- Lanjutan Liga 1 2020 menjadi kompetisi dengan tantangan luar biasa besar bagi para kontestan kasta tertinggi yang digelar tanpa penonton, termasuk bagi PSS Sleman.
- Direktur Utama PSS Sleman, Marco Gracia Paulo, menyebutkan PSS di Liga 1 2020 ini kehilangan potensi pemasukan dari tiket penonton yang ditargetkan Rp15 miliar.
- Pada Liga 1 2019 lalu, PSS Sleman mendapatkan pemasukan dari tiket penonton di stadion sebesar Rp 10-12 miliar.
SKOR.id - Lanjutan Liga 1 2020 menjadi kompetisi dengan tantangan luar biasa besar bagi para kontestan kasta tertinggi. Dengan lanjutan kompetisi di tengah pandemi Covid-19 yang digelar tanpa penonton, klub tentu kehilangan pemasukan dari penjualan tiket penonton.
Hal itu juga yang bakal dialami PSS Sleman yang dikenal memiliki basis suporter fanatik. Hal ini juga diakui oleh Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS) selaku pengelola klub PSS Sleman, Marco Gracia Paulo.
Berbicara pemasukan untuk klub dari sektor tiket penonton di stadion, di Liga 1 musim 2019 lalu saat PSS berstatus sebagai tim promosi, Marco menyebut pemasukan dari tiket adalah sekitar Rp10-12 miliar.
“Musim 2020 ini, sebenarnya target kami Rp15 miliar," kata Marco Gracia Paulo kepada wartawan saat perkenalan jajaran direksi baru PSS Sleman di Yogyakarta, Kamis (13/8/2020).
"Kami sudah bikin program dan ternyata kondisinya harus berubah total karena pertandingan harus digelar tanpa penonton sampai akhir kompetisi.”
Dengan demikian, ini berarti PSS dipastikan kehilangan potensi pemasukan dari tiket penonton hingga Rp15 miliar untuk musim 2020 ini.
Oleh karenanya, Marco menjelaskan, tentunya mau tidak mau harus ada pengetatan ikat pinggang terhadap pengeluaran pada lanjutan Liga 1 2020 nanti.
Sebenarnya, PSS sudah sempat menggelar satu pertandingan kandang di Liga 1 2020. Pada Maret lalu, anak asuh Dejan Antonic menjamu Tira Persikabo di Stadion Maguwoharjo, Sleman yang berkesudahan dengan skor imbang tanpa gol.
“Bahkan, laga pertama di kandang saat lawan Tira Persikabo pemasukan hanya sekitar Rp7 juta,” ucap Marco menambahkan.
Saat itu, memang pemasukan tiket penonton jauh dari harapan karena suporter PSS khususnya yang ada di tribune selatan, yakni Brigata Curva Sud (BCS) melakukan aksi boikot.
Aksi dilakukan sebagai protes atas tuntutan terhadap manajemen PSS sebelum adanya pergantian jajaran direksi pada pertengahan Maret 2020 lalu. Padahal biasanya, sedikitnya 10 ribu anggota BCS selalu memadati tribune selatan stadion.
Ini tentunya menjadi tantangan bagi manajemen PSS untuk tetap dapat fight musim 2020 mendukung perjalanan Irfan Bachdim dkk di lapangan hijau.
Sebelumnya, target tinggi juga sudah dikibarkan oleh jajaran direksi baru PSS Sleman, yakni menembus lima besar.
"Saat sudah menaruh target, maka kami akan melakukan apa yang sudah dibidik. Tentunya target ini sudah kami perhitungkan benar sebelum kompetisi Liga 1 2020 dimulai lagi,” kata Marco Gracia Paulo.
Belum cukup sampai di situ, PSS juga memasang target sebagai juara pada perhelatan Liga 1 2023 mendatang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita PSS Sleman Lainnya:
Ini Jadwal Persiapan PSS Sleman Jelang Hadapi Lanjutan Liga 1 2020
Target PSS Sleman: Liga 1 2020 Lima Besar, Musim 2023 Juara
Manajeman PSS Sleman Akan Bahas Kontrak Jika Pemain Sudah Kumpul