- Sebelum meresmikan Eduardo Almeida dari Portugal, Arema pernah ditangani tujuh pelatih asal Eropa.
- Robert Rene Alberts menjadi pelatih asal Benua Biru yang berhasil membawa Arema Indonesia jadi juara Liga Indonesia.
- Eropa Timur mendominasi asal pelatih Arema sejak berdiri per Agustus 1987.
SKOR.id - Posisi pelatih kepala definitif Arema FC akan segera terisi dan pelatih asal Portugal, Eduardo Filipe Arroja Almeida yang dikabarkan telah sepakat.
Eduardo Almeida kabarnya sudah deal untuk menukangi Singo Edan, julukan Arema FC, pada Liga 1 musim 2021-2022.
Kini, mantan pelatih Semen Padang itu tinggal menandatangani kontrak sebelum diresmikan sebagai pelatih Arema FC.
Meski sudah menandatangani offer letter, secara administratif Eduardo memang belum secara resmi menjadi milik Arema FC.
Offer letter adalah surat yang di dalamnya berisi minat suatu perusahaan untuk menggunakan jasa seseorang.
Jika disetujui, maka akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut untuk penandatanganan kontrak.
Rencananya penandatanganan kontrak akan dilakukan saat Eduardo Almeida tiba di Indonesia pada 15 Mei 2021.
Setelah tanda tangan kontrak, Eduardo akan memimpin latihan Arema mulai pada 21 Mei 2021.
Eduardo Almeida bukan sosok asing di sepak bola Indonesia. Pada 2019, dia menakhodai Semen Padang di Liga 1.
Eduardo Almeida tercatat sebagai pelatih asal Eropa kedelapan yang akan menangani Arema FC di berbagai kompetisi jika akhirnya resmi dikontrak.
Setidaknya, sudah ada tujuh pelatih Arema yang berasal dari Benua Biru.
Dari tujuh pelatih asal Eropa tersebut bahkan satu di antaranya sukses menghadirkan trofi mayor berupa gelar juga kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Berikut Skor.id mengulas tujuh pelatih asal Benua Eropa yang pernah dipercaya untuk menakhodai Arema, baik Arema Malang, Arema Indonesia, maupun Arema FC.
1. Henk Wullems
Henk Wullems adalah pelatih asal Benua Biru pertama yang menukangi Arema. Tepatnya saat Arema turun di kompetisi musim 2003.
Kala itu, Henk Wullems hanya didapuk sebagai pelatih sementara atau caretaker Singo Edan.
Lelaki asli Belanda ini bisa dibilang sebagai pelatih asal Eropa tersukses di Indonesia. Dia meraih dua kali trofi Liga Indonesia bersama tim yang berbeda.
Trofi perdana dia raih saat kali pertama menginjakkan kakinya di Indonesia dengan melatih Mastrans Bandung Raya.
Kesuksesan tersebut membawa Henk Wullems didaulat sebagai pelatih timnas Indonesia setahun berselang.
Wullems menangani timnas Indonesia pada periode 1996 hingga 1998. Di bawah asuhannya, skuad Garuda meraih medali perak di SEA Games 1997.
Lalu, Henk Wullems meraih trofi Liga Indonesia keduanya bersama PSM Makassar pada musim 2000/2001. Juru taktik asal Belanda itu tutup usia di umur 84 tahun.
Pemilik nama lengkap Hendrikus Wullems wafat pada Selasa (18/8/2020) malam WIB di Tilburg, Belanda.
Melansir laporan Brabants Dagblad, Henk Wullems meninggal dunia akibat penyakit infark otak yang baru-baru ini dideritanya dan dikremasikan di Tilburg, Sabtu (22/8/2020).
Kabar meninggalnya Wullems disampaikan akun Twitter resmi NAC Breda. Klub divisi dua Belanda itu merupakan tim yang pernah ditangani Henk Wullems pada periode 1972-1975.
2. Miroslav Janu
Sempat tiga musim mempercayai kursi pelatih kepala kepada sosok lokal yaitu Benny Dollo pada periode 2004-2006, Arema kembali mengontrak pelatih asal Eropa pada 2007/2008.
Ya, pelatih asal Republik Ceko Miroslav Janu dipercaya menukangi tim. Miroslav Janu tercatat dua periode melatih Arema.
Selain 2007/2008, Janu juga dipercaya menakhodai Arema di Indonesia Super League musim 2010/2011.
Pada musim perdananya, Janu berhasil membawa Arema bertengger di peringkat keempat klasemen wilayah Barat. Arema Malang pun lolos ke babak delapan besar.
Sayang, perjalanan Arema terhenti di delapan besar setelah gagal bersaing dengan Sriwijaya FC yang kemudian menjadi kampiun dan PSMS Medan sebagai runner-up.
Pada periode keduanya pun, Janu sukses membawa Arema nyaris mempertahankan gelar juga yang didapat pada musim 2009/2010.
Saat itu, Arema menempati posisi runner-up di bawah Persipura Jayapura sebagai kampiun LSI musim 2010/2011
3. Robert Rene Alberts
Robert Rene Alberts bisa dibilang sebagai pelatih asing tersukses yang pernah menangani tim yang berdiri pada 11 Agustus 1987 tersebut.
Pada kesempatan pertamanya berkarier di Indonesia, Robert Alberts mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia.
Ya, Arema menjuarai Indonesia Super League (ISL) musim 2009/2010 dan itu gelar pertama bagi Singo Edan sejak ada kompetisi era profesional.
Pelatih asal Belanda tersebut berhasil meracik komposisi tim yang sangat solid dengan andalan dua pemain asing asal Singapura, Muhammad Ridhuan dan Noh Alam Shah.
Robert Alberts hanya satu musim di Arema. Setelah kesuksesannya itu, sejumlah klub meliriknya termasuk PSM Makassar yang menjadi klub kedua Indonesia.
Sebelum menangani Arema, Robert Alberts memang sudah malang melintang di persepakbolaan Asia Tenggara.
Dia memulai kariernya di Asia Tenggara dengan melatih klub Malaysia Kedah FA pada 1992-1995.
Kini, Robert Rene Alberts adalah pelatih Persib Bandung sejak dua musim lalu.
4. Dejan Antonic
Satu lagi pelatih asal Eropa tepatnya dari Serbia pernah melatih skuad Arema. Namun Dejan Antonic melatih Arema saat terjadi dualisme kompetisi.
Pada 2011/2012, Dejan dipercaya menangani Arema Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Premier League (IPL).
Kala itu, Dejan Antonic didapuk menggantikan pelatih sebelumnya yang dicap gagal
mengangkat performa tim.
Dejan Antonic lahir di Belgrade, Yugoslavia pada 22 Januari 1969. Sebelum menjadi pelatih Arema, Dejan Antonic adalah pelatih dari timnas Hongkong.
Bersama Arema, Dejan membawa tim bertengger di peringkat ketiga klasemen akhir.
Kariernya sebagai pemain, Dejan Antonic pernah memperkuat Persebaya Surabaya pada musim 1995/1996 dan Persita Tangerang 1996/1997.
Pada 2021, Dejan Antonic menangani PS Sleman yang dimulai sejak setahun sebelumnya.
5. Wolfgang Pikal
Ekspektasi tinggi membuat Wolfgang Pikal bekerja dalam tekanan tinggi saat menukangi Arema Indonesia pada ISL musim 2011/2012.
Memiliki pengalaman sebagai asisten pelatih timnas Indonesia kala dipegang Alfred Riedl, pelatih berkebangsaan Austria tersebut gagal mengangkat performa tim.
Wolfgang Pikal bahkan tak lama menjadi pelatih kepala Arema FC. Performa buruk dalam empat laga pertama membuat manajemen Arema mengambil langkah seribu dengan memberhentikannya.
Posisinya kemudian digantikan sementara oleh Joko "Gethuk" Susilo yang sebelumnya merupakan asisten pelatih.
Pada paruh kedua musim itu, kursi pelatih Arema di tempati oleh almarhum Suharno hingga akhir kompetisi.
6. Milomir Seslija
Pelatih kelahiran Sarajevo, Bosnia-Herzegovina ini sejatinya sempat ditunjuk sebagai pelatih Arema di IPL pada 2011.
Namun lantaran terjadi perpecahan di manajemen Arema IPL, lelaki dengan sapaan Milo kemudian posisinya digantikan oleh Dejan Antonic.
Milo lalu kembali melatih Arema Cronus di Indonesia Soccer Championship (ISC) A pada 2016. Kinerja Milomir Seslija terbilang apik.
Meski gagal mempersembahkan gelar juara ISC A, Milomir Seslija menempatkan Arema sebagai runner-up di bawah sang juara Persipura Jayapura dengan hanya selisih empat poin.
Seslija juga berhasil membawa Arema menjuarai beberapa turnamen seperti Piala Bhayangkara dan Bali Island Cup pada tahun yang sama.
Namun sejumlah prestasi tersebut tak membuat manajemen Arema terpikat untuk mengontraknya untuk Liga 1 2017.
Arema mendepaknya dan memberikan posisi pelatih kepala kepada Aji Santoso.
Milomir Seslija kemudian dikontrak Persiba Balikpapan (2017) dan Madura United (2018) sebelum kembali menukangi Arema FC pada Liga 1 2019.
7. Milan Petrovic
Nama Milan Petrovic merupakan pendatang baru di sepak bola Indonesia.
Pelatih berkebangsaan Slovenia tersebut mulanya dikontrak sebagai asisten pelatih di Arema membantu Joko Susilo pada April 2018.
Saat itu, Joko Susilo tengah disibukkan dengan aktivitas kursus kepelatihan level AFC Pro yang memakan waktu hampir satu tahun.
Milan Petrovic kemudian diangkat sebagai pelatih kepala setelah Joko Susilo dinilai gagal mendongkrak performa tim. Arema bahkan nyaris terjerumus ke jurang degradasi.
Kemudian, Petrovic berperan besar menyelamatkan Arema dari mimpi buruk turun kasta. Milan Petrovic berhasil membawa Arema finis di posisi keenam Liga 1 2018.
Namun pencapaian tersebut tak membuat manajemen Arema puas. Musim berikutnya, Arema FC mengumumkan tak lagi bekerja sama dengan Milan Petrovic.
Dia kemudian berlabuh ke klub Liga 1 lainnya yakni Badak Lampung FC.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Arema FC Lainnya:
Arema FC Buat Kebijakan Penting untuk Jaga Pemain dari Paparan Covid-19
Arema FC Tidak Masalah Jika Kuota Pemain Asing Liga 1 Jadi Dikurangi