- Tiga pemain asing untuk klub Liga Indonesia, itu harapan Bambang Pamungkas.
- Bambang Pamungkas ingin regulasi pemain asing di Liga Indonesia direvisi.
- Menurut Bambang Pamungkas, Liga Indonesia dengan pemakaian tiga pemain asing akan punya dampak baik.
SKOR.id - Bambang Pamungkas punya jawaban panjang lebar saat ditanya siapa striker lokal favorit yang ada sekarang.
Ternyata, Bambang Pamungkas tak memilih nama secara spesifik, tetapi justru menguraikan masalah, mengusulkan solusi, dan mengapungkan harapan.
Melalui interview via channal YouTube Hanif & Randy Show, Bambang Pamungkas mendapatkan pertanyaan terakhir dari Hanif Sjahbandi.
Berada disamping Rendy Juliansyah sebagai dua host channel ini, Hanif bertanya ke Bepe, sapaan Bambang Pamungkas.
Berita Liga Indonesia Lainnya: 8 Pelatih Belanda untuk Klub Liga Indonesia, 2 Nama Tangani Skuad Garuda
"Sebagai sosok legend dan striker nomor satu di Indonesia....," ujar Hanif.
Belum selesai bicara untuk mengajukan pertanyaan, Bepe langsung menyela dan menilai hal itu berlebihan. Bepe tak mau disebut legenda.
Baca Juga: Esai Foto: Final SEA Games 2011, Kenangan Pahit Timnas Indonesia U-23 di Jakarta
"Gue enggak nyaman dipanggil legend, mantan pemain nasional saja, cukup," tutur lelaki asal Getas, Kabupaten Semarang yang langsung membuat juniornya minta maaf dan meneruskan pertanyaan.
"Sebagai striker Indonesia dan top skor sepanjang masa timnas Indonesia, adakah striker favorit sampeyan saat ini dari Indonesia," ujar Hanif.
Jawaban Bepe mengejutkan walau dengan nada bergurau, dia menyebut Rendy Juliansyah. "Tetapi, dia (Rendy) sedang cedera," kata Bepe menjawab lalu diikuti tertawanya Hanif.
Lalu setelah menjawab itu, Bepe menegaskan secara fair kalau di Indonesia saat ini banyak striker lokal yang minim kesempatan main atau tim tak memaksimalkan mereka.
Baca Juga: Suporter Pembuat Onar di Liga Vietnam Dijatuhi Hukuman Penjara Empat Tahun
"Mereka (para striker murni) banyak yang tak dimaksimalkan untuk tim utama. Lalu, mereka memilih bermain lebih minggir karena merasa takut jadi striker (target man)," ucap Bepe.
"Saya katakan, mereka takut bukan karena tak punya kemampuan, tetapi karena mereka pada akhirnya tak punya tempat," tuturnya.
"Jujur, jaman saya dulu, saya memang ingin menjadi target man. Jadi mulai kecil, saya berlatih untuk fokus di situ."
Bepe lalu mengatakan, sekarang banyak punya striker punya kemampuan bagus, tetapi akhirnnya memilih bermain ke pinggir karena takut tak bisa dapat tempat utama timnya.
Efek semua ini diakui Bepe tak ada lagi sriker target man yang tumbuh secara alami dari pemain lokal Indonesia.
Baca Juga: Liga Thailand 2020 Resmi Berputar Mulai September dan Selesai 2021
Bepe lalu menyebut ada beberapa striker lokal punya potensi, salah satunya Lerby Eliandri. Namun mereka pada akhirnya kalah bersaing pada posisi inti.
Menurut Bepe, para striker lokal potensial ini kalah dengan pemain naturalisasi di timnas Indonesia dan gagal bersaing dengan pesepak bola asing pada level klub.
"Ini yang sebenarnya harus jadi koreksi kita bersama. Saya inginnya, one day regulasi kita (Liga Indonesia) hanya memakai tiga pemain asing seperti jaman saya dulu," ujar Bepe.
"Jaman dulu, tiga pemain asing yang main dan satu cadangan, Jadi jika satu ditarik, baru satunya bisa main. Mau tak mau ada spot buat pemain lokal."
"Jadi setelah itu, ada striker lokal yang tumbuh. Waktu itu ada saya, Budi Sudarsono, Gendut Doni, ALiyudin dan notabene kami itu masuk timnas Indonesia pada usia 20-an," katanya.
Baca Juga: Gendut Doni: Saya dan Bambang Pamungkas Sering Main Tarkam
Bepe lalu menegaskan, jika ingin ada striker lokal yang mumpuni maka kesempatan untuk mereka juga harus ada dan terbuka.
Eks-pemain Selangor FA ini juga melarang komplain kalau Indonesia tak lagi punya striker lokal bertipe target man yang punya kualitas bagus.