- Asprov PSSI DKI Jakarta bertindak cepat terkait satu pemain eks-klub Liga 3 dari ibu kota yang menganiaya wasit di Bekasi.
- Pemain yang menendang wasit pada laga persahabatan tak resmi di Bekasi diakui sebelumnya main pada Liga 3 di bawah Asprov PSSI DKI Jakarta.
- Pada awal pekan ini, ada viral pemain dengan brutal menganiaya wasit di Bekasi.
SKOR.id - Sebuah laga sepak bola dalam turnamen antar tim amatir di Bekasi berbuah sanksi black list satu pemain yang dijatuhkan Asprov PSSI DKI Jakarta.
Pemain dengan inisial ND itu diakui Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya adalah eks-pilar klub Liga 3, Jakarta United FC.
Jakarta United FC adalah kontestan Liga 3 regional DKI Jakarta dan si pemain dua musim terakhir gabung tim itu.
"Benar, pemain yang melakukan kekerasan ke wasit di Bekasi kemarin sempat main pada Liga 3 regional DKI Jakarta," ujar Uden kepada Skor.id pada Senin (13/7/2020) sore.
"Dia adalah pemain Jakarta United dari Liga 3 regional DKI Jakarta dan sudah dua musim membela tim tersebut," tuturnya.
Uden Kusuma Wijaya mengatakan, Asprov PSSI DKI Jakarta sebenarnya tak terlibat pada pelaksanaan turnamen antar tim amatir di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi pada Minggu (13/7/2020).
Apalagi, Uden mengatakan pertandingan itu jauh dari kata ideal pelaksanaannya. Wasit saja hanya pakai satu tanpa ada hakim garis.
"Namun, wasit yang memimpin itu juga bagian dari Asprov DKI Jakarta karena asalnya Jakarta Utara," ujar Uden.
"Kami menilai pertandingan itu jauh dari ideal, tetapi tindakan pemain tersebut sudah sangat keterlaluan."
Salah Analisa, Kurniawan Dwi Yulianto Dibuat Duduk Manis Legenda Jerman Andreas Brehmehttps://t.co/vR4p6NXChv— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 13, 2020
"Asprov PSSI DKI Jakarta pun bertindak dan pemain ini sudah kami black list dari wilayah ibu kota untuk ajang resmi. Itu saja yang bisa saya katakan," tuturnya memungkasi pernyataan.
Kabar penganiayaan wasit dalam laga ini sampai juga ke pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Dikutip dari Kumparan, Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, mengutuk keras peristiwa tersebut. Apalagi, tindakan itu terjadi di tengah pandemi virus corona yang belum reda hingga kini.
Menurut Gatot, sejumlah pihak harus bertanggung jawab terhadap kejadian itu.
"Jangan karena bukan kompetisi resmi, mereka bebas saja (tidak mematuhi protokol kesehatan). Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut, karena pasti kan ada izin keramaian," ujar Gatot.
"Pihak Panpel (panitia pelaksana), polisi atau Pemda, harus bertanggung jawab,” tuturnya dengan tegas.
Gatot mengatakan Kemenpora bersama sejumlah pengurus cabang olahraga sebelumnya telah bertemu dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dari pertemuan itu, diatur terkait protokol kesehatan yang harus dilalui sebelum menggelar pertandingan.
Khusus untuk pertandingan dengan kontak fisik, seperti sepak bola, seluruh pemain dan ofisial wajib melakukan rapid test sebelum bermain.
"Saya yakin pertandingan itu belum menjalani tes PCR dan rapid test. Mereka tidak mungkin tidak tahu, karena informasi tentang hal ini sudah kami sebar,” kata Gatot.
"Yang kami sesalkan, di lapisan atas, PSSI-nya sudah tertib, tetapi di layer bawah ini yang belum. Kejadian itu jadi pelajaran untuk tarkam mana pun untuk jangan melakukan hal yang sama."
"Melakukan prosedur kesehatan yang salah,” pungkasnya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Asprov PSSI DKI Jakarta:
Jadi Staf Ahli Kemenpora, Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Bicara Nasib Liga 3
Sebut Kekurangan Ratu Tisha, Inilah Asa Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta