- Selain menjadi penjaga gawang, Imam Arief Fadillah juga berjualan ayam geprek dan pakaian anak.
- Sarjana ekonomi dari Universitas Pasundan Bandung itu tidak begitu tertarik menjadi ASN.
- Imam Arief tetap berlatih untuk menjaga kondisi fisik kendati belum tahu apan Liga 2 bergulir kembali.
Bagi Imam Arief Fadillah, terjun ke dunia bisnis bukan tanpa alasan. Imam Arief Fadillah adalah sarjana ekonomi jebolan Universitas Pasundan Bandung pada 2018 lalu.
Musim kompetisi yang sedang libur akibat pandemi Covid-19 membuat Imam Arief dapat fokus berbisnis yang ternyata sudah digelutinya sejak lama.
"Alhamdulillah, untuk mengisi waktu libur saya masih ada aktivitas yang bisa menghasilkan," tutur kiper 30 tahun itu.
"Ada bisnis kecil-kecilan dengan istri, membuka kedai ayam geprek dan berjualan baju anak kecil sisa ekspor secara online dan toko juga."
Meskipun berstatus sarjana ekonomi, pemain bernomor punggung 90 itu belum berpikir untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kalaupun ingin menjadi pegawai dan tidak lagi di dunia sepak bola, Imam Arief memilih bekerja di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) karena masih terkait olahraga.
Selama libur kompetisi, Imam Arief juga tetap menjalankan program latihan dari pelatih SFC, Budihardjo Thalib. Saat bulan Ramadan lalu, ia juga tetap menjalani latihan.
"Saat wabah corona baru dimulai dulu sampai sekarang saya tetap latihan pagi dan sore di lapangan Manonjaya Tasikmalaya, dekat rumah. Durasinya 1-1,5 jam," tuturnya.
Kiper yang pernah memperkuat Persib Bandung, Persitara Jakarta Utara, PS Bangka, Barito Putera, PSM Makassar, dan Persebaya Surabaya itu juga tetap menjaga kondisi fisiknya.
"Persaingan di grup barat sangat ketat. Semua tim saya lihat bernafsu jadi juara. Makanya kami harus siap," kata kiper kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Desember 1989 itu.
Sebagai kiper, Imam Arief Fadillah juga menilai ia masih perlu banyak koreksi berkaca di laga perdana melawan PSIM Jogjakarta di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring lalu.
"Mudah-mudahan di laga selanjutnya kesalahan dan kekurangan saya bisa teratasi dan tidak terulang lagi," Imam Arif Fadillah.