- PT LIB wanti-wanti calon tuan rumah Liga 2 2020.
- Meski bertindak sebagai tuan rumah nantinya, PT LIB pastikan klub tidak sepenuhnya punya kewenangan terkait pelaksanaan pertandingan.
- Sejauh ini memang sudah ada tujuh klub yang mengajukan diri menjadi tuan rumah Liga 2.
SKOR.id - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, mewanti-wanti para calon tuan rumah lanjutan Liga 2 musim 2020.
Seperti diketahui, dikatakan Hadian Lukita, sejauh ini sudah ada sembilan tim yang mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah.
Hadian tak menampik, tim yang berkesempatan menjadi tuan rumah memiliki keuntungan tersendiri.
Bahkan bisa saja memunculkan stigma negatif tentang bakal adanya indikasi matchfixing atau sebagainya yang dilakukan tuan rumah.
Namun, Hadian menegaskan komitmen PT LIB dalam mempersempit ruang adanya kasus seperti pengaturan pertandingan, suap dan sebagainya terulang kembali di sepak bola Indonesia.
Hadian menjelaskan, meski bertindak sebagai tuan rumah, tidak semuanya penugasan akan dilakukan oleh panitia pelaksana pertandingan dari klub bersangkutan.
"Tim tuan rumah itu kan nanti hanya akan mengurus urusan penginapan, transportasi lokal, dan rekomendasi tempat latihan," kata Hadian.
"Tapi kalau untuk wasit, perangkat pertandingan, semua itu yang urus tetap LIB, termasuk peraturan pertandingan semuakan kita yang urus," Hadian menambahkan.
Hadian menegaskan, stigma bahwa tuan rumah punya "hak istimewa" dan berpeluang besar promosi ke Liga 1 itu tergantung bagaimana masyarakat menilai.
"Kalau saya rasa itu tidak masuk dalam urusan pengaturan untuk siapa yang jadi tuan rumah itu bisa masuk ke Liga 1. Karena semua urusan pertandingan semuanya itu LIB yang atur," ujar Hadian.
Lebih lanjut, untuk menjadi tuan rumah PT LIB pun memberikan beberapa syarat yang harus dipenuhi kesanggupannya oleh sang calon tuan rumah.
Di antara syarat yang harus dipenuhi calon tuan rumah adalah menanggung seluruh biaya penyelenggaraan pertandingan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
Kemudian menanggung biaya transportasi lokal berupa menyediakan dua unit bus bagi masing-masing klub untuk aktivitas keseharian menuju tempat latihan ataupun pertandingan.
Dari beberapa syarat itulah yang bisa saja memunculkan dugaan "tukar guling" dengan tiket promosi karena klub tuan rumah sudah mengeluarkan biaya ekstra.
"Ketika mereka bersedia membiayai kan tujuannya mungkin bisa saja ke pariwisata untuk menggerakkan ekonomi," kata Hadian.
"Tapi ini keliatan juga, saya sih merasa masih perlu dibicarakan kepada mereka soal tuan rumah ini. Bayangan saya, kalau tuan rumah menangung biaya operasional, pasti akan dikembalikan lagi ke LIB," tutup Hadian.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita PT LIB Lainnya:
Sejumlah Regulasi Liga 1 2020 Diubah demi Agenda Timnas Indonesia
Dirut PT LIB Beberkan Tahapan Penerapan Protokol Kesehatan Liga 1 2020
PT LIB Pastikan Kontestan Liga 1 2020 Siap Lanjutkan Kompetisi