- Presiden Klub Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, ungkap keresahannya terkait regulasi lanjutan Liga 1 2020.
- Abdul Hakim Bafagih mengakui ada empat kekhawatiran yang masih menyelimuti klub sebelum Liga 1 2020.
- Salah satunya terkait hak komersial masing-masing klub yang hingga kini belum disepakti olh klub dan PT LIB.
SKOR.id - Presiden Klub Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, mengingatkan kembali terkait keresahan yang akan dialami klub Liga 1 menjelang lanjutan kompetisi.
Tim berjuluk Macan Putih itu meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) lebih memperhatikan klub peserta yang sedang kesulitan keuangan.
Khususnya berkaitan dengan kepastian regulasi liga bertajuk kompetisi luar biasa. Sebab, sampai saat ini, klub belum mendapatkan kepastian.
Hakim Bafagih mengakui ada sekiranya empat kekhawatiran yang masih menyelimuti klub sebelum Liga 1 2020 bergulir lagi pada 1 Oktober mendatang.
“Kami perlu mengungkapkan keresahan itu karena Persik ingin kompetisi nanti berjalan lancar dengan regulasi yang jelas,” kata Hakim.
Pertama, terkait dengan renegosiasi kontrak. Hakim mengatakan, PSSI dan PT LIB perlu mengantisipasi jika tiba-tiba kompetisi lanjutan berhenti di tengah jalan.
Sementara klub sudah melakukan renegosiasi dan pembayaran kontrak sesuai kesepakatan hingga kompetisi musim ini berakhir pada Februari 2021.
“Karena sekali lagi, kami tidak bisa memprediksi pandemi Covid-19 kapan berakhir. Khawatir liga berhenti lagi,” ujarnya.
Berikutnya, terkait siapa yang menanggung ketika ada pemain atau ofisial yang dinyatakan reaktif atau positif Covid-19.
Sebenarnya, klub tidak menginginkan hal tersebut terjadi, tetapi PT LIB perlu memikirkan hal ini dengan matang dan saksama.
Ketiga, berhubungan dengan hak komersial klub. Sejak awal, Persik mengusulkan setiap klub menerima Rp1,2 sampai Rp1,5 miliar per bulan.
Hakim Bafagih mengungkapkan, punya hitung-hitungan angka hak komersial. Hitungan itu didasarkan pada jumlah kapasitas rata-rata stadion di Indonesia.
Ia menyebut, kapasitas rata-rata stadion sebanyak 25.600 penonton dengan harga tiket Rp50 ribu per orang dalam satu pertandingan.
“Setelah itu dikalikan beberapa pertandingan home sisa, ketemunya jadi Rp19,2 miliar,” ujarnya. Jika diasumsikan stadion terisi setengah, pendapatan Rp9,6 miliar.
“Lalu setelah dibagi delapan bulan, menjadi Rp1,2 miliar. Itu dasar perhitungannya,” Hakim menjelaskan rumus mengapa meminta angka satu miliar.
Terakhir, klub kembali menagih regulasi protokol kesehatan. Pasalnya, sejauh ini, klub belum menerima prosedur tetap (protap) tersebut.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Persik Kediri Lainnya:
Renegosiasi Kontrak Rampung, Persik Kediri Siap Panaskan Mesin
Vava Mario Yagalo, Bek Persik Kediri yang Kuasai Bahasa Spanyol dan Portugis
Cabut Libur, Persik Kediri Siapkan Agenda Sambut Lanjutan Liga 1 2020