalimantan Timur menghadapi Aceh pada partai terakhir fase grup PON XX Papua 2021 diwarnai insiden mengejutkan.
Aceh memetik kemenangan 3-2 atas Kalimantan Timur (Kaltim) pada laga pamungkas Grup C sepak bola putra PON XX Papua 2021 di Stadion Barnabas Youwe, Jayapura, Senin (4/10/2021).
Laga sejatinya berjalan normal-normal saja ketika Aceh unggul 1-0 lewat gol Riza Rizki pada menit keenam.
Dua puluh menit berselang Muhammad Rifaldi menyamakan kedudukan 1-1 untuk Kaltim.
Kaltim membalikkan kedudukan pada menit ke-33 ketika Agus Santoso mencetak gol. Namun pada babak kedua Aceh kembali mengejar, kali ini melalui Akhir Wadhan pada menit ke-50.
Di sini kejanggalan mulai tercium. Pada menit ke-70, pemain Kaltim, M. Rizky, mencetak gol bunuh diri.
Tak sekadar gol bunuh diri biasa, kejadian yang melibatkan M.Rizky itu kemudian viral di media sosial.
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, menyebut laga ini perlu mendapat sorotan dan evaluasi.
View this post on Instagram
"LAGA PON HARUS DIINVESTIGASI!" tulis Akmal mengawali kapsi unggahannya.
"Penting untuk diinvestigasi oleh PSSI lewat Komite Fair Play, Komite Disiplin, Komite Integritas bahkan Satgas Polri Antimafia Bola agar tanda tanya besar kemungkinan adanya 'MAIN MATA' a.k.a 'MAIN SABUN' TERJAWAB DENGAN BENAR BERDASARKAN FAKTA!" Akmal menegaskan,
Akmal turut mengunggah video gol bunuh diri M. Rizky. Dalam tayangan ulang M. Rizky salah menghalau bola hingga bersarang ke gawangnya sendiri.
Aksi Rizky tersebut diduga merupakan kesengajaan dan disebut merusak sportivitas.
"Skor ini membuat Aceh dan Kaltim lolos ke babak 6 Besar. Sementara Sulawesi Utara yang sama-sama mengoleksi 3 poin tersingkir karena kalah selisih gol. Pihak Sulut kecewa dan melihat ada indikasi Sepak Bola Gajah yang meninggalkan trauma untuk sepak bola Indonesia lantaran beberapa kali terjadi," ujar Akmal.
"Mulai dari Tragedi Sepakbola Gajah di era Perserikatan pada 21 Februari 1988 di mana Persebaya mengalah 0-12 dari Persipura di Stadion Gelora 10 November untuk menyingkirkan PSIS. Ada juga parade lima gol bunuh diri di sepak bola gajah antara PSS vs PSIS di Liga 2 2014, sampai sengaja gagal penalti Krisna Adi di Liga 2 2018 antara Aceh United vs PS Mojokerto Putra. Bahkan, sepakbola gajah sampai menular ke timnas pada Piala Tiger 1998 antara Indonesia vs Thailand. Nah, agar trauma kejadian buruk itu tidak terus berulang, investigasi harus dilakukan PSSI. Ini demi perbaikan dan kemajuan," Akmal menjelaskan.
View this post on Instagram
Berita PON XX Papua 2021 Lainnya:
Jadwal Pertandingan PON XX Papua 2021 Hari Ini
LIVE Update: Perolehan Medali PON XX Papua 2021
Menpora Zainudin Amali Puji Kesiapan Merauke Gelar PON XX Papua 2021