- Maria Sharapova ikut menyuarakan penolakannya atas invasi Rusia ke Ukraina.
- Mantan petenis Rusia itu berjanji akan memberikan dana bantuan untuk Save The Children.
- Para atlet elite Rusia lainnya juga telah menyerukan perdamaian di seluruh dunia.
SKOR.id - Mantan bintang tenis Maria Sharapova telah bergabung dengan jajaran atlet elite Rusia yang menyuarakan penolakan mereka atas invasi tanah airnya ke Ukraina.
Juara grand slam lima kali itu adalah salah satu atlet paling sukses di Rusia. Tapi, Sharapova, yang gantung raket pada 2020, mengecam perang di Ukraina dan berjanji untuk menyumbang untuk dana bantuan krisis Save The Children.
“Setiap hari berlalu, saya semakin patah hati dan sangat sedih dengan gambaran dan cerita para keluarga dan anak-anak yang terkena dampak krisis yang meningkat di Ukraina,” tulisnya di Instagram.
“Saya menyumbang untuk dana bantuan krisis Save the Children, sebuah organisasi yang bekerja tanpa lelah untuk menyediakan makanan, air, dan peralatan bantuan untuk mendukung mereka yang membutuhkannya."
“Silakan bergabung dengan saya dalam memberikan sumbangan. Saya selalu berdoa untuk PERDAMAIAN dan mengirimkan cinta dan dukungan saya kepada semua yang terkena dampak.”
View this post on Instagram
Sharapova termasuk di antara sekelompok pemain terbaik di zamannya. Daya jualnya yang tinggi membuat wanita Rusia berusia 34 tahun ini pensiun di urutan kedua dalam daftar petenis wanita yang paling banyak memperoleh pendapatan sepanjang kariernya.
Forbes melaporkan Sharapova hanyalah satu dari empat atlet wanita di dunia yang meraup penghasilan hingga $20 juta dalam setahun.
Sharapova meninggalkan tenis dengan penghasilan karier yang mengejutkan dari hadiah uang, dukungan dan penampilan sebesar $325 juta, menurut Forbes.
Angka itu menempatikannya di urutan kedua sepanjang masa di antara atlet wanita, hanya di belakang Serena Williams ($350 juta), yang penghasilannya didapat dari kesepakatan sponsorship dengan Nike, Evian, Porsche dan Tag Heuer.
Keluarga Sharapova pindah dari Rusia ke AS pada tahun 1994 untuk belajar tenis di Akademi IMG yang terkenal di Florida dan mereka dilaporkan tinggal di Los Angeles sekarang.
Sharapova bukanlah atlet Rusia pertama yang mengecam invasi negara itu ke Ukraina. Akhir bulan lalu, petenis nomor enam dunia tenis putra Andrey Rublev menulis "tolong jangan perang" di depan kamera setelah menang di Dubai.
View this post on Instagram
“Menonton berita dari rumah, bangun di sini, di Meksiko, sangat tidak mudah,” kata Rublev, setelah pertandingan itu. “Dengan menjadi pemain tenis, saya ingin mempromosikan perdamaian di seluruh dunia. Kami bermain di banyak negara berbeda. Tidak mudah untuk mendengar semua berita ini. Semua untuk perdamaian.”
Petenis nomor 1 dunia, Daniil Medvedev, juga menyerukan “untuk perdamaian di dunia, untuk perdamaian antar-negara.”
Petenis wanita peringkat teratas Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova, menambahkan: “Ambisi pribadi atau motif politik tidak dapat membenarkan kekerasan. Ini merenggut masa depan tidak hanya dari kita, tetapi juga dari anak-anak kita.”
Superstar hoki es Alexander Ovechkin juga menanggapi perang sebelumnya.
“Saya memiliki keluarga di Rusia dan ini adalah saat-saat yang menakutkan. Tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya berharap ini akan segera berakhir dan semuanya akan baik-baik saja," kata Ovechkin.
“Tolong, jangan ada lagi perang. Tak masalah siapa yang berperang: Rusia, Ukraina, negara lainnya — saya pikir kita hidup bersama di dunia, seperti, dalam damai dan dunia yang hebat.”
Dunia olahraga telah bereaksi keras terhadap Rusia dengan berbagai event dan sanksi telah diberlakukan, sementara banyak atlet Rusia akan dipaksa untuk berkompetisi di bawah bendera netral.***
Berita Maria Sharapova Lainnya:
Maria Sharapova Umumkan Pertunangan dengan Teman Sekolah Pangeran Williams
Mengulik Fasilitas Vila Mewah Novak Djokovic, Lebih Mahal dari Peternakan Maria Sharapova
Kenang Masa Muda, Maria Sharapova Sempat Tak Tahu Arti Sukses