SKOR.id - Guru olahraga menjadi salah satu pilar penting dalam hal pembinaan atlet muda Indonesia. Maka itu, peran mereka sangat dibutuhkan untuk bisa mencetak atlet-atlet berkualitas di level sekolah hingga akhirnya nanti bisa menjadi atlet nasional.
Apalagi, guru olahraga saat ini terus mendapatkan perhatian dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, dengan adanya berbagai program pelatihan gratis. Di antaranya bekerja sama dengan Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas).
Sayangnya, para guru olahraga terkadang masih mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan. Teranyar, salah seorang guru olahraga bernama Zaharman di Rejang Lebong, Bengkulu, diduga mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh oknum orang tua murid SMA Negeri 7 Rejang Lebong, Bengkulu.
Penganiayaan itu menyebabkan korban mengalami luka serius di bagian mata. Akibat dari penganiayaan itu, salah satu bola mata Zaharman mengalami luka parah hingga pecah dan harus dioperasi.
Melihat kenyataan itu, solidaritas tinggi ditunjukkan oleh Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas), dengan menggalang donasi guna membantu biaya pengobatan Zaharman. Gerakan ini diperkirakan bakal mendapatkan sambutan yang positif dari para anggota mereka yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia.
“Kami pun mengimbau semua anggota Igornas di 38 provinsi untuk bersama-sama membantu korban melalui donasi. Berdasarkan informasi terakhir yang kami terima, pelaku belum ditangkap pihak berwajib,” kata Dikdik SM, Ketua Umum PP Igornas.
Dikdik bercerita, kejadian penganiayaan ini dipicu saat Zaharman selaku guru olahraga menegur dan menindak muridnya, PDM, 16, yang sedang merokok di belakang sekolah saat jam sekolah.
Saat pulang ke rumahnya, PDM mengadu kepada orang tuanya Ar, 45, yang langsung mendatangi sekolah. Tiba di sekolah, Ar mengaku jika anaknya dipukul oleh Zaharman. Meski sempat ditahan, Ar akhirnya bisa masuk ke sekolah dengan membawa pisau dan katapel serta bertemu dengan korban. Saat itu, Ar langsung mengarahkan katapel ke korban dan mengenai matanya. Melihat mata korban mengeluarkan darah, Ar panik dan langsung kabur ke luar sekolah.
“Kami, Igornas, mengutuk keras tindak perilaku oknum orang tua murid tersebut dan mendorong pihak berwajib untuk segera memproses hukum pelaku,” Dikdik menegaskan.