- Santiago Ponzinibbio, 33, memenangi pertarungan kelas welter UFC atas Neil Magny di Buenos Aires pada tahun 2018.
- Namun, infeksi darah memaksa bintang seni bela diri asal Argentina ini untuk menjauhi oktagon selama hampir dua tahun terakhir.
- Kini, walau tak lagi punya peringkat, Santiago Ponzinibbio bertekad mengejar apa yang jadi impiannya semasa remaja, bertarung di oktagon lagi.
SKOR.id – Dua tahun lalu Santiago Ponzinibbio mengharumkan nama Argentina di dunia internasional dengan memenangkan pertarungan UFC kelas welter.
Sialnya, dokter justru memvonis Santiago Ponzinibbio, 33, untuk tidak kembali naik ke atas oktagon atau itu akan membahayakan nyawanya.
Pada 17 November 2018, gemuruh penonton mengguncang Estadio Mary Teran de Weiss di Buenos Aires saat Santiago Ponzinibbio memukul K.O Neil Magny di UFC Fight Night 140.
Pukulan KO itu memperpanjang rekor kemenangan atlet kelahiran La Plata, Argentina, ini menjadi tujuh pertarungan, termasuk atas Mike Perry dan Gunnar Nelson.
Popularitas Ponzinibbio yang menekuni olahraga seni bela diri campuran (MMA) sejak usia 13 tahun tersebut pun meroket tajam.
Agenda pertarungannya bahkan sudah penuh hingga setahun berikutnya, dengan melawan 170 petarung elite UFC, termasuk si juara bertahan Robbie Lawler.
Lalu bencana itu datang. Pada 12 Oktober 2019, terdengar kabar Ponzinibbio mundur dari pertarungan itu karena terserang infeksi staph.
Infeksi Staph adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus sp yang terkadang ditemukan pada orang sehat, walau biasanya tidak menyebabkan masalah.
Namun infeksi staph dapat mematikan apabila bakteri menyerang lebih dalam pada tubuh, memasuki aliran darah, sendi, tulang, paru-paru atau jantung.
Baru-baru ini Ponzinibbio berbicara dengan Farah Hannoun dari MMA Junkie mengenai alasan dia terpaksa absen dari dunia tarung UFC selama hampir 20 bulan.
"Saya punya banyak problem medis," petarung yang memiliki nama panggung "Gente Boa" ini mengawali kisahnya.
“Awalnya karena ada infeksi darah dalam tubuh saya. Infeksi yang menular ke darah saya, dan dua jenis bakteri berbeda menyerang tubuh saya.”
Santiago Ponzinibbio menjelaskan kedua bakteri itu adalah epidemi staph dan pseudomonas, yang merupakan bakteri yang sangat berbahaya.
Lalu berikutnya mulai terjadi pembengkakan di beberapa bagian tubuh Ponzinibbio, dan yang paling utama, di lutut. “Saya dirawat di rumah sakit selama delapan hari.”
Saking banyaknya obat yang harus diinjeksi ke tubuh Ponzinibbio, kateter sentral disisipkan di lengannya hingga memudahkan proses penyuntikan.
Ironisnya ia menderita efek samping yang parah terkait dengan semua pengobatan tersebut.
Berat badannya turun drastis, Ponzinibbio juga mengalami demam tinggi hingga terus dalam pengawasan ketat rumah sakit selama tiga bulan berikutnya.
Setelah sembuh dan diperbolehkan pulang, Ponzninibbio langsung pergi ke UFC Performance Institute (PI) di Las Vegas untuk menjalani terapi fisik.
Di sana, Ponzinibbio mengeluhkan rasa sakit di kakinya. Dan hasil MRI mengungkapkan dia menderita radang sendi dan infeksi baru, kali ini di tulangnya.
Beberapa dokter melihat hasil MRI itu dan mereka tidak menyukainya.
“Mereka mengatakan, ‘Ada infeksi di tulang Anda, dan sangat berbahaya. Mungkin Anda tak bisa bertarung lagi dalam karier Anda’,'' Ponzinibbio menirukan kata-kata dokter.
Untungnya para dokter memberi obat yang membantu Ponzinibbio mengatasi infeksi barunya itu, sekaligus merawat radang sendinya.
Tetapi, setelah itu, walau dia sudah sehat, Santiago Ponzinibbio masih jauh dari performa terbaiknya untuk melakoni pertarungan.
Proses rehabilitasi dan terapi selama berbulan-bulan diikutinya. Dan sekarang dia merasa siap untuk kembali ke oktagon.
"Sekarang tubuh saya telah kembali normal. Saya perlu banyak bertarung karena itu alasan saya menjauh dari oktagon selama satu setengah tahun."
Sayangnya, selama periode itu pula, Ponzinibbio menyadari persaingan divisi kelas welter telah berubah secara dramatis.
Tyron Woodley adalah juara divisi ini ketika Ponzinibbio terakhir kalinya bertarung.
Kini Kamaru Usman akan mempertahankan sabuk itu di 'Fight Island', meski masih menanti calon lawan setelah kandidat nomor satu, Gilbert Burns dinyatakan positif Covid-19.
Saat mengalahkan Magny, Ponzinibbio naik ke urutan ketujuh daftar peringkat kelas welter.
Karena absen lama, dia tidak punya peringkat, yang berarti lawan-lawan berat menantinya di atas oktagon. Dan, itu jelas tidak mudah.
Padahal, sebelum jatuh sakit, Santiago Ponzinibbio hanya butuh satu pertarungan lagi untuk merebut sabuk juara kelas welter UFC.
“Ini adalah impian saya. Setelah bekerja sangat keras bertahun-tahun, saya harus berjuang hidup lagi di rumah sakit. Karena itu saya tidak akan menyerah.”
Ikuti pula Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kondisi Terkini Roger Federer Usai Operasi Lututhttps://t.co/4VkweTfVYX— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 6, 2020
Berita MMA Lainnya:
Priscilla Hertati Lumban Gaol Menantikan Aksi Angela Lee di ONE Championship
Juara Dunia ONE Championship, Aung La N Sang, Positif Covid-19