- Direktur PT Putra Sleman Sembada (PSS) Hempri Suyatna mengatakan suporter menjadi salah satu faktor penting sebuah tim termasuk PSS Sleman.
- PSS Sleman kehilangan dukungan suporter mereka pada awal Liga 1 2020 karena adanya aksi boikot dari pendukungnya.
- Pada 2020, PSS Sleman menjalani musim kedua mereka ada di kasta tertinggi Liga Indonesia atau Liga 1.
SKOR.id - Kontestan Liga 1 2020, PSS Sleman baru saja memperingati hari jadi yang ke-44 tahun pada Rabu (20/5/2020).
Terkait momen ulang tahun klub dengan julukan Elang Jawa ini, Direktur PT Putra Sleman Sembada (PSS) Hempri Suyatna mempunyai harapan khusus.
Asa Hempri ini terkait kehadiran suporter bagi tim yang berkandang di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman ini.
Hempri mengatakan, suporter tak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor penting bagi sebuah tim termasuk PSS Sleman.
Berita PSS Sleman Lainnya: Refleksi 44 Tahun PSS Sleman, Merobek Stigma Lakuning Geni
Ini yang kemudian tak heran jika suporter selalu diidentikkan sebagai pemain ke-12 sebuah klub.
Baca Juga: Gede Widiade: PT LIB Harusnya Dipimpin Orang Profesional
Terkait HUT ke-44 PSS Sleman tahun ini, Hempri berharap skuad Elang Jawa semakin dekat dengan mimpinya yakni berlaga pada level Asia.
Oleh karenanya, dia berharap dukungan berbagai pihak termasuk tentunya kelompok suporter PSS.
Selama ini, ada dua ordo besar kelompok suporter yang dimiliki PSS Sleman. Dari tribune selatan ada Brigata Curva Sud atau BCS serta di tribune utara ada Slemania.
"Tentu, kami butuh dukungan suporter. Harapannya jika kompetisi bergulir nanti, suporter bisa kembali memberikan dukungan terbaiknya,” kata Hempri.
Memang, PSS harus kehilangan dukungan suporternya pada tiga laga awal Liga 1 2020.
Aksi boikot salah satu ordo suporter Elang Jawa untuk tidak hadir langsung di stadion untuk memberikan dukungan pada Bagus Nirwanto dan kolega terlihat.
Baca Juga: Manajer PSCS Berharap Direksi Baru PT LIB Paham Sepak Bola dan Profesional
Pada laga kandang PSS melawan Tira Persikabo untuk pekan kedua Liga 1 2020, itu jelas terlihat dan terasa.
Tribune penonton sangatlah sepi. Bahkan, tribune selatan yang biasanya diisi tidak kurang dari 8.000 personel BCS tampak kosong melompong.
Ini tentunya juga mempengaruhi semangat dan motivasi pemain yang bertanding di lapangan.
Boikot dilakukan karena ada delapan tuntutan yang dilontarkan oleh suporter pada manajemen PSS yang belum dapat terpenuhi.
PSS pada musim 2020 adalah menjadi musim keduanya di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Baca Juga: Timnas Laos Bisa Segera ''Mengungguli'' Timnas Indonesia
Sebelumnya, PSS harus bersabar dengan menunggu sekitar 12 tahun untuk dapat kembali ke kasta paling bergengsi negeri ini.
PSS Sleman hadir pada Liga 1 2019 sebagai tim promosi. Semusim sebelumnya, mereka tampil sebagai juara Liga 2 2018.