- Yopie Saununu adalah penyerang sayap Persebaya era 1970-an yang masih diingat sejumlah Bonek.
- Bonek pernah ''mengusir'' Yopie Saununu karena legenda Persebaya ini jadi tukang parkir.
- Meski lahir di Bali, Yopie Saununu bangga jadi bagian penting Persebaya dan sangat bangga dengan simpati para Bonek.
SKOR.id - Yopie Saununu, penyerang sayap kanan Persebaya era 1970-an mengaku tak ingin menanganggur saat usianya sudah kepala enam.
Pekerjaan apapun dilakukan Yopie Saununu, termasuk sang legenda Persebaya ini harus jadi tukang parkir.
Sejak perusahaan finansial tempat dia kerja bangkrut pada 2015, Yopi Saununu nyaris tak punya pekerjaan tetap.
Namun, pemain timnas Indonesia awal 1980-an ini enggan berdiam diri di rumah. Pekerjaan apapun dia lakukan.
Baihakki Khaizan Sebut 2 Pemain Persija yang Kerap Buatkan Kopi dan Mie Instanhttps://t.co/i1cmi47Qtg— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 1, 2020
"Saya gabung perusahaan finansial pada 2004 sampai 2015, tetapi tempat kerja itu bangkrut. Saya pun menganggur," ujar Yopie kepada Skor.id, Senin (1/5/2020) siang.
"Usia mungkin sudah 60 tahun lebih, tetapi tak bisa saya menganggur di rumah. Apapun pekerjaan saya lakukan, termasuk jadi tukang parkir," tuturnya.
Beberapa tahun lalu, Yopie Saununu sempat menjadi tukang parkir di Taman Pemakaman Islam Ngagel, Surabaya.
Pada saat bekerja sebagai tukang parkir itu, ada kejadian yang membuat Yopie Saununu terharu.
Sejumlah anak muda mendatanginya, Yopie Saununu pun khawatir. Sebab, dia berpikir anak-anak muda ini penguasa lahan tempat dia menjalani profesi sebagai tukang parkir liar.
Sebab, para pemuda itu sebelum memperkenalkan diri bicara tegas dengan nada melarang Yopie Saununu menjalankan pekerjaan ini.
"Saya sempat khawatir, apakah saya ini mengambil lahan kekuasaan mereka di tempat saya memarkir ini," ujar Yopie.
"Ternyata, mereka itu tidak mengusir tetapi meminta saya untuk meninggalkan pekerjaan itu karena tukang parkir dinilai para pemuda itu bukan pekerjaan yang tepat untuknya."
"Mereka itu ternyata Bonek dan tahu saya bekas pemain Persebaya. Bahkan ada yang bilang: Om Yopie ini legenda, jangan kerja seperti ini," ujar eks-pesepak bola yang juga pernah membela Warna Agung itu.
Kenyataan itu membuat Yopie senang, ternyata namanya masih diingat dan dikenang anak-anak muda yang mungkin cocok jadi cucunya itu.
"Mereka itu ternyata Bonek dari Rungkut. Bahkan ada yang bilang, meski belum lahir tetapi sangat menghormati jasa semua legenda Persebaya termasuk saya," tutur Yopie.
Namun, Yopie mengatakan, pekerjaan itu mungkin yang bisa dia lakukan pada saat itu. Sebab, Yopie ingin kerja dan enggan meminta-minta.
Apalagi, lelaki yang menjadi pemeluk Islam sejak 1982 ini punya cita-cita mulia ingin menunaikan ibadah haji.
"Saya lahir dari keluarga nasrani. Tetapi, mama mendukung saat saya izin untuk menjadi mualaf. Bahkan, pesan beliau sangat mulia, saya juga diharapkan bisa berhaji," ujar Yopie.
"Makanya sekarang, saya kerja apa saja untuk menambah penghasilan agar bisa melunasi uang muka mendaftar haji. Saya baru ada dana Rp15 juta."
"Kebetulan, istri saya sudah berhaji dan saya sangat ingin pergi ke Tanah Suci untuk menyempurnakan hidup sebagai muslim," kata suami Lucy Koen Hartati.
Yopie Saununu lahir dari keluarga yang cukup akrab dengan sepak bola. Dua adiknya juga pesepak bola era 1980-an serta 1990-an.
Adik Yopie adalah Leo Saununu dan Alexander Saununu. Keduanya sama-sama pernah membela timnas Indonesia, terutaa level junior.
Untuk Yopie, dia mengawali karier jadi pemain tim Bali untuk PON 1973, lalu direkrut PS Jayakarta dari Jakarta dan dia sekolah di SMA Ragunan.
Saat aktif main, dia pernah membawa Persebaya memenangi sejumlah turnamen, termasuk juara Piala Surya 1978 di Surabaya.
Yopie Saununu juga pernah jadi bagian Warna Agung saat menjuarai kompetisi semi-pro Galatama musim pertama 1979-1980, pasca-gabung Persebaya.
Berita Persebaya Lainnya: Presiden Persebaya Sempat Tulis Liga 1 2020 Bisa Lanjut, Bawahannya No Comment
Berita Persebaya Lainnya: Pulih dari Cedera, Bek Persebaya Sudah Mulai Berlatih