- Kiper muda Persebaya Surabaya, Andhika Ramadhani, melalui jalan terjal sebelum promosi ke skuad utama Bajul ijo.
- Andhika Ramadhani harus membagi waktu membantu orang tuanya jualan kopi dan latihan.
- Andhika Ramadhani berharap perjuangan kerasnya membuahkan hasil.
SKOR.id - Andhika Ramadhani menjadi salah satu pemain muda yang diorbitkan pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso pada September 2020.
Namun siapa sangka, jalan Andhika menembus skuad Persebaya cukup panjang. Penjaga gawang muda tersebut ternyata harus berjuang keras demi mewujudkan mimpinya menjadi pesepak bola profesional.
Andhika Ramadhani merupakan anak yatim yang saat ini tinggal bersama sang ibunda. Ayah Andhika meninggal saat ia masih kecil.
Hidup bersama ibunda membuatnya harus pintar membagi waktu antara karier dan keluarga.
Setiap hari pemain yang akrab disapa Dhika tersebut ikut membantu menjaga warung kopi milik orang tuanya. Rutinitas tersebut dijalani beriringan dengan latihan sepak bola.
"Saya sudah bantu ibu di warung sejak kecil. Waktu SD sih cuma bantu sedikit, nah pas sudah SMP sudah berani jaga warung sendiri," Andhika Ramadhani mengungkapkan.
"Alhamdulillah rutinitas ini tidak pernah mengganggu impian saya. Bahkan membuat saya lebih semangat dan disiplin, jadi tahu membagi waktu. Kapan harus bantu orang tua, kapan harus serius mengejar karier," ujarnya.
Jebolan klub internal Persebaya, El Faza, itu rupanya tidak meminta upah dari keringatnya menjaga warung.
Dirinya justru menambah kesibukan dengan bekerja di tempat lain. Salah satunya dengan membantu kakak sulungnya.
"Saya tidak dibayar dan tidak minta bayaran jaga warung. Murni karena mau bantu orang tua. Saya cuma minta ridho ibu saja, insyaallah yang lain lancar."
Kalau urusan beli sepatu atau perlengkapan saya biasanya ikut-ikut kerja. Bisa bantu kakak atau ikut kerja di ruko sekitar warung," Andhika menjelaskan.
Bahkan saat sudah berlatih bersama tim senior, Dhika tidak berhenti membantu ibundanya menjaga warung kopi. Andhika bahkan tidak tinggal di apartemen tempat pemain Persebaya menginap.
Karena pemain yang ikut mengantar Persebaya U-20 juara musim lalu tersebut tidak tega meninggalkan ibunya di rumah sendirian.
Padahal jarak yang ditempuh Dhika cukup jauh setiap harinya. Rumahnya ada di daerah Tanjung Perak, sedangkan Bajul Ijo lebih sering berlatih di Sidoarjo.
"Saya waktu masih latihan kemarin ya tetap bantu ibu. Siang bantu jaga, agak sore berangkat ke tempat latihan. Jaraknya ya lumayan, tapi karena mungkin sudah biasa ya jadi gak terasa," katanya.
"Saya juga gak berani tinggal di apartemen. Karena gak tega ibu di rumah sendiri, sudah sepuh soalnya," sambungnya.
Dhika berharap kompetisi sepak bola di Indonesia segera dimulai lagi. Agar dia bisa berjuang mendapatkan kesempatan bermain.
"Selain jaga warung pastinya ibu ingin saya berhasil. Kalau bisa main bagus di tim senior Persebaya insyaallah bisa bikin ibu bangga," Andhika Ramadhani memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Robert Rene Alberts: Budaya Sepak Bola Tradisional Kota Bandung Sangat Kental https://t.co/nM0KZzGPR0— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 16, 2020
Baca Juga Berita Persebaya Surabaya Lainnya:
Wani Kolaborasi, Inovasi Persebaya Bantu UMKM Hadapi Pandemi Covid-19
Tak Ingin Kalah Tajir, Kegemaran Hansamu Yama Diikuti Pemain Persebaya