- Premier League sebagai operator Liga Inggris terus mencari opsi kelanjutan Liga Inggris musim ini.
- Liga Inggris keberatan jika harus kehilangan potensi pemasukan hingga Rp15 triliun.
- Apabila dilanjutkan, Liga Inggris sudah pasti akan digelar tanpa penonton.
SKOR.id - Premier League sebagai penyelenggara Liga Inggris terus mencari opsi untuk melanjutkan kompetisi musim ini.
Liga Inggris sedang ditangguhkan hingga 30 April 2020 akibat wabah Covid-19. Belum diketahui bagaimana nasib Liga Inggris setekah mencapai tenggat itu.
Baca Juga: 5 Negara dengan Pemain Terbanyak di Liga Inggris 2019-2020
Yang sudah pasti adalah nasib divisi bawah Liga Inggris yang ditangani oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) langsung.
Kompetisi di bagian terbawah piramida sepak bola Inggris itu dinyatakan tidak ada. Artinya, seluruh hasil musim ini tidak berlaku; termasuk juara, tim degradasi, dan tim promosi.
Namun, Liga Inggris sejauh ini tak punya opsi menghentikan kompetisi. Premier League menyatakan kompetisi harus dilanjutkan hingga usai atas dasar integritas.
Premier League juga enggan menghentikan kompetisi karena kerugian bakal lebih besar. Misalnya mengembalikan uang hak siar yang diterima dari pemegang siaran Liga Inggris; Sky Sports dan BT Sport.
Nilai yang harus dikembalikan jika kompetisi dihentikan mencapai 762 juta pounds atau sekira Rp15 triliun. Sungguh bukan nilai yang bisa dianggap remeh.
Lantas opsi paling mungkin ditempuh Liga Premier adalah melanjutkan Liga Inggris tanpa penonton.
Namun, memutuskan laga tanpa penonton pun tidak semudah yang dibayangkan. Ada sejumlah isu yang harus diselesaikan atau dijawab.
Pertama, jika Liga Inggris dilanjutkan, masing-masing tim akan bermarkas di satu hotel layaknya timnas tampil di Piala Dunia atau putaran final lain antarnegara.
Hotel itu akan sangat eksklusif, hanya untuk skuad dan staf berkepentingan. Untuk masuk ke hotel pun, seseorang harus dinyatakan bersih dari virus corona.
Namun, ada pertanyaan tersisa. Bagaimana dengan skuad masing-masing tim, apalagi jika ada anggotanya yang pernah positif Covid-19 --salah satunya bahkan pelatih Arsenal Mikel Arteta.
Apakah Arsenal sudah cukup menjalani karantina selama 14 hari atau ada perkembangan lain.
Kedua, penangguhan yang sudah mencapai tiga pekan membuat kompetisi benar-benar berhenti. Bahkan tim pun berhenti latihan bersama, kecuali latihan kebugaran bagi para pemain di kediaman masing-masing.
Itu sebabnya ada usulan, jika kompetisi akan dilanjutkan, diperlukan pertandingan prakompetisi. Para pemain memerlukan kondisi fisik siap tanding (match fit).
Ketiga, seberapa siap semua klub bermain dengan interval hari tanding yang sangat rapat. Premier League keberatan musim ini molor hingga September, misalnya.
Baca Juga: 5 Pemain Paling Berkembang di Liga Inggris Musim 2019-2020
Jadi, dengan sisa sembilan pertandingan per klub pada musim ini, Liga Inggris mau tak mau harus menggelar pertandingan hampir setiap hari andai ingin kompetisi selesai paling lama pada Agustus.
Para pengurus Liga Inggris pun mengakui bahwa urusan ini sangat rumit dan kompleks. Maklum, ini belum pernah terjadi sehingga mereka tertantang terus mencari solusi.