- Aliyudin membagikan kisahnya saat masih menjadi pemain dan membela Persija Jakarta.
- Ada sosok yang membuat Aliyudin bergabung dan betah hingga melegenda di Persija Jakarta.
- Aliyudin juga mempunyai satu pertandingan spesial bersama Persija Jakarta yakni menjamu Persebaya Surabaya.
SKOR.id - Legenda hidup Persija Jakarta, Aliyudin, membagikan kisahnya saat masih membela Macan Kemayoran, julukan Persija Jakarta.
Aliyudin adalah andalan utama pada barisan serang tim Ibu Kota sejak 2007 hingga 2011. Ia pun kerap disebut Macannya Persija.
Akselerasi cepat, giringan bola sangat baik, dan penyelesaian akhir mematikan adalah ciri khas yang menggambarkan permainan Aliyudin.
Berita Persija Lainnya: Rekor Gol Tercepat Pedro Javier bersama Persija Belum Terpecahkan
Namun tidak banyak yang tahu ada satu sosok yang membuat lelaki berusia 40 tahun ini bergabung dan betah hingga jadi legenda di Persija.
Orang tersebut adalah Bambang Pamungkas, yang tidak lain merupakan tandemnya di barisan terdepan Macan Kemayoran.
"Pada 2007 kebetulan saya direkrut Persija dan Bepe (panggilan Bambang Pamungkas) juga baru pulang dari Malaysia. Kala itu dia bilang, 'Ayo sama-sama kita bantu Persija'," kata Aliyudin dilansir dari laman Persija.
"Banyak momen yang tak bisa terlupakan (di Persija), salah satunya berduet dengan salah satu legenda Indonesia. Sejak lama saya mengidolai Bambang Pamungkas," ia menambahkan.
Pada musim pertamanya di 2007, Aliyudin dan Bepe pun benar-benar menjadi andalan Persija.
Mereka kompak mencetak 15 gol dan menjadi duet penyerang terbaik versi Copa Indonesia. Catatan yang gemilang di tengah dominasi penyerang asing.
Aliyudin pun memiliki satu pertandingan tak terlupakan sepanjang kariernya. Tepatnya saat menjamu Persebaya Surabaya pada 29 November 2009.
Di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Persija menang 4-3 setelah beberapa kali tertinggal dan Aliyudin menyumbang brace istimewa pada laga itu.
Berita Persija Lainnya: Gelandang Persija Melakukan Hal-hal Mulia di Bali
"Melawan Persebaya saya menciptakan dua gol, dan uniknya semua dari kepala yang bukan kelebihan saya," kata pemain yang berpostur mungil itu.
"Saya masih ingat hingga sekarang bagaimana atmosfer di stadion ketika kami unggul," pemain yang akrab dengan nomor 15 itu memungkasi.