- Elite Pro Academy yang telah dilangsungkan PSSI sejak 2017 hingga kini nasibnya masih abu-abu.
- Pelaksanaan Elite Pro Academy, yakni U-16, U-18, dan U-20, bisa untungkan pelatih timnas Indonesia.
- Demi sukses Piala Dunia U-20 2021 PSSI diharapkan menjadikan Elite Pro Academy sebagai pondasi.
SKOR.id – Nasib sepak bola pembinaan PSSI, belum jelas. Hingga kini belum ada keterangan soal pelaksanaan Elite Pro Academy U-16, U-18 dan U-20.
Termasuk juga belum ada pembahasan soal pelaksanaan Piala Soeratin U-15 dan U-17 yang biasanya dimulai pada tahun genap dan berakhir pada tahun ganjil.
Bahkan, nasib Liga 3 2020, yang adalah fase terbawah dalam piramida kompetisi PSSI, hingga kini belum pasti. Semuanya serba abu-abu.
Satu-satunya hal yang terus digaungkan PSSI adalah timnas Indonesia, baik U-16 dan U-19. Malah, timnas Indonesia U-19 mendapat perhatian super serius.
Alih-alih melangsungkan Elite Pro Academy yang sudah menjadi kebijakan keren PSSI dalam tiga tahun terakhir, PSSI kini malah ingin membuat kebijakan janggal.
Kejanggalan itu terletak dalam amandemen regulasi Liga 1 2020, di mana setiap tim wajib memasukkan pemain U-20 dalam susunan pemain tetapi tak wajib main.
Ini seperti kebijakan setengah hati, karena bukan tak mungkin pemain U-20 hanya menjadi pajangan. Regulasi ini diyakini tak akan membuahkan efek positif.
Yusuf Kurniawan, pengamat sepak bola nasional, menilai, Elite Pro Academy merupakan program pembinaan dari PSSI yang sangat baik dan layak dilanjutkan.
Karenanya, kebijakan PSSI mengamandemen regulasi Liga 1 2020 dengan kewajiban memasang pemain U-20, bertolak belakang dengan Elite Pro Academy.
“Saya tidak tahu persis skemanya apakah Elite Pro Academy U-20 tetap jalan atau seperti aturan Liga 1. Untuk ini saya agak bingung,” kata Yusuf Kurniawan.
“Kalau misalnya U-20 dijalankan, sebaiknya pemain-pemain U-20 main di Elite Pro supaya mereka dapat menit bermain yang tinggi,” Yusuf menambahkan.
Dalam “kacamata” Direktur Liga TopSkor ini, regulasi U-20 dalam Liga 1 2020 tak membawa dampak yang besar, kecuali untuk segelintir pemain.
“Sebaiknya Elite Pro Academy diadakan sehingga ini menjadi kumpulan pemain-pemain muda mengasah kemampuan dalam kompetisi,” katanya.
Bahkan, menurut Yusuf Kurniawan, jika Elite Pro Academy berlangsung, tim pelatih timnas Indonesia U-19 bisa mencari bakat pemain yang belum terlihat.
Demi sukses Piala Dunia U-20 2021, di mana Indonesia menjadi tuan rumah, kiranya diperlukan konsep matang bukan sekadar konsep instan.
Maksudnya, dengan menaturalisasi pemain usia muda dari Negara lain atau memaksakan pemain U-20 tampil dalam kompetisi papan atas.
Bila berkaca ke beberapa belahan dunia lain, pemain usia muda yang di bawah U-20 akan otomatis mendapat tempat dalam kompetisi elite jika kualitasnya mumpuni.
Jika tidak, pemain tersebut sepantasnya diasah dalam kompetisi yang lebih bawah, seperti Elite Pro Academy atau Liga 3 yang menerapkan batasan usia.
Kesadaran itu pun sudah dilakukan klub-klub Liga 1 2020. Persebaya misalnya, telah mengontrak pemain-pemain muda dan jadi pilihan utama.
"Kami akan matangkan semuanya, termasuk Elite Pro Academy," kata Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri soal nasib kompetisi pembinaan, beberapa bulan lalu.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Timnas Indonesia Lainnya:
Profil Yofandani Damai, Kiper Durian Runtuh Timnas Indonesia U-19
Empat Pemain Tim Eropa Ikut Rombongan Timnas Indonesia U-19 ke Kroasia
Empat Pemain Timnas Indonesia U-19 Batal ke Kroasia karena Cedera