- Pesenam putri AS, Morgan Hurd, memiliki segudang kreativitas untuk mengantisipasi ketiadaan peralatan senam selama pandemi.
- Atlet 18 tahun itu menggunakan balok keseimbangan yang telah dimodifikasi dan tumpukan buku-buku koleksinya.
- Setidaknya, penundaan Olimpiade Tokyo tidak akan mengganggu kelanjutan rencana studi Hurd.
SKOR.id – Balok keseimbangan itu lebarnya hanya empat inci – sekitar 10cm.
Tetapi, apakah itu berdiri satu inci atau standar empat kaki di atas lantai, tantangan bagi pesenam yang terlatih untuk melakukan salto dan flipping di atas balok, tetaplah sama.
Setidaknya, begitulah cara Morgan Hurd menjelaskannya.
"Beam adalah salah satu hal yang sifatnya lebih mental daripada apa pun," katanya. "Jika bisa melakukannya di lantai, Anda bisa melakukannya di atas balok."
Itulah pendekatan yang dia ambil saat berlatih untuk Olimpiade Tokyo, yang ditunda hingga 2021, di ruang tamu rumahnya di Delaware, Amerika Serikat.
First State Gymnastics, tempat latihannya sejak kelas lima, ditutup sebagai tindakan pencegahan selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ibunda Novak Djokovic Menyesal Kurang Perhatikan Dua Putra Lainnya
Praktis selama ini Hurd hanya memiliki satu peralatan senam: balok keseimbangan tadi.
Hanya, balance beam miliknya telah dimodifikasi tanpa penyangga dan kira-kira setengah dari panjang resmi yang hampir 5meteran.
Hurd juga dengan kreatif menggunakan tumpukan buku-bukunya untuk membantu kedua kakinya tetap lentur.
Masalahnya, perempuan 18 tahun ini tidak memiliki springboard di ruang tamu untuk mengangkat tubuhnya yang 145 cm di atas vault (meja lompat).
Hurd juga tidak memiliki uneven bars (palang bertingkat) di dalam rumah ataupun di pekarangannya untuk mempraktikkan lompatan-lompatannya.
Maka, tak diragukan lagi, kapan pun gym dibuka kembali, berlatih palang bertingkat akan menimbulkan tantangan paling sulit bagi Hurd.
"Yang paling sulit adalah tidak ada palang karena feel di atas palang tak bisa tergantikan - tak peduli apa yang Anda lakukan atau seberapa kuat Anda," kata Hurd dalam sebuah wawancara via telepon baru-baru ini.
Yang pasti, Hurd tahu olahraga dan bodinya dengan baik untuk menyadari apa yang perlu ia lakukan untuk bersaing mendapatkan tempat di tim Olimpiade AS tahun depan.
Dengan daftar nama dikurangi dari lima menjadi empat untuk Olimpiade Tokyo, negara-negara peserta akan memprioritaskan atlet yang menguasai keempat aparatus.
books aren’t just for reading anymore pic.twitter.com/DOKvTvcci0— morgan hurd (@morgihurd) March 30, 2020
Setidaknya Hurd punya keuntungan, karena di usia 16, dia adalah juara dunia all-around pada tahun 2017. Dia juga mengklaim medali perak.
Pada kejuaraan dunia 2018, Hurd dan Simone Biles memimpin tim senam putri AS merebut medali emas.
Hurd sendiri mengklaim medali perak di senam lantai dan perunggu di all-round.
Saat ini Hurd mengakui dia bisa menerima keputusan Komite Olimpiade Internasional untuk menunda Olimpiade hingga satu tahun ke depan.
"Saya pikir itu keputusan terbaik," katanya. "Karena sangat tidak adil, dan berbahaya untuk mengharapkan atlet dalam kondisi puncak dalam waktu yang singkat."
Dengan asumsi Olimpiade Tokyo dimulai pada 23 Juli 2021, seperti rencana sekarang, minimal penundaan itu tak akan mengganggu rencana kuliah Hurd.
Menjalani home schooling dengan ibunya, Sherri yang mengadopsinya saat usianya 11 bulan dari Wuzhou, Cina, Hurd diharapkan sudah lulus pada bulan Juni.
Lalu, pada bulan November, Hurd dan rekannya anggota tim AS, Riley McCusker, berencana akan melanjutkan studi mereka ke Florida.
Awalnya Hurd berpikir untuk menunda pendaftaran kuliahnya hingga 2020 setelah Olimpiade Tokyo berakhir.
Tapi bahkan sebelum Olimpiade ditunda pun, dia telah menunda tahun pertama kuliahnya sampai musim semi 2022, dengan harapan bisa bersaing di kejuaraan dunia 2021.
Akhir-akhir ini, rutinitas latihan mandiri Hurd terdiri dari dua sesi latihan setiap hari - tiga jam di pagi hari, dua jam lagi di sore hari - enam hari seminggu.
Dia secara teratur menjalin kontak dengan pelatih yang telah bekerja dengannya sejak kelas lima, Slava Glazounov.
Hurd bertanggung jawab atas rutinitas pengkondisiannya - peregangan, core work, dan latihan yang mempertahankan kekuatan dan fleksibilitasnya.
Dari Glazounov, mantan anggota tim senam Rusia, Hurd mendapatkan tugas untuk berusaha menjaga kemampuan aerial, turns, dan lompatannya tetap tajam.
Dengan menggunakan ponselnya yang disangga, Hurd pun merekam video latihannya lalu mengirimkannya melalui email untuk mendapatkan kritik sang pelatih.
"Kami hanya bolak-balik mengirim pesan teks, dan dia memberi saya tugas dan hal-hal yang harus saya kerjakan," kata Hurd, agak bersungut.
Yang sama pentingnya bagi Hurd adalah tetap kontak dengan rekannya di tim AS, terutama karibnya Sunisa Lee, yang bulan lalu berbagi video bersalto depan yang gagal di halaman rumahnya.
Mengaku hobi membaca buku, Hurd juga menggunakan waktunya untuk melakukan tugas rumah lainnya, seperti membersihkan mobil dari atas ke bawah, dan mencoba belajar bahasa Cina online.
Dia telah menjalani tiga operasi siku, jadi ini bukan regangan pertama yang menandakan dia belum bisa berlatih sepenuhnya.
Tetapi, tidak bisa masuk ke gym adalah hal lain.
"Cedera siku pulih dengan cepat. Tapi, jika berada di gym, saya bisa berlatih di atas balance beam, saya bisa jumpalitan, dan melompati trampolin. Itu jelas berbeda."