- Persiraja berharap format kompetisi menjadi dua wilayah, barat dan timur.
- Bila tak bisa dipenuhi, klub berharap subsidi dari operator ditambah.
- Mochamad Iriawan pernah berjanji subsidi untuk Liga 1 sebesar Rp15 miliar.
SKOR.id – Format kompetisi kasta tertinggi Indonesia kerap berubah. Sejak 1994, ketika kompetisi Perserikatan dan Galatama dilebur, berulang kali format berubah.
Sejak 1994 hingga 2019, setidaknya ada dua format yang selalu mengemuka pada awal musim. Pertama kompetisi penuh, kedua dibagi dua wilayah yakni barat dan timur.
Adapun dalam era Liga 1 sejak 2017, formatnya kompetisi penuh. Namun, format Liga 1 2020 berpeluang mengalami perubahan.
Yang mengajukan perubahan format kompetisi adalah tim promosi Persiraja Aceh. Alasannya, kontestan Liga 1 2020 memiliki jarak tempuh paling jauh dan panjang.
Persiraja berada di ujung barat sedangkan Persipura di ujung timur. Jarak markas antara kedua klub itu sekitar 6.720 kilometer. Ini setara dengan jarak Indonesia ke Uzbekistan.
“Dari Aceh ke Papua itu harga tiketnya sangat mahal sekali perjalanan. Kalau skema yang dipakai tetap seperti Liga 1 musim lalu, saya rasa subsidi yang diperlukan harus besar,” kata Presiden Persiraja Nazarudin Dekgam.
Bila mengacu harga tiket hari ini, harga termurah untuk satu orang dalam sekali perjalanan dari Banda Aceh ke Jayapura adalah Rp5 juta. Pulang pergi minimal Rp10 juta.
Adapun subsidi yang diterima klub dinilai kurang. Pada 2017, subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) kepada kontestan sebesar Rp7,5 miliar. Jumlah sama diterima pada 2018.
Namun, pada 2019 jumlah subsidi dikurangi. Dalam semusim, klub hanya menerima Rp5 miliar. Padahal, kompetisi kasta usia yang diikuti semakin bertambah.
Bagaimana dengan 2020? Belum ada jawaban pasti. Tetapi, pada 2019, Ketua Umum PSSI, Kombes Pol. Mochamad Iriawan, yang ketika itu masih calon, ingin meningkatkan subsidi.
Tak tanggung-tanggung, Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan, menjanjikan subsidi sebesar Rp15 miliar. Menurutnya, angka itu sangat realistis.
“Jika dihitung sangat mungkin,” kata Iriawan di Semarang pada 6 Juli 2019. “Kami siap terbuka. Ada tim asistensi yang mengawasi pendistribusian uang ke klub,” ia menambahkan.
Adapun terakhir kali kompetisi teratas Indonesia menggunakan format dua wilayah pada 2014. Saat itu ditetapkan dua wilayah karena ada penyatuan dua kompetisi.
Ya, musim itu merupakan musim perdana setelah kompetisi terbelah dua, Indonesia Super League dan Indonesia Premier League. Ketika itu peserta liga berjumlah 22.
Yang menjadi juara pada 2014 itu adalah Persib Bandung. Pada partai final Persib menaklukkan Persipura lewat drama adu penalti, unggul 5-2.