- Jelang Kongres Tahunan PSSI, Sabtu (29/5/2021), Save Our Soccer (SOS) memberikan tujuh usulan.
- Salah satu usulan SOS, PSSI perlu segera menerbitkan aturan jual beli klub agar tak lagi terjadi jual beli lisensi yang dilarang FIFA.
- SOS juga mengusulkan PSSI untuk menyelesaikan kasus legalitas dualisme klub yang belum tuntas.
SKOR.id - PSSI akan menggelar Kongres Tahunan bertempat di Hotel Raffles, Jakarta, Sabtu (29/5/2021).
Event ini menjadi agenda wajib yang harus dilaksanakan setiap tahun untuk membahas evaluasi kinerja sekaligus program kerja setahun.
Kongres Tahunan merupakan wadah tepat bagi pemilik suara untuk menyampaikan aspirasi kepada PSSI terkait program-program yang sudah dan akan dijalankan induk sepak bola nasional itu di bawah kepemimpinan Komjen Pol (Pur) Mochammad Iriawan.
Kongres Tahunan 2021 diharapkan bisa menghasilkan keputusan yang bisa dijadikan pondasi (mainstone) reformasi tata kelola sepakbola Indonesia sekaligus akselerasi Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional.
Apalagi, ini Kongres Tahunan pertama yang diselenggrakan di tengah Pandemi Covid-19.
Tentunya, butuh langkah dan pemikiran strategis serta produktif agar Kongres mampu menghasilkan keputusan yang akan meningkatkan prestasi dan industri sepak bola nasional.
Terkait agenda Kongres Tahunan PSSI, Save Our Soccer (SOS),melayangkan tujuh usulan penting yang bisa dibahas di Kongres atau setidaknya dijadikan putusan untuk dilakukan PSSI setelah Kongres.
Berikut tujuh usulan SOS:
1. Memperjelas status badan hukum PSSI. Apalagi, dua tahun kedepan PSSI akan menggelar hajatan akbar Piala Dunia U-20 yang pastinya akan bersinggungan dengan pendanaan baik dari FIFA, Pemerintah maupun pihak ketiga. Misalnya, mencontoh FA Inggris atau FA Hongkong sebagai entity commercial berbentuk Ltd (perseroan terbatas).
2. Penyelesaian kasus legalitas dualisme klub yang belum tuntas. Ini bisa jadi bom waktu bila tidak segera dicarikan solusi terbaik. Misalnya, status Arema FC dan Arema Indonesia.
3. PSSI perlu segera menerbitkan aturan jual beli klub agar tak lagi terjadi jual beli lisensi yang dilarang FIFA. Termasuk di dalam regulasi yang jelas dan tegas soal perpindahan homebase, pergantian nama dan rebranding logo. Jangan sampai semua tanpa aturan dan berjalan seperti hukum rimba atau semaunya.
4. Penegasan tentang cross-ownership (kepemilikan ganda) yang dilarang FIFA karena berpotensi match-fixing. Tidak boleh ada personal dan atau perseroan yang mengendalikan lebih dari satu klub. PSSI juga harus merevisi statutanya agar tidak bertentangan dengan regulasi FIFA.
5. PSSI perlu mengeluarkan regulasi untuk suporter agar tak lagi ada korban nyawa di lapangan dan tak ada penyelesaian hukum.
6. Kejelasan status PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai league government body. Baik secara legalitas maupun kepemilikan sahamnya. Termasuk peralihan saham dari klub degradasi ke klub promosi.
7. Liga 2 harus mempunyai league governing body (operator) sendiri. Agar lebih mandiri dan lebih maksimal pengelolaannya.
Selain itu, SOS juga berharap Kongres Tahunan PSSI berjalan dinamis dan penuh gagasan untuk percepatan pembangunan tata kelola sepak bola Indonesia.
Dari arena kongres diharapkan lahir putusan terbaik untuk prestasi sepak bola Tanah Air. Pemiliki suara juga diminta untuk tidak takut untuk menyuarakan keluh kesahnya.
"Jangan lagi Kongres hanya sebatas 'arena reuni' yang selesai hanya dua jam seperti sebelumnya!" kata Akmal Marhali, Koordinator SOS.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita PSSI Lainnya:
Tanggapi Putusan Terbaru PSSI, Bek Senior Bali United Bicara Esensi Liga 1
Patuhi Putusan Terbaru PSSI, Arema FC Berharap Izin Liga 1 Segera Turun
PS Sleman Tak Pusingkan Putusan Terbaru PSSI, Ini Harapan Dejan Antonic