- Presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi menjadi salah satu pihak yang tak sepakat dengan pembagian saham di PT LIB.
- Menurut Achsanul Qosasi, klub hanya bertugas untuk menyiapkan pemain terbaik agar memiliki tim yang kompetitif.
- Sementara itu, operator kompetisi seperti PT LIB memegang penuh kendali penyelenggaraan kompetisi secara profesional.
SKOR.id – Presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi menyebut bahwa kontestan Liga 1 tak semestinya menjadi pemilik saham dari operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Saat ini, 99 persen kepemilikan saham PT LIB memang berada di tangan 18 klub Liga 1. Sedangkan satu persen lainnya milik PSSI yang berstatus golden share.
Menurut Acshanul, klub sebetulnya tak perlu menjadi pemilik saham. Sebab, mereka tak semestinya mengurusi pengelolaan operator kompetisi.
Dia mengatakan, operator kompetisi semestinya menjadi pihak profesional yang independen dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Hal itu disampaikan Achsanul saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertema: Di Manakah Posisi Sepak Bola Indonesia Saat Ini?.
“Saya orang yang paling tidak setuju apabila klub memiliki saham di PT Liga Indonesia Baru (LIB),” kata Achsanul Qosasi di Pancoran Soccer Field, Jakarta Selatan, Rabu (25/8/2021).
“Silakan putar kompetisi, tunjuk perusahaan yang kredibel melalui lelang. Kalau tidak benar, mereka tinggal diganti saja,” tuturnya melanjutkan.
Menurut Achsanul, tugas utama klub adalah menyiapkan tim sebaik mungkin untuk tampil di kompetisi profesional.
Sementara itu, penyelenggaraan kompetisi sepenuhnya menjadi tanggung jawab operator. Hanya saja, PSSI harus mencari operator yang siap memberikan dana besar.
Achsanul memprediksi, nilai kompetisi sepak bola di Indonesia bisa mencapai Rp450 miliar dari Emtek selaku pemegang hak siar.
Bahkan, lanjut Achsanul, perputaran uang di kompetisi sepak bola bisa mencapai Rp1 triliun setiap tahunnya.
Oleh sebab itu, dana sebesar ini harus mampu digunakan oleh federasi dalam membiayai berbagai program pengembangan sepak bola.
Salah satu yang disebut Achsanul Qosasi adalah perhatian PSSI terhadap penyelenggaraan kompetisi amatir yang tidak memiliki nilai komersial.
“Klub adalah artis. PSSI yang menyiapkan panggungnya. Operator kompetisi ini sebagai EO (event organizer) yang menjalankan saja,” katanya.
“Silakan dilelang, kita cari siapa yang bisa memberikan uang besar kepada PSSI dari penjualan nilai kompetisi."
"Sehingga, uang ini untuk penyelenggaraan kompetisi amatir yang tidak bisa komersial. Karena, ini beban berat,” tutur Achsanul Qosasi.
View this post on Instagram
Berita Liga 1 Lainnya:
PSSI Optimistis Suporter Indonesia Patuhi Protokol Kesehatan di Liga 1 2021-2022
PT LIB Bergerak Koordinasikan Pengamanan Liga 1 2021-2022
5 Pemain Asing Debutan yang Diprediksi Curi Perhatian di Liga 1 2021-2022