- Persija Jakarta pernah ditangani 6 pelatih asal Eropa sejak era Liga Indonesia atau pada 1994.
- Moldova dan Bulgaria menjadi dua negara Eropa favorit bagi Persija dalam mencari pelatih.
- Namun, prestasi pelatih asing Persija asal Eropa hanya sebatas nyaris juara.
SKOR.id - Persija Jakarta bisa dibilang tak punya sejarah bagus bersama pelatih asing asal Eropa.
Setidaknya hal itu tergambar dari prestasi yang diraih Persija sejak era Liga Indonesia pertama kali digelar musim 1994-1995 pasca-dileburnya kompetisi Perserikatan dan Galatama.
Selama periode tersebut hanya satu pelatih asing, non-Eropa, yang sukses mempersembahkan gelar juara bagi Macan Kemayoran. Sosok itu adalah pelatih asal Brasil Stefano Teco Cugurra.
Teco memimpin Persija merajai Liga 1 2018, sekaligus menjadi gelar ke-11 bagi Persija sepanjang sejarah berdirinya klub.
Padahal sebelum Paulo Camargo (Brasil) menukangi Persija di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016, Persija lebih sering memercayakan kursi kepelatihan kepada pelatih asing asal Eropa.
Setidaknya sejak era Liga Indonesia pada 1994-1995, ada enam pelatih asal Eropa yang pernah menangani Persija hingga saat ini. Namun tak satu pun yang sukses mempersembahkan trofi di kejuaraan resmi dan hanya sebatas nyaris.
Berikut 6 Pelatih Persija Asal Eropa Sejak Era Liga Indonesia:
1. Albert Fafie - Belanda
Nama Albert Fafie memang terasa asing bagi publik sepak bola Jakarta. Namun lelaki berpaspor Belanda tersebut tercatat pernah menukangi Persija pada Liga Indonesia 1997-1998.
Fafie merupakan salah satu gerbong yang diangkut manajemen Persija dari klub Mastrans Bandung Raya (MBR) yang akhirnya bubar karena masalah finansial.
Pada musim itu Persija juga tengah menata ulang kejayaan sebagai salah klub besar di Indonesia. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang saat itu menjadi pembina klub ingin Persija kembali berbicara di pentas sepak bola nasional.
Bagaimana tidak, terakhir kali Persija berjaya adalah saat menjadi juara Perserikatan 1978/1979.
Selain mengontrak Fafie, beberapa pemain andalan Bandung Raya juga dibawa. Di antaranya Nuralim yang merupakan pemain terbaik Liga Indonesia musim sebelumnya.
Juga pemain asing Olinga Atangana, bek sayap Budiman Yunus, hingga M. Ramdan dan Herry Kiswanto sebagai asisten pelatih.
Perfoma Persija kala itu terbilang ciamik. Bahkan tak sedikit yang memprediksi Persija bakal meraih kesuksesan bersama Fafie yang pada musim sebelumnya membawa Bandung Raya menjadi runner-up Liga Indonesia 1996-1997.
Pada putaran grup Wilayah Barat, Persija masih bertengger di peringkat kedua di bawah Persebaya Surabaya dan berpeluang lolos ke babak delapan besar.
Namun sayang, kompetisi harus dihentikan pada 25 Mei karena kerusuhan akibat kondisi politik dan ekonomi yang tidak kondusif.
2. Ivan Venkov Kolev - Bulgaria
Dua musim berikutnya, Persija mencoba peruntungan kembali dengan pelatih asing asal Eropa. Adalah pelatih asal Bulgaria, Ivan Venkov Kolev, yang ditunjuk menangani Bambang Pamungkas dan kolega.
Reputasi Kolev yang kala itu hanya melatih timnas U-19 Bulgaria sebelumnya, membuatnya dipandang sebelah mata.
Namun Kolev membuktikan tangan dinginnya mampu meramu tim dan memoles seorang Bambang Pamungkas yang saat itu masih sangat muda.
Bepe bahkan meraih gelar top skor kompetisi Liga Indonesia 1999-2000 dengan 24 gol. Namun sayang, kiprah Kolev bersama Persija pada periode pertama terhenti di semifinal setelah kalah 0-1 dari PSM Makassar.
Kolev sempat kembali melatih Persija pada Liga 1 2019 namun usianya hanya seumur jagung.
Kolev hanya memimpin Persija pada tiga pertandingan Liga 1 dan diberhentikan karena gagal memberikan performa terbaik bagi tim.
3. Atanas Georgiev - Bulgaria
Berkaca pada Ivan Kolev, Persija kembali memakai jasa pelatih asal Bulgaria yakni Atanas Georgiev pada 2003.
Atanas Georgiev ditunjuk menjadi pelatih Persija pada awal 2003, namun perjalanan kariernya terbilang singkat. Georgiev hanya memimpin Persija pada lima pertandingan awal.
Rapor buruk yang didapat Persija pada lima laga tersebut membuatnya harus kehilangan kursi kepelatihan. Persija bertengger di zona degradasi tepatnya posisi ke-20 atau juru kunci.
Dari lima laga awal di bawah komando Georgiev, Persija hanya merangkai dua hasil imbang dan tiga kekalahan tanpa satu pun kemenangan.
Posisinya kemudian digantikan Hery Kiswanto yang berhasil mendongkrak performa tim dan kembali ke papan atas.
Sayangnya Herkis, sapaannya, harus menerima panggilan negara untuk mendampingi Henk Wullems sebagai asisten pelatih timnas Indonesia. Menariknya Persija kembali ditangani Georgiev setelah itu.
Pada periode kedua Georgiev, penampilan Persija kembali tak konsisten dan harus puas mengakhiri musim 2003 di peringkat ketujuh di bawah Persikota Tangerang.
4. Arcan Iurie - Moldova
Persija Jakarta nyatanya tak kapok untuk mengontrak pelatih asal Eropa, utamanya dari Eropa Timur. Pelatih berkebangsaan Moldova yang kini telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Arcan Iurie Anatolievieci.
Sebagai pelatih debutan, kiprah Arcan Iurie terbilang memuaskan. Pada musim perdana di Indonesia bersama Persija, ia sukses membawa tim asuhannya melenggang ke dua partai final yakni Liga Indonesia dan Piala Indonesia 2005.
Persija di bawah Arcan Iurie menjadi tim yang solid dan disegani lawan-lawannya. Pada putaran grup Wilayah Barat, Persija menguasai papan klasemen di atas Arema Malang.
Pun di babak delapan besar, Persija tak terkalahkan dan lolos ke partai final. Sayang, di partai puncak Persija harus mengakui keunggulan Persipura Jayapura lewat drama perpanjangan waktu dengan skor 2-3.
Persija yang kala itu diperkuat banyak pemain top nasional seperti kiper Hendro Kartiko, duet bek Hamka Hamzah dan Charis Yulianto, serta deretan pemain asing berkualitas yakni Lorenzo Cabanas, Deca Dos Santos, dan duet striker Roger Batoum serta Adolfo Fatecha, lebih diunggulkan.
Pada final Piala Indonesia yang berlangsung dua bulan setelah Liga Indonesia, Persija juga kembali dibuat gigit jari. Macan Kemayoran takluk dari Arema Malang juga lewat laga dramatis hingga babak perpanjangan waktu.
Persija kalah dengan skor 3-4 padahal sejak menit 67 Arema bermain dengan 10 pemain akibat Alexander Pulalo diganjar kartu kuning kedua.
Persija juga harus bermain dengan 10 orang setelah Aris Indarto mengalami hal serupa 10 menit berselang.
5. Sergei Dubrovin - Moldova
Setelah satu musim bersama pelatih lokal, Rahmad Darmawan (2006), Persija kembali ditangani pelatih asal Moldova lainnya yakni Sergei Dubrovin.
Kali ini Persija tak berjudi lantaran Sergei Dubrovin telah mengenal betul sepak bola Indonesia.
Sergei Dubrovin tercatat sebagai pelatih asing kedua yang sukses membawa tim juara Liga Indonesia, tepatnya pada 2002 bersama Petrokimia Gresik.
Namun kiprahnya bersama Persija tak semulus yang diperkirakan. Bahkan portofolio Sergei Dubrovin tercoreng akibat dirinya mendapat sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) selama dua tahun tak boleh aktif di sepak bola Indonesia karena terbukti memukul asisten wasit, Udin Sumarsyah, serta mencoba memengaruhi pemainnya mogok bertanding.
Insiden itu terjadi saat Persija melakoni salah satu pertandingan babak 8 besar Liga Indonesia musim 2007-2008 melawan Persik Kediri yang berkesudahan 2-2.
Persija sendiri berhasil lolos ke semifinal sebelum akhirnya takluk dari Sriwijaya FC.
Sergei Dubrovin sempat kembali melatih klub Indonesia pada 2010 yakni Manado United dan pindah ke Persidafon Dafonsoro pada musim berikutnya.
6. Julio Banuelos Saez - Spanyol
Pelatih asal Eropa terakhir yang menangani Persija adalah Julio Banuelos Saez. Ekspektasi yang besar terhadap Banuelos lantaran ia merupakan asisten pelatih dari Luis Milla Aspas yang dianggap sukses mengubah wajah timnas Indonesia justru menjadi bumerang.
Filosofi sepak bola modern yang berkiblat pada penguasaan bola dominan yang diterapkan Banuelos untuk Persija nyatanya tak berjalan maksimal.
Bukan prestasi yang dipersembahkan, Persija justru menjadi juara bertahan yang hampir terperosok ke jurang degradasi.
Sebelum kompetisi Liga 1 2019 berakhir, Banuelos pun diberhentikan bersama dengan asistennya Eduardo Perez Moran.
Sebagai pengganti ditunjuk Edson Tavarez yang akhirnya menyelematkan musim Persija dengan bertengger di posisi 10 klasemen akhir.
6 Pelatih Persija Asal Eropa
1997-1998 Albert Fafie - Belanda
1999-2000 dan 2019 Ivan Kolev - Bulgaria
2003 Atanas Georgiev - Bulgaria
2005-2006 Arcan Iurie - Moldova
2007-2008 Sergei Dubrovin - Moldova
2019 - Julio Banuelos - Spanyol
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Persija Lainnya:
Respons Bek Persija Usai Masuk Nominasi Gol Terbaik Bracket Challenge Piala AFC
Pemain Persija Jakarta Masuk Nominasi Gol Terbaik Bracket Challenge Piala AFC
Persija Jakarta Liburkan Aktivitas Latihan, Presiden Klub Buka Suara