SKOR.id – Max Verstappen sempat berpikir akan mudah baginya meraih gelar Formula 1 2024. Pembalap Red Bull Racing ini berkaca pada performanya selama paruh pertama musim. Namun, ia keliru.
Siapa sangka F1 2024 justru adalah musim tersulit dalam upayanya kembali menjadi juara dunia. Dua faktor utama yang muncul sebagai penghambat adalah kesalahan pengembangan mobil dan para rival yang makin kencang.
Kejuaraan balap jet darat musim ini berjalan aneh untuk Verstappen. Ia dan mungkin semua orang mengira 2024 bakal berjalan seperti 2023, di mana Super Max benar-benar mendominasi.
Mimpi buruk hadir pada paruh kedua musim. Setelah memborong tujuh kemenangan dalam 10 grand prix awal, Verstappen mulai kehilangan momentum.
Sejak kemenangan di GP Spanyol 2024 pada akhir Juni, ia tidak kunjung mampu finis terdepan dalam 10 putaran berturut-turut. Dan, selama paruh kedua, pembalap McLaren Lando Norris perlahan mengejar.
Situasinya makin sulit karena Red Bull ternyata butuh waktu lama untuk memperbaiki keseimbangan mobil RB20 yang rusak akibat pengembangan yang dilakukan.
Max Verstappen baru bisa kembali finis terdepan pada GP Sao Paulo di Brasil atau 10 putaran sejak podium utamanya di Barcelona, Spanyol, yang berselang hampir lima bulan, gap terlamanya tanpa kemenangan.
Bisa dibilang 2024 adalah musim tersulit dalam upaya Verstappen mempertahankan status sebagai juara dunia F1 usai meraih titel pertaman pada 2021.
Musim 2022, Super Max mampu mendominasi kejuaraan. Ia menyabet 15 kemenangan dalam 22 GP untuk mengeklaim gelar Formula 1 keduanya, dengan menggungguli Charles Leclerc (Ferrari) lebih dari 100 poin.
Pada F1 2023 lebih gila lagi. Verstappen benar-benar superior dan tak mengalami kesulitan untuk hat-trick gelar, memborong 19 podium utama dalam 22 putaran.
Pembalap 27 tahun tersebut membukukan rekor 575 poin, yang akan sangat sulit dipatahkan. Jumlah itu bahkan lebih dari separuh total poin rekan setimnya Sergio Perez (285) yang keluar sebagai runner up.
Tak heran Super Max lega bisa menyegel gelar juara dunia F1 keempatnya di GP Las Vegas atau sebelum musim 2024 berakhir. Sebab ia sadar Ferrari, Mercedes, dan McLaren saat ini lebih kencang dari Red Bull.
“Ini musim yang panjang dan benar-benar tidak mudah. Kami jelas mengawalinya dengan luar biasa, nyaris seperti melaju tanpa hambatan, tetapi kemudian kami mengalami kesulitan,” Verstappen menuturkan.
“Musim yang sangat menantang. Saya pikir juga sebagai peribadi, kadang-kadang, itu benar-benar sulit dan saya harus tetap tenang. Saya masih lebih suka musim lalu, tetapi musim ini benar-benar memberi pelajaran yang sangat saya banggakan.”
“Kami menangani segala kesulitan sebagai tim. Jadi, itu membuatnya istimewa dan menjadi musim yang indah. Ya, kini saya bisa lega sekaligus bangga. Berdiri di sini sebagai juara dunia empat kali tentu hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.”
Sementara itu, Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner tidak pernah sekalipun meragukan bahwa Max Verstappen akan mampu merengkuh titel juara dunia keempatnya meski berbagai kesulitan dihadapi.
Musim 2024, terutama selama paruh kedua, pembalapnya itu melakukan apa yang dilakukan oleh seorang juara dunia: memanfaatkan peluang sebaik-baiknya dan mencetak poin secara konsisten.
Verstappen tahu meskipun ada kalanya kemenangan atau podium sulit diraih, posisi kelima, keenam, atau bahkan kedelapan juga berbuah poin yang krusial dalam upaya menjaga kans mempertahankan gelar.
“Max telah menunjukkan kekuatan mental yang luar biasa tahun ini. Dia mengemudi dengan cemerlang dan tampil meyakinkan di saat-saat yang menentukan,” kata Horner seperti dilansir Daily Mail.
“Dia tak pernah panik ketika keadaan tidak berjalan sesuai keinginannya. Dia membalap seperti seorang juara dunia empat kali. Saya pikir tak ada yang lebih pantas mendapatkan gelar ini selain Max.”