- Kolumnis tinju, Damian Poole, menyatakan Tyson Fury tidak pantas menjadi penguasa kelas berat.
- Itu karena beberapa pernyataan Tyson Fury beberapa tahun lalu yang dianggap rasialis dan antihomoseksual.
- Pada 2015 lalu, ia membuat statement yang menyinggung perasaan orang Yahudi.
SKOR.id – Peluang Tyson Fury, juara dunia tinju kelas berat (+90,71 kg) WBC, untuk menjadi penguasa kelas berat dunia terbuka lebar.
Jika mampu menundukkan Deontay Wilder pada pertemuan ketiga lalu mengalahkan Anthony Joshua, maka Tyson Fury dipastikan menguasai seluruh sabuk kelas berat.
Peluang Tyson Fury untuk menundukkan Anthony Joshua sendiri cukup terbuka. Gypsy King, julukan Fury, dikenal sebagai petinju dengan gaya atraktif dan variatif.
Sedangkan Anthony Joshua - juara dunia kelas berat WBA (Super), IBF, dan WBO - cenderung lebih formal meskipun kekuatan pukulannya luar biasa.
Berita Tinju Lainnya: Belajar dari Kesalahan, Andy Ruiz Jr Bisa Jadi Petinju Kelas Berat Terbaik
Namun, kolumnis tinju Damian Poole mengatakan Fury tidak pantas menjadi raja di kelas berat. Bukan karena kapabilitasnya melainkan sikapnya.
Fury, 31 tahun, selama ini dikenal anti-Yahudi dan antihomoseksual. Sikap rasialis dan homofobik ini jelas tidak bagus untuk olahraga tinju.
Menurut Damian Poole, tinju membutuhkan ikon yang bisa mewakili semua kalangan dan memiliki citra bagus di mata publik.
Dalam artikelnya di Boxingnews24.com, Damian Poole menyebut setiap olahraga, termasuk tinju, membutuhkan ikon. Ia pun menyebut beberapa nama.
"Lewis Hamilton di F1, Usain Bolt di atletik, atau Williams bersaudara (Venus dan Serena) di tenis, mereka mewakili semua kalangan. Citra mereka pun baik,” ujarnya.
Pendapat Damian Poole ini tentu mengacu pada pernyataan Fury dalam beberapa tahun belakangan. Pada 2015, dengan terang-terangan ia menghina kaum Yahudi.
Pemegang rekor 30 menang (KO 21) dan sekali imbang itu mengatakan, Yahudi telah berusaha mencuci otak semua orang demi kepentingan mereka.
“Semua orang telah dicuci otaknya oleh para zionis, orang-orang Yahudi yang memiliki semua bank, surat kabar, stasiun televisi, dan lain-lain,” ucap Fury, lima tahun lalu.
Berita Fight Lainnya: Sepupu Khabib Nurmagomedov, Umar Nurmagomedov Ungkap Kondisi Ayah Khabib
Ia juga pernah mengatakan, dilegalkannya homoseksual di banyak negara merupakan suatu masalah yang wajib diselesaikan.
“Ada ada tiga hal yang harus diselesaikan sebelum iblis pulang. Salah satunya adalah legalisasi homoseksual di berbagai negara,” kata Fury.
Selain itu, Fury ternyata juga pernah membuat statement yang berbau tidak menyukai kesetaraan gender.
Ia menyatakan, tempat terbaik bagi wanita adalah dapur dan punggungnya. Ia pun menyatakan bakal menggantung saudara perempuannya jika berbuat tidak sopan.
Apa yang dikatakan Fury telah membuatnya gagal merebut penghargaan Personality of The Year 2015. Padahal, saat itu, Tyson Fury sangat dijagokan untuk mendapatkannya.
Meskipun sudah meminta maaf, Damian Poole mengatakan hal itu tidak cukup untuk memperbaiki citra Tyson Fury yang cenderung diskriminatif.