- Selain untuk bermain sepak bola, kehadiran Persipura Jayapura di Malang juga membawa misi perdamaian.
- Persipura Jayapura berupaya menempuh jalur rekonsiliasi setelah terjadinya peristiwa rasialisme tahun lalu di Surabaya.
- Semangat perdamaian inilah yang membuat Persipura Jayapura belakangan terkesan ngotot berkandang di Malang.
SKOR.id - Keputusan Persipura Jayapura yang bersikukuh untuk tetap berkandang di Malang, Jawa Timur, ternyata diiringi dengan alasan yang kuat.
Sebelumnya, upaya manajemen Persipura Jayapura untuk menggunakan Stadion Gajayana, Kota Malang, tak membuahkan hasil.
Pemerintah Kota Malang mengirimkan surat balasan yang berisi penolakan izin penggunaan Stadion Gajayana.
Alasannya, stadion berkapasitas 25 ribu penonton itu akan direnovasi dalam waktu dekat.
Setelah mendapat jawaban tersebut, manajemen Persipura kemudian pindah haluan. Tujuan mereka tak jauh, yakni Kabupaten Malang.
Kini, markas Arema FC, Stadion Kanjuruhan, menjadi bidikan kedua tim berjulukan Mutiara Hitam itu untuk dijadikan sebagai homebase di lanjutan Liga 1 2020.
Manajemen pun telah menjalin komunikasi secara lisan. Surat permohonan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang juga telah dilayangkan pada Rabu (23/9/2020).
Ternyata ada alasan khusus yang melatarbelakangi keinginan Persipura yang terkesan begitu ngotot untuk tetap berkandang di Malang.
Menurut Sekretaris Persipura Jayapura, Rocky Babena, langkah ini adalah upaya rekonsiliasi yang ingin ditempuh tim Mutiara Hitam dengan masyarakat setempat.
Latar belakanganya ialah persitiwa rasialisme yang terjadi di Surabaya pada tahun lalu, tepatnya pada 18 Agustus 2019.
Saat itu, terjadi penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Sejumlah organisasi masyarakat berang karena mendengar isu perusakan bendera merah-putih di asrama tersebut.
Selain melakukan pengepungan dan perusakan di sejumlah fasilitas asrama, ormas tersebut juga melontarkan makian bernada rasialis kepada mahasiswa Papua.
Sejak saat itulah, Rocky merasa ada sejumlah pihak yang terus menggaungkan ketegangan antara masyarakat Papua dan Jawa Timur.
Ketegangan itu yang coba dicairkan oleh Persipura Jayapura. Cara yang ditempuh adalah lewat sepak bola.
"Sebetulnya, kami juga turut memikirkan persitiwa yang terjadi beberapa waktu lalu, sempat ada terjadi miskomunikasi, terutama soal rasialisme," kata Rocky Babena, lewat akun Instagram resmi klub, Rabu (23/9/2020).
"Jujur saja, saat itu banyak sekali orang yang menuduh bahwa Papua dan Jawa Timur tidak memiliki hubungan baik," ia menambahkan.
Dengan berkandang di Jawa Timur, khususnya Malang, Rocky ingin menghadirkan Persipura sebagai simbol perdamaian.
Menurutnya, sepak bola seharusnya mampu hadir untuk mempersatukan berbagai bentuk perbedaan, termasuk menggugurkan sekat-sekat yang berpotensi memecah belah bangsa.
"Namun sebenarnya, kehadiran kami di Malang tak hanya soal sepak bola, tapi kami ingin mengilangkan masalah itu yang tampak menjadi sekat atau menjadi luka," katanya.
"Apa yang kami lakukan di sini adalah untuk mempersatukan bangsa ini. Sebetulnya itulah pemikiran kami kenapa kami ingin tetap berkandang di Malang atau Jawa Timur," ia menambahkan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Persipura Jayapura lainnya:
Pelatih Persipura, Jacksen F Tiago Tak Pikirkan Tambah Pemain
Surat Cinta Walikota Malang Usir Persipura dari Stadion Gajayana