- Wayank Apparel yang berbasis di Bandung memiliki jejak-jejak Jawa.
- Karakteristik Wayank Apparel terkesan santai dan jauh dari kesan-kesan formal mirip seperti adegan "goro-goro" dalam pentas wayang kulit.
- Melalui kampanye antisepak bola gajah, Wayank Apparel berharap Liga Indonesia dapat berjalan lebih sehat ke depannya.
SKOR.id - Wayank Apparel dibangun dan dikembangkan di Bandung, Jawa Barat. Namun dari pilihan namanya, Wayank Apparel memiliki jejak-jejak Jawa.
Seperti diketahui, wayang kulit atau wayang purwa identik dengan kebudayaan Jawa. Hal itu pun tak disangkal oleh Bramantyo, owner Wayank Apparel.
Bramantyo mengaku memiliki garis keturunan dari tanah Jawa. Ibunya berasal dari Semarang, sedangkan ayahnya berasal dari Surabaya.
Sewaktu kecil, ia sedikit mengingat kenangan ketika diajak kakeknya untuk menonton pertunjukan wayang kulit.
Pengalaman masa kecil itu rupanya masih terbawa di alam bawah sadarnya. Ia mengaku tak pernah secara serius ketika memikirkan brand untuk apparel-nya.
Bram hanya merasakan dorongan yang kuat untuk memakai kata "Wayank" sebagai nama brand apparel, seperti kata tersebut hadir memang untuk dipilih.
"Waktu itu, jujur, saya nggak ada alasan spesifik. Tiba-tiba pengin aja pakai nama itu. Karena saya juga senang wayang dan koleksi beberapa bonekanya," kata Bramantyo kepada Skor.id.
Digagas pada 2010, Wayank Apparel juga memiliki riwayat perjalanan yang hampir sama seperti yang dilalui apparel-apparel di Indonesia.
Wayank memulai perjalanannya dengan menjadi produsen jersey-jersey grade ori. Wayank baru mulai serius berpikir untuk membangun brand sendiri pada 2013.
Sejak saat itu, Bram tegas untuk tidak menerima pesanan dengan logo brand lain. Ia hanya menerima pesanan dengan logo Wayank.
Dalam membangun karakteristik brand-nya, Wayank Apparel terkesan santai dan jauh dari kesan-kesan formal.
Hal itu mirip dengan adegan "goro-goro" dalam sebuah pementasan wayang. Penampilan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong keluar dari pakem-pakem formal.
Namun di sisi lain, mereka juga dapat memberikan kritikan-kritikan yang aktual terhadap situasi politik maupun sosial dalam balutan humor.
Sehingga para penonton pertunjukan wayang juga tidak merasa mendapatkkan petuah atau nasihat. Kritik itu masuk dan diterima dengan tangan terbuka.
Dalam hal sepak bola, Wayank Apparel memiliki perhatian khusus kepada kasus pengaturan skor, atau yang sering disebut sepak bola gajah, di Indonesia.
Kampanye untuk mengajak ke perubahan yang lebih baik disampaikan Wayank dalam bentuk plesetan dari sebuah brand minuman asal Thailand, Chang.
Logo brand yang pernah menyeponsori salah satu klub Liga Inggris, Everton itu diubah menjadi "Change" dengan tagline "antisepak bola gajah" dan "no mafia & match fixing".
"Kami gatal dengan kasus-kasus pengaturan skor yang terjadi di kompetisi sepak bola Indonesia," kata lelaki penyuka tokoh wayang Hanoman tersebut.
"Kami ingin bahwa sebisa mungkin yang namanya sepak bola itu tidak diganggu oleh hal-hal semacam itu," ujarnya menambahkan.
Menurut Bramantyo, kampanye tersebut mendapat sambutan yang sangat baik dari pencinta jersey di Indonesia. Sehingga Wayank menjadikannya sebagai salah satu fokus kampanye.
"Menurut saya, jersey itu sebuah karya. Jadi sebisa mungkin harus bisa mengekspresikan hal-hal yang kami inginkan," ucap Bramantyo.
"Nah yang diekspresikan Wayank tuh sindiran-sindiran halus, lebih ke parodi-parodi yang bagus dan enggak kaku dipasang di jersey," katanya menambahkan.
Selain memproduksi jersey-jersey yang mengekspresikan pemikiran Wayank Apparel, mereka juga sudah mendukung kiprah sejumlah tim Liga 3.
Beberapa klub yang pernah bekerja sama dengan Wayank Apparel, yakni Persepam Pamekasan, Persimura Musi Rawas, Madiun Putra, dan PSBK Blitar.
Ke depannya, Wayank Apparel berharap kualitas sepak bola di Indonesia semakin baik lagi dan jauh dari kasus-kasus pengaturan skor atau sepak bola gajah.
Liga 1 2021-2022: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap https://t.co/OctzfO3iMo— SKOR.id (@skorindonesia) September 13, 2021
Baca Juga Berita Apprel Lainnya:
Liga 2 2021: Julukan, Nama Suporter, dan Apparel Resmi 24 Kontestan
Apparel Tim Juara Liga 1 Sejak 2017, Bali United Paling Beda
Papo Apparel, Brand Asli Yogyakarta yang Dekat dengan Kalangan Suporter