- Manajemen Persiba Balikpapan merangkum hasil pertemuan virtual bersama PT LIB tentang rencana, sistem, dan format penyelenggaraan Liga 2 2021.
- Dari rangkuman itu, Persiba Balikpapan menyampaikan sikap mereka yang berisi catatan kritis terhadap rencana tersebut.
- Menurut Persiba Balikpapan, ada semacam ketidakadilan yang dialami klub Liga 2 karena berbagai kebijakan yang diambil PT LIB.
SKOR.id – Manajemen klub Liga 2, Persiba Balikpapan, menyampaikan sejumlah kritik terhadap rencana penyelenggaraan kompetisi kasta kedua musim ini.
Kritik itu disodorkan Persib Balikpapan seusai mengikuti pertemuan secara virtual bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang digelar pada 3 Juni 2021.
Dari hasil pertemuan itu, Persiba merangkum sejumlah hal yang dipaparkan oleh PT LIB sebagai operator kompetisi.
"Ada beberapa poin yang kami rangkum dari pertemuan maya tersebut, di antaranya adalah durasi kompetisi, pengajuan izin Liga 2, tan terakhir tentang timeline dan drawing yang akan disampaikan operator kompetisi," tulis manajemen Persiba.
Setidaknya, ada delapan poin yang disampaikan oleh Persiba dalam surat yang ditandatangani langsung oleh Presiden Klub, Gede Widiade, tersebut.
Dari keseluruhan sikap tersebut, kritik yang disampaikan banyak berkaitan tentang format dan konsep penyelenggaraan Liga 2 2021.
Aspek pertama yang dikritisi oleh tim berjulukan Beruang Madu ini ialah konsep sistem gelembung (bubble) yang membagi 24 kontestan Liga 2 di empat grup yang berbeda.
Salah satu konsekuensi dari sistem ini ialah terdegradasinya dua tim dari masing-masing grup. Dengan kata lain, ada delapan tim yang akan turun kasta musim depan.
Menurut sikap manajemen Persiba, "hal ini tidak sepadan dengan masa persiapan tim dan pendanaan yang dikeluarkan untuk berkompetisi di Liga 2."
View this post on Instagram
Poin kedua yang disebutkan di atas turut diperkuat dengan argumen yang disampaikan pihak Persiba pada poin yang ketiga.
"Persiba mengajukan pelaksanaan kompetisi Liga 2 dengan sistem kompetisi penuh, dengan mempertimbangkan prinsip fair play. Jika tidak memungkinkan, maka kompetisi bisa digelar menjadi dua grup," tulis mereka.
Persiba menegaskan, semua klub di semua tingkatan, baik itu Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3, menghadapi kesulitan yang sama di masa pandemi: finansial.
Maka, Persiba menganggap tidak adil jika Liga 1 musim 2021-2022 digelar dengan sistem kompetisi penuh, sedangkan Liga 2 menggunakan sistem gelembung.
"Ada kesan bahwa klub peserta Liga 2 adalah anak tiri atau mungkin anak tetangga yang tidak perlu perhatian dan kasih sayang penuh selayaknya anak kandung," tulis Persiba.
Perbedaan semacam ini jelas merugikan pemain. Sebab, nantinya Liga 2 2021 akan digelar mulai Juli hingga Desember 2021.
Konsekuensi dari jadwal ini ialah pemain yang berkompetisi di klub Liga 2 akan menganggur sekitar 3-4 bulan karena menunggu Liga 1 2021-2022 selesai digelar.
Sebab, menurut rencana, kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional itu dimulai pada 10 Juli 2021 baru akan berakhir pada bulan Maret 2022.
"Itu dengan catatan bahwa mereka finis di partai final atau babak empat besar kompetisi Liga 2 2021," tulis mereka.
"Yang tidak sampai di babak empat besar, tentu masa menganggurnya akan lebih panjang dan semakin menurunkan kualitas para pemain," kata Persiba.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Liga 2 Lainnya:
Hasil IFeL Liga 2 2021 Hari Pertama Pekan Perdana: Persis Solo Tancap Gas
Pemain Persis Solo Sebut Sosok di Balik Kesuksesan IeFC dan IFeL Liga 2 2021
Pemain RANS Cilegon FC Ungkap Misi Khusus dari Raffi Ahmad di IFeL Liga 2 2021