- Kemenpora ingin mengembangkan PPLP di 34 provinsi dimulai dari usia 13 hingga 18 tahun.
- Kemenpora menyadari wadah kompetisi rutin untuk SSB di Indonesia masih kurang.
- Menurut Raden Isnanta, saat ini Indonesia masih tertinggal dari Malaysia soal pembinaan sepak bola berjenjang.
SKOR.id - Tak bisa dimungkiri, ada banyak sekolah sepak bola (SSB) yang berdiri di Indonesia. Namun, tak jarang yang belum bisa memberikan wadah bagi para SSB itu untuk berkompetisi secara rutin.
Hal itu pula yang disadari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia.
Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, pun menyadari kompetisi usia dini yang ada di Indonesia banyak digelar oleh pihak swasta. Namun untuk cakupan wilayahnya masih belum luas.
Belum lagi jika melihat melihat PSSI yang juga kesulitan untuk menggelar kompetisi kelompok umur bagi akademi klub-klub profesional.
Hal ini pula yang mendorong Kemenpora menggelar Piala Menpora U-14, U-16, dan U-17. Namun perlu ditegaskan, ajang tersebut bukan untuk menyaingi kompetisi usia dini yang dijalankan PSSI.
Tapi lebih kepada memberikan wadah lebih banyak untuk SSB maupun sekolah formal yang memiliki tim sepak bola untuk berkompetisi.
"Usia-usia gitu kan rata-rata 35-50 tanding dalam setahun. Ini standar FIFA, kalau belum memenuhi itu berarti belum memenuhi standar," ujar Raden Isnanta, seperti dikutip Antara.
Raden Isnanta juga mencoba membandingkan program pembinaan usia dini antara Indonesia dan Malaysia.
Menurutnya, saat ini Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembinaan sepak bola berjenjang.
Hal itu yang memacu pihaknya untuk bisa membangun Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Indonesia mulai dari usia 13 hingga 18 tahun.
"Kami ingin kembangkan diklat-diklat di 34 provinsi, yang sudah ada baru diklat umur SMA. Ini yang namanya berjenjang belum jalan, harusnya minimal usia 13 tahun," Raden Isnanta menuturkan.
Ia mengungkapkan, Malaysia sudah menyontek Indonesia saat membangun PPLP Ragunan.
"Sekarang Malaysia punya PPLP usia 13, 14, 15, 16, 17, 18 tahun," Raden Isnanta menuturkan.
Selain punya Diklat di banyak tingkatan usia, Federasi Sepak Bola Malaysia juga sudah memiliki turnamen di berbagai tingkatan usia yang berjalan secara teratur.
"Kenapa kok enggak melakukan seperti Malaysia atau Thailand? Ongkos, kita belum punya bujet," ia menjelaskan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
5 Gelandang Bertahan Terbaik Sepanjang Masa, Lothar Matthaus Paling Legendaris https://t.co/LlO9xQp6Bk— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 15, 2020
Baca Juga Berita Sepak Bola Nasional Lainnya:
Dirut PSS Sleman Targetkan Timnya Tembus Kompetisi Asia pada 2022
Latihan Mandiri, Pemain Persib Bandung Dibekali Daftar Kebutuhan Nutrisi