- Pesepak bola asal Korea Selatan sering dijadikan pilihan utama klub-klub Liga Indonesia untuk mengisi slot pemain asing Asia.
- Tak mengherankan, satu dekade terakhir, ada belasan pemain asal Korea Selatan yang menghiasi lapangan hijau di Indonesia.
- Berikut Skor.id merangkum 11 pemain terbaik asal Korea Selatan yang pernah merumput di Indonesia.
SKOR.id - Sejumlah pesepak bola Korea Selatan sering dijadikan pilihan utama tim Liga Indonesia untuk mengisi slot pemain asing Asia.
Maka tak mengherankan jika selama 10 tahun terakhir, ada belasan pemain asal Korea Selatan yang menghiasi lapangan hijau di Indonesia.
Di tingkat Asia, Korea Selatan memang masih menjadi salah satu barometer sepak bola modern. Kualitas kompetisi sepak bola di Negeri Gingseng juga sangat baik.
Tak jarang, klub Korea Selatan menjadi juara Liga Champions Asia, seperti Pohang Steelers, Suwon Bluewings, Jeonbuk Motors, Ulsan Hyundai, dan lain-lain.
Kualitas kompetisi yang bagus membuat perkembangan pemain-pemain Korea Selatan juga memiliki kualitas mumpuni, termasuk mereka yang berlaga di Liga Indonesia.
Selain menjadi pilihan utama di timnya, beberapa pemain asal Korea Selatan juga berhasil mengantarkan tim yang dibelanya meraih gelar juara.
Berikut Skor.id sajikan rangkuman 11 pemain terbaik asal Korea Selatan yang pernah merumput di Indonesia.
Kiper
Sosok yang paling tepat mengisi posisi penjaga gawang ialah Yoo Jae-hoon. Dia disebut-sebut sebagai salah satu pemain asing paling sukses di Indonesia.
Bersama Persipura, Yoo Jae-hoon telah berhasil mempersembahkan tiga gelar juara bagi tim berjulukan Mutiara Hitam, tepatnya pada musim 2011, 2013, dan 2016.
Datang pertama kali ke Indonesia pada 2010, Persipura menjadi klub Indonesia pertama dan yang paling lama dibela lelaki berusia 37 tahun.
Kepiawaiannya menghalau serangan lawan membuatnya sering jadi kiper utama. Selain Persipura, Yoo Jae-hoon juga pernah berseragam Bali United, Mitra Kukar, Borneo FC, dan Barito Putera.
Belakang
Beralih ke lini pertahanan, Korea Selatan ternyata mengirim cukup banyak pemain yang dapat mengisi sektor pertahanan ke kompetisi sepak bola nasional.
Di antara nama-nama yang ada, tiga nama berikut kiranya pantas untuk mengisi format tiga bek di depan kiper.
Pertama, ada nama Ha Dae-won, bek tengah yang datang pertama kali pada 2013 dan bergabung dengan Barito Putera.
Bek kidal kelahiran Seoul ini tak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan atmosfer kompetisi di Indonesia.
Bahkan, dia langsung mencuri perhatian pada musim pertamanya di Liga Indonesia.
Kemampuannya membangun benteng pertahanan Barito Putera menjadikan Ha Dae-won termasuk dalam 11 pemain terbaik Indonesia Super League musim 2013.
Bek tengah kelahiran 28 April 1985 itu pun tampil dalam laga bertajuk Perang Bintang musim 2013 setelah liga berakhir. Semusim membela Barito Putera, Ha Dae-won sempat bermain untuk Bali United.
Pengisi lini pertahanan selanjutnya ada Kwon Jun. Reputasi Kwon Jun juga tidak sembarangan. Ia tercatat sebagai mantan pemain timnas U-19 Korea Selatan.
Pertama kali datang ke Indonesia pada 11 Januari 2011, Kwon Jun memilih bergabung dengan PSM Makassar.
Bek kelahiran 12 Oktober 1987 bergabung dengan Juku Eja, julukan PSM Makassar, setelah meninggalkan klub kontestan Liga Brasil, Figueirense FC.
Sekitar satu setengah musim bersama PSM Makassar, Kwon Jun kemudian berpindah-pindah klub ke beberapa negara. Dia kembali lagi ke PSM Makassar pada Juni 2016.
Nama terakhir di sektor pertahanan dapat diisi oleh Ahn Byung-keon. Bek yang kini bermain di Liga Vietnam ini tercatat pernah berseragam Bali United.
Penampilan apik yang disuguhkan Ahn Byung Keon pada musim 2016 membuat manajemen Bali United memperpanjang kontrak bek kelahiran 8 Desember 1988 selama dua musim.
Di Bali United, Ahn Byung Keon sering menjadi pilihan utama baik di liga nasional maupun Piala AFC dan kualifikasi Liga Champions Asia.
Menurut catatan Transfermarkt.com, Ahn Byung Keon tampil dalam 57 laga bersama Bali United dan menyumbangkan 2 gol plus 1 assist.
Tengah
Nama pertama yang akan mengisi sektor tengah, yaitu Oh In-kyun. Gelandang yang memutuskan gantung sepatu pada Agustus 2020 adalah pemain berpengalaman di Liga Indonesia.
Bergabung dengan PS Bengkulu pada 2010, Oh In-kyun sempat berganti-ganti klub di kompetisi sepak bola nasional. Minimal, ada tujuh klub lain yang pernah dibelanya.
Bersama Persib pada musim 2018, Oh In-kyun tampil 27 kali dengan menyumbang tiga gol plus dua assist.
Pengalamannya merumput di Indonesia diakui Oh In-kyun sebagai perjalanan karier terindahnya.
Nama lain yang mendampingi Oh In-kyun, ialah Lim Joon-sik. Pada musim perdananya bersama Sriwijaya FC, gelandang bertahan kelahiran 13 September 1981 langsung mempersembahkan gelar juara ISL 2011-2012.
Di laga penentu gelar juara ISL 2011-2012, Lim Joon-sik memiliki andil besar dengan memberikan umpan kepada Kayamba untuk membobol gawang Persela.
Penampilan ciamik Lim Joon-sik akhirnya memikat manajemen Persipura. Pada 2013, Lim Joon-sik bergabung dengan skuad Mutiara Hitam.
Tak percuma, musim pertama berseragam Mutiara Hitam, Lim Joon-sik bersama rekan senegaranya Yoo Jae Hoon mengantarkan Persipura menjuarai ISL 2013.
Satu posisi gelandang bertahan lainnya dapat diisi oleh Yoo Hyun-koo. Perannya di lini tengah Sriwijaya FC hampir tak tergantikan selama musim 2017 dan 2018.
Total, gelandang kelahiran 25 Januari 1983 telah tampil 74 kali untuk Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC, dan menyumbangkan lima assist.
Selain bersama Sriwijaya FC, Yoo Hyun-koo bolak-balik membela Semen Padang hingga tiga kali.
Selanjutnya ada Shin Hyun-joon. Di Indonesia, Shin Hyun-joon hanya bermain sekitar lima musim. Musim pertamanya dia lakoni bersama PSM Makassar pada pertengahan 2009.
Setiap pergantian musim, dia selalu berganti klub. Gelandang kelahiran 9 April 1983 meninggalkan Indonesia, setelah beberapa klub yang pernah dibelanya sempat menunggak gaji.
Sektor tengah terakhir menjadi milik Lee Yoo Joon yang bermain untuk Bhayangkara FC. Bergabung dengan Bhayangkara FC sejak 2016, Lee Yoo Joon terus setia hingga sekarang.
Gelandang bernomor punggung 89 itu bahkan telah mencatatkan 100 penampilan bersama klub berjulukan The Guardian pada 19 Oktober 2019.
Meski Bhayangkara FC telah mengalami tiga pergantian pelatih, pemain kelahiran 26 September 1989 dapat beradaptasi dengan baik dan tetap jadi pilihan.
Dia pun menjadi bagian dari skuad Bhayangkara FC saat berhasil meraih tropi juara Liga 1 2017.
Depan
Beralih ke lini depan, nama Park Jung-hwan dapat ditempatkan sebagai ujung tombak. Striker kelahiran Seoul datang ke Indonesia pada 2010.
Pada musim pertamanya bersama Persiba Balikpapan, Park Jung-hwan berhasil membantu timnya finis di tiga besar klasemen Indonesia Super League 2010.
Park pun dipercaya menjadi bagian tim All Star ISL pada laga bertajuk Perang Bintang menghadapi Arema FC yang keluar sebagai juara ISL musim itu.
Seusai berpindah ke PSM Makassar dan kembali lagi ke Persiba Balikpapan, klub terakhir yang dibela Park Jung-hwan ialah Sriwijaya FC.
Satu pemain yang cocok diduetkan dengan Park Jung-hwan, yaitu Choi Dong-soo. Striker berusia 36 tahun telah bermain untuk sejumlah klub di Indonesia.
Salah satunya, Persisam Putra Samarinda (kini Bali United). Bersama klub kebanggaan warga Samarinda itulah Choi Dong-soo merasakan pahit-manisnya bermain sepak bola di Indonesia.
Dia pernah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan pemain dan ofisial Persiwa Wamena dalam pertandingan lanjutan ISL 2010.
Namun tentu ia juga merasakan kesenangan saat berhasil menyumbangkan gol untuk kemenangan Persisam, seperti yang dicetaknya ke gawang Persitara Jakarta Utara.
Best XI Pemain Korea Selatan di Liga Indonesia versi Skor.id:
Skema 3-5-2
Kiper: Yoo Jae Hoon
Bek: Daewon Ha, Kwon Jun, Ahn Byung Keon
Gelandang: Oh In-kyun, Lim Joon-sik, Yoo Hyun-koo, Shin Hyun-joon, Lee Yu Jun
Striker: Park Jung-hwan, Choi Dong-soo
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Best XI Lainnya:
Best XI Pemain dengan Harga Tertinggi di Bursa Transfer
Best XI Pemain Asing Persija Jakarta: Dua Masih Aktif Mengabdi
Best XI Pemain yang Ayahnya Mantan Bintang: Dari Joe di Bawah Mistar hingga Eto'o di Lini Depan